Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Rezeki dari Pulau Christmas

Di Bawean ada sebuah kampung yang kebanyakan warganya merantau ke Pulau Christmas, Australia. Seratus warganya telah menjadi warga negara Australia.

12 November 2007 | 00.00 WIB

Rezeki dari Pulau Christmas
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Lokasi pulau milik Australia itu lebih dekat ke Jawa. Ya, Pulau Christmas adalah sebuah titik di Lautan Hindia. Dari selatan Jawa Barat pulau ini berjarak 360 kilometer. Waktu tempuhnya dari Jakarta kurang dari satu jam penerbangan. Sedangkan dari Perth, ibu kota Australia Barat, Pulau Christmas justru berjarak 2.650 kilometer.

Pulau Christmas, ke sanalah sebagian dari warga Bawean mengadu nasib. Ada sebuah desa di Bawean yang kebanyakan warganya merantau ke pulau itu. Desa itu bernama Lebak. Letaknya di Kecamatan Sangkapura, Bawean.

Datang ke sana, Anda akan tercengang melihat di tengah desa berdiri sebuah masjid megah. Masjid itu bernama Masjid Jamik Al-Ikhram. Kubahnya kuning. Sebagian bangunan masjid berlapis marmer. Bangunannya mendapat sentuhan arsitektur Eropa. Masjid itulah lambang keberhasilan warga Desa Lebak di Australia.

Kepala Desa Lebak, Dufah, mengatakan bahwa 100 warga Lebak kini bukan sekadar TKI yang bekerja di Pulau Christmas. Mereka telah menjadi warga negara Australia. Sebagian dari mereka beranak pinak dan menetap di sana. Mereka membentuk komunitas Bawean di Pulau Christmas. ”Mereka yang mengirim uang ke kampung halaman,” katanya.

Sejumlah tetua desa yang dijumpai Tempo menuturkan, hubungan desa itu dengan Pulau Christmas bermula dari tahun 1960-an. Pada 1960 ada seorang pemuda desa bernama Miftah (kini telah meninggal) merantau ke Pulau Christmas. Di sana pemuda Miftah bekerja di pertambangan emas. Jutah, 55 tahun, anak tertua Miftah yang masih tinggal di Bawean, berkisah bahwa beberapa tahun kemudian bapaknya pulang sementara ke Bawean. Lalu Miftah menikahi perempuan bernama Nasifah, ibunda Jutah. Miftah memboyong istrinya merantau ke sana. Tak lupa, Miftah mengiming-imingi tiga temannya, Dofir, Majid, dan Marzuki, sehingga kepincut bekerja di Australia. ”Inilah awal mula kejayaan orang Lebak Bawean di Australia,” kata Jutah.

Miftah, seperti orang Bawean kebanyakan, adalah pemeluk Islam taat. Kolega dia di pertambangan emas Pulau Christmas juga mempekerjakan orang Malaysia dan Brunei yang beragama Islam. Namun, karena Miftah dipandang paling menguasai Islam dibanding yang lain, ia pun diangkat menjadi imam salat di masjid kawasan pertambangan. Ia dan tiga temannya tadi dipercaya menjadi takmir (pengurus masjid) salah satu masjid di Pulau Christmas.

Komunitas muslim di Christmas selanjutnya mempercayai Miftah untuk mencari muazin (penyeru azan) dan takmir (pengurus) untuk masjid lainnya. Pilihan Miftah pun tak jauh-jauh; ia mendapatkannya di antara sanak kerabat dan tetangganya di Lebak Bawean. Maka beramai-ramailah pemuda Lebak kala itu bermigrasi ke Pulau Christmas. Sebagian dari mereka menjadi juru dakwah. Seorang warga Bawean bernama Ghufron, kata Jutah, bahkan menjadi penghulu terkenal di Christmas. ”Hampir semua muslim Christmas Island mengenal dia,” katanya.

Dulu, pada 1960-an hingga awal 1990-an, para perantau Bawean di Australia mudik jika Lebaran tiba. Kini sebagain besar mereka telah menetap di Pulau Christmas. Dan tradisi mudik pun sedikit luntur. Jutah pun bermohon maaf dengan sanak keluarga di Pulau Christmas lewat telepon tahun ini. Kisah pemuda Lebak pulang mudik membawa dolar Australia pun tak seheboh dulu.

Sunudyantoro, Rohman Taufiq

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus