Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan akan menggelar uji emisi bersama pemerintah daerah se-Jabodetabek menanggapi buruknya kualitas udara Jakarta. Pemprov DKI Jakarta telah bertemu dengan Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (Ditjen PPKL KLHK) soal rencana ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Jadi mungkin dalam waktu dekat kami akan kumpul lagi dengan semua Kadis se-Jabodetabek,” kata Asep saat ditemui di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu, 17 Juni 2023.
Kendaraan bermotor jadi sumber utama polusi udara
Menanggapi buruknya kualitas udara Jakarta beberapa waktu terakhir, dia mengungkapkan sumber polusi udara terbesar di Ibu Kota berasal dari kendaraan bermotor, yaitu dari sektor transportasi hampir 67 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Itu menandakan bahwa memang sudah seharusnya warga Jakarta aware terhadap kondisi kendaraannya,” ujarnya.
Anak buah Heru Budi itu pun mengimbau warga untuk melakukan uji emisi dan menggunakan bahan bakar ramah lingkungan. Bahkan ia menyarankan untuk pindah ke sarana transportasi publik. Ia mengklaim sarana transportasi umum di Jakarta cukup memadai.
“Kita kerja sama dengan Pemerintah Pusat untuk memperbaiki transportasi di Jakarta, sehingga mudah-mudahan ke depannya kesadaran masyarakat menggunakan transportasi publik juga semakin banyak,” katanya.
Hasil uji emisi belum bisa dibeberkan
Meski begitu, DLH DKI Jakarta belum bisa membeberkan hasil uji emisi yang telah dilakukan selama ini apakah berdampak terhadap perbaikan kualitas udara Jakarta. Sebab, polusi udara yang berujung pada buruknya kualitas udara terjadi bukan hanya karena gas buangan kendaraan.
“Kalau bicara polusi udara, kan, memang tidak terlepas dari bermacam hal,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI, Asep Kusawanto.
Ragam langkah Pemprov DKI perbaiki kualitas udara Jakarta
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan atau Dishub DKI, Syafrin Liputo terus berupaya memperbaiki kualitas udara Jakarta karena buruknya kualitas udara ibu kota belakangan ini.
“Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI untuk sektor transportasi,” kata dia saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa, 13 Juni 2023.
Dia mengatakan salah satu upaya yang telah dilakukan Dishub DKI, yaitu melalui kebijakan ganjil genap. Namun, kebijakan ini belum mampu meminimalisir penggunaan kendaraan lantaran masih adanya masyarakat yang menambah kendaraan mobil.
“Kemudian kita mendorong untuk dilakukan akselerasi terhadap program uji emisi, sehingga yang nantinya akan lewat di jalur, jalan-jalan di Jakarta itu harus yang sudah lulus uji emisi,” ujarnya.
Menurutnya, untuk percepatan itu dilakukan disinsentif tarif parkir, sehingga bagi yang tidak lulus uji emisi, kemudian yang bersangkutan parkir di tempat yang dikelola oleh Pemprov DKI, maka dikenakan tarif parkir tertinggi.
“Yang tadinya Rp 5 ribu sekarang yang tertinggi Rp 7 ribu,” kata Syafrin.
Dengan demikian, pihaknya berharap ada kesadaran individu pemilik kendaraan bermotor untuk melakukan perawatan kendaraan secara baik, sehingga tidak mengeluarkan emisi yang melebihi ambang batas yang ditetapkan.
Berikutnya, Dishub DKI mendorong operasional armada angkutan umum Transjakarta, khususnya untuk menggunakan bus listrik ke depannya.Syafrin pun menyampaikan dengan capaian 2 juta kilometer oleh bus listrik Transjakarta ekuivalen dengan mereduksi 5,5 juta ton karbon (CO2). Selain itu, pihaknya mendorong masyarakat menggunakan mobil listrik.
“Kendaraan pribadi ada disinsentif begitu uji emisi. Untuk mobil listrik ada insentif yang sudah dikeluarkan, yaitu BBNKB nol rupiah di Jakarta, kemudian bebas ganjil genap,” kata dia.
Sebab, kata dia, berdasarkan hitungan Dinas Lingkungan Hidup, polusi udara di Jakarta sebanyak 59 persen disumbang oleh kendaraan bermotor yang sebelumnya di angka 70 sampai dengan 76 persen.
Ia menilai dengan berbagai upaya, seperti penanaman pohon, penghijauan, kemudian mendorong penggunaan bus listrik, uji emisi secara masif bisa menurunkan sekitar 11 persen emisi kendaraan bermotor sumber pencemaran di Jakarta.
Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono secara bercanda menjawab soal memburuknya kualitas udara Jakarta belakangan ini. "Saya tiup aja," katanya.
Sumber polusi udara menurut Pemprov DKI
Musim kemarau, kata dia, turut menyebabkan buruknya kualitas udara Jakarta. “Jadi, biasanya dari Juni-September saat musim kemarau pasti udara Jakarta buruk,” ujarnya.
Menurut dia, cuaca yang panas terik dan kering ditambah dengan gas buangan dari kendaraan menyebabkan kualitas udara menjadi buruk lantaran meningkatnya polusi.
“Karena memang tidak ada hujan, panas terik, kemudian transportasi juga, kan, tetap banyak kemudian sektor industri yang masih menyumbang polusi,” kata anak buah Heru Budi itu.
Tidak hanya itu, Asep mengatakan di Juni-Desember biasanya kondisi di ibu kota sedang sibuk. Mengingat, adanya berbagai proyek pembangunan di Jakarta.
“Faktor-faktor itu memang menyebabkan kondisi udara di Jakarta semakin memburuk dan itu harus menjadi perhatian warga DKI,” ucapnya.
Jakarta duduki duduki posisi ketiga sebagai kota dengan kualitas udara terburuk
Pada Sabtu, 17 Juni 2023 pukul 15.52 WIB, IQAir mencatat kualitas udara Jakarta tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan AQI US 105. Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 7.4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.
Sebelumnya, Kualitas udara Jakarta berdasarkan data IQAir menduduki posisi ketiga sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Kamis, 15 Juni 2023, pukul 13.15 WIB
Kualitas udara di Jakarta mencapai AQI US 141 atau berada di posisi ketiga udara terburuk setelah Minneapolis, Amerika Serikat yang berada di urutan pertama dengan AQI US 191 dan Doha, Qatar di urutan kedua dengan AQI US 149.
MUTIA YUANTISYA | MIRZA BAGASKARA