Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komite Eksekutif (Exco) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Arya Sinulingga, menuturkan ada sentimen politik di balik kritikan publik terhadap tergenangnya lapangan utama Jakarta International Stadium atau JIS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau dilihat netizen (yang kritik) lebih banyak kepada yang berhubungan sama politik, bukan yang paham sepakbola," kata Arya Sinulingga ketika ditelepon, Ahad, 26 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, kritikan tergenangnya JIS itu perlu difilter, mana kritik yang benar dan mana kritik yang mengandung sentimen politik. "Kami hindari, lah, politik-politik yang seperti ini. Kami maju terus aja," ujarnya.
Lapangan utama JIS tergenang air saat hujan turun jelang pertandingan antara Timnas Brasil U-17 vs Timnas Argentina U-17 pada Jumat kemarin. Akibatnya kick off laga Piala Dunia U-17 2023 itu harus ditunda 30 menit.
Meski lapangan JIS sempat tergenang, Arya menilai kondisi itu tidak mempengaruhi jalannya pertandingan. Ia mengklaim aliran dan pantulan bola lancar. "Mereka (pemain) aja enggak mengeluh. Yang mengeluh lebih banyak netizen itu," ucap dia.
Kondisi JIS yang tergenang ini menimbulkan reaksi publik di sosial media. Mereka mengkritik keputusan PSSI yang mengganti rumput JIS.
Publik juga membanding-bandingkan dengan ketahanan lapangan JIS menyerap hujan sebelum diganti dengan rumput yang sekarang.
Arya menuturkan, penggantian rumput JIS ini atas rekomendasi FIFA. Menurut dia, apabila rumput JIS tidak diganti, maka JIS tidak memenuhi standar FIFA untuk menggelar pertandingan sepakbola.
Ia menilai, penyebab terjadinya genangan di lapangan JIS akibat drainase yang tidak bagus. Namun, hal ini dibantah oleh Direktur Utama PT Jakarta Propertindo atau Jakpro Iwan Taqwin yang mengklaim drainase berfungsi dengan baik. Iwan Taqwin justru menyalahkan curah hujan yang tinggi.
Pilihan Editor: Lemkapi: Praperadilan Firli Bahuri tak Perlu Dirisaukan