Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamanan di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) pascarekapitulasi hasil Pemilu 2019 diperketat. Ribuan petugas gabungan polisi dan TNI sudah bersiaga di depannya sejak pagi tadi, Selasa, 21 Mei 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Polisi sudah memblokade dua ruas Jalan Imam Bonjol, yang tepat berada di depan gedung KPU dengan kawat berduri. Kendaraan taktis seperti water cannon dan barakuda disiagakan. "Tidak perlu ragu untuk bertindak selama masih dalam aturan yang ada,” kata Kepala Pengamanan Objek KPU Komisaris Besar Edison dalam apel pengamanan yang diikuti personel kepolisian dan TNI, Senin pagi, 22 Mei 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Edison meminta personel memahami tugas pokok dan fungsi menurut Perkap Nomor 16 tahun 2006 tentang pengendalian massa. “Ikuti itu dengan tanggung jawab.” Ia meminta para petugas tidak takut bertindak dalam menghadapi massa yang akan unjuk rasa.
Apel pengamanan diikuti personel kepolisian dari satuan Brimob, Polisi Satwa, hingga Korps Marinir TNI.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono menerangkan sebanyak 45 ribu personel gabungan dari Polri dan TNI disiapkan untuk menyambut penetapan hasil Pemilu 2019 pada 22 Mei 2019. Mereka akan mengawal demonstrasi dan menjaga sejumlah obyek vital.
Rencananya, massa Persaudaraan Alumni 212 menyatakan akan menyelenggarakan Aksi 22 Mei atau Ifthor Akbar 212 di kantor KPU pada 21 dan 22 Mei. Mereka menuntut agar KPU menghentikan pengumuman hasil penghitungan suara. Namun KPU telah menyelesaikan penghitungan suara dini hari tadi.
Hasilnya pasangan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin unggul dengan 85.607.362 suara atau sebesar 55,50 persen. Sedangkan, pasangan calon nomor urut 02 Prabowo - Sandiaga Salahuddin Uno mendapat 68.650.239 suara atau sebesar 44,50 persen. Total jumlah sah pada pemilu 2019 mencapai 154.257.601.