Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Rehabilitasi berat 119 gedung sekolah di lima kota di Jakarta pada 2017 ditengarai bermasalah. Inspektorat DKI Jakarta tengah menyelidiki dugaan pelanggaran dalam pelaksanaan renovasi sekolah dengan pagu anggaran daerah sekitar Rp 196,6 miliar itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Inspektorat DKI Michael Rolandi mengatakan lembaganya tengah menelisik apakah kontraktor proyek tersebut, PT Murni Konstruksi Indonesia, merenovasi 119 sekolah sesuai dengan kontrak atau tidak. Inspektorat juga menelusuri dugaan manipulasi material konstruksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak. “Makanya dicek secara menyeluruh,” ujar Michael di Balai Kota, Selasa, 10 Juli 2018.
Rehabilitasi berat 119 sekolah di Ibu Kota menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2017. PT Murni Konstruksi memenangi lelang renovasi sekolah itu dengan harga penawaran Rp 180,2 miliar. Adapun nilai harga perkiraan sendiri proyek itu Rp 191,8 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tempo menelusuri hasil renovasi lima gedung sekolah di wilayah Jakarta Barat. Di sekolah-sekolah tersebut, gedung yang baru selesai direhabilitasi awal tahun ini mulai rusak.
Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Barat Tajudin Nur mengungkapkan hasil renovasi tujuh gedung sekolah di wilayahnya oleh Murni Konstruksi tidak maksimal. Dia mencontohkan masih adanya keran yang bocor dan kamar mandi yang rusak setelah renovasi itu. “Pihak sekolah yang menyampaikan itu (kekurangan setelah renovasi),” tutur Tajudin.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Adi Deriyan mengatakan polisi masih menyelidiki dugaan pelanggaran renovasi 119 sekolah itu. Menurut dia, ada indikasi korupsi dalam proyek rehabilitasi berat sekolah tersebut. “Indikasinya ada nilai harga yang di-markup (diperbesar),” kata Adi.
Polisi telah memanggil sejumlah saksi untuk dimintai keterangan terkait dengan proyek itu. Menurut Adi, polisi bakal memanggil kepala dinas pendidikan, penyedia jasa, konsultan pengawas, dan kepala sekolah untuk menjelaskan renovasi sekolah tersebut.
Michael menambahkan, sudah ada beberapa orang yang dimintai keterangan oleh polisi terkait dengan proyek rehabilitasi berat sekolah itu. Inspektorat juga tengah mengkaji apakah perlu pendalaman lebih lanjut, seperti investigasi dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu, untuk menyelidiki dugaan pelanggaran proyek itu.
Penyelidikan inspektorat atas dugaan pelanggaran itu akan diperpanjang hingga pertengahan bulan ini. “Saya belum bisa paparkan hasilnya karena pengecekan masih jalan,” tutur Michael.
Direktur PT Murni Konstruksi Indonesia J. Sahat Monte mengatakan perusahaannya telah menyelesaikan seluruh pengerjaan rehabilitasi berat 119 sekolah. Dia tak menampik sempat ada komplain dari sekolah dan pengawas terkait dengan pengerjaan tersebut. "Ada komplain, tapi saya tidak tahu persis, coba nanya ke direktur utama," kata Sahat.