Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Rainbow Warrior Dukung Perjuangan Nelayan Pertahankan Pulau Pari

Kapal Rainbow Warrior milik Greenpeace menyambangi Pulau Pari sebagai bentuk dukungan atas perjuangan nelayan mempertahankan tempat tinggal mereka.

9 Mei 2018 | 18.15 WIB

Puluhan kapal nelayan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta,mengelilingi kapal Rainbow Warrior milik organisasi lingkungan internasional Greenpeace pada Rabu, 9 Mei 2018. Aksi solidaritas ini berkaitan dengan sengketa tanah yang saat ini dihadapi warga melawan pengembang PT Bumi Pari Asri. FOTO:Tempo/Fajar Pebrianto
material-symbols:fullscreenPerbesar
Puluhan kapal nelayan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta,mengelilingi kapal Rainbow Warrior milik organisasi lingkungan internasional Greenpeace pada Rabu, 9 Mei 2018. Aksi solidaritas ini berkaitan dengan sengketa tanah yang saat ini dihadapi warga melawan pengembang PT Bumi Pari Asri. FOTO:Tempo/Fajar Pebrianto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan kapal nelayan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, berlayar menyambut kapal Rainbow Warrior milik organisasi lingkungan hidup internasional, Greenpeace, Rabu siang. Aksi ini merupakan bagian dari kampanye pelestarian alam yang diinisiasi warga dan Koalisi Selamatkan Pulau Pari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Ini aksi solidaritas bersama," kata Tigor Hutapea, anggota Koalisi, kepada Tempo di Pulau Pari, Jakarta, Rabu, 9 Mei 2018. Sebab, kata Tigor, masalah yang dihadapi oleh warga Pari telah mendapat sorotan dari masyarakat internasional.

Baca: Tolak Kriminalisasi, Warga Pulau Pari Borgol Tangan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kapal berukuran 800 gross tonnage (GT) dengan warna hijau lumut ini mendekat ke perairan Pulau Pari sekitar pukul 12.00 WIB. Tak lama, nelayan dan anggota Koalisi pun langsung mengebut mesin kapal dari dermaga pulau mengejar Rainbow Warrior. Lokasinya sekitar 1,5 kilometer dari bibir pantai.

Kapal Rainbow Warrior milik organisasi lingkungan hidup internasional Greenpeace berlayar di sekitar perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Rabu, 9 Mei 2018. FOTO: Tempo/Fajar Pebrianto

Sejak beranjak dari dermaga, puluhan kapal nelayan ini sebenarnya telah dipasangi spanduk solidaritas. Tulisannya beragam, seperti "Beri kami hak atas tempat tinggal dan kelola Pulau Pari" dan "Save Pulau Pari". Tak ayal, aksi ini menarik perhatian puluhan kru Rainbow Warrior. Mereka berdiri di dek kapal seraya melambaikan tangan kepada para nelayan.

Kapal Rainbow Warrior menjadi aset unik dalam perjuangan Greenpeace menyelamatkan lingkungan. Rainbow Warrior kerap berlayar ke kawasan terpencil untuk melihat langsung isu-isu yang ada di lingkungan dan tak jarang langsung beraksi menghadapi perusakan lingkungan.

Di sisi lain, sejumlah persoalan terjadi di Pulau Pari dan belum kunjung usai. Pertama, sengketa dengan PT Bumi Pari Asri. Warga Pulau Pari diminta mengosongkan tempat tinggal dan tanah mereka oleh PT Bumi Pari Asri. Sebab, lahan yang ditempati warga diklaim telah menjadi milik perusahaan.

Baca: Kapal Greenpeace, Rainbow Warrior, Akan Berlabuh di Pulau Pari

Masalah lain juga terjadi pada Sabtu kemarin, 5 Mei 2018. Sebanyak 370 meter persegi terumbu karang di Pulau Pari rusak akibat tertabrak Kapal Gandha Nusantara 15 yang berlayar dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ke Pulau Tidung, beberapa kilometer dari Pulau Pari.

Kedatangan Rainbow Warrior ini memang telah diketahui. Saat pertama kali berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok pada 24 April lalu, anggota Koalisi mengajak kapten kapal mampir ke Pulau Pari.

Ternyata, kapten Rainbow Warrior menepati janjinya. "Mereka telah mengetahui persoalan di sini dan mereka mendukung hak warga atas pulau ini, hak warga dalam mengelola ecotourism secara mandiri," kata Tigor.

Aksi kampanye ini berakhir sekitar pukul 13.30 WIB. Puluhan kapal nelayan Pulau Pari kembali bertolak ke pelabuhan. Sedangkan Rainbow Warrior langsung beranjak meninggalkan laut Indonesia menuju Thailand.

Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus