Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Razia memburu hadiah

Upaya pemerintah kota madya jambi dalam mengejar adipura ke-5 kalinya, menggerebek praktek pela- curan di daerah gudang merah. delapan pria tunasu- sila yang terjaring diinapkan di polsek.

31 Agustus 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CITRA kota yang bersih patut dijaga secara gigih. Apalagi menyangkut urusan yang bikin risi, seperti di daerah pusat Kota Madya Jambi. Yaitu, sekitar Jalan Sam Ratulangi di kawasan Gudang Merah, kok ada lokasi lampu merah? Padahal, kota di tepi Sungai Batanghari ini sudah empat kali meraih Adipura, itu lambang kota terbersih di Indonesia. Masuk dalam Kecamatan Pasar Jambi, tanah 600 m2 yang bersemak itu belakangan ditumbuhi gubuk kardus. Begitu malam turun, di situ berlangsung jual-beli diri. "Saya kesal, tempat ini jadi sial. Tiap pagi ada saja tanda mesum berceceran," ujar Adam Jaya, 57 tahun. Ketua kelompok pedagang rombeng ini bersama sejawatnya berjualan tidak jauh dari sana. Ketika api melahap gubuk liar tadi, Adam mengaku ikut mengobarkannya. Namun, beberapa hari kemudian si gubuk kardus muncul lagi. "Menjelang HUT ke-46 Kemerdekaan RI Kota Jambi harus bersih dari praktek pelacuran," ujar Camat Hasbi Kamaruddin kepada aparat kecamatan. Didampingi Kapolsek Kapten Nico Nomene, 53 tahun, belasan petugas dikerahkan. Hasbi sendiri langsung memimpin penggerebekan. Kejar sana sergap sini, suasananya mirip kucing memburu tikus. Cewek-cewek lari serabutan seraya berpengkingan. Dari puluhan penjaja kemesuman itu dua terjaring, plus delapan PTS atau pria tunasusila. Mereka digelandang ke kantor camat, sekitar seratus meter dari sana. "Kalian cewek-cewek, cobalah mencari kerja halal. Apa tidak malu merendahkan diri seperti itu? Apa tidak mikir, kerja kalian merusak laki-laki?" sembur Hasbi. Kepada sesama kaumnya, Hasbi mengingatkan, "Apa tidak takut barangmu buntung?" Para PTS itu mengaku baru sekali ini ke sana, tapi Nico sangsi. Mereka umumnya buruh pelabuhan yang tidak punya rumah, dan lokasi yang menggiurkan itu dekat dengan tempat mereka bekerja. "Mereka tertarik karena tarifnya murah," kata Nico kepada Taufik Alwie dari TEMPO. Sekadar pengalaman tambahan bagi para PTS tadi, Nico menginapkan mereka dua malam di Polsek Pasar Jambi. Urusan belukar mesum tadi dibenahi, konon, erat kaitannya dengan upaya pemerintah Kota Jambi mengejar Adipura yang ke-5 kalinya, tahun depan. Namun, tidak berarti tanpa iming-iming hadiah, belukar itu dibiarkan bikin semak di hati penduduk. Ed Zoelverdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus