Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Rumput dewa

Wayan misi, 40, penduduk denpasar, bali yang berni aga rumput laut mengalami rugi terus. ia merasa usahanya tak direstui ida bethara, penguasa laut selatan. kemungkinan syarat untuk upacara korban kurang.

6 Oktober 1990 | 00.00 WIB

Rumput dewa
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
KALAU tak pandai menari janganlah ~lantai yang disalahkan. Lain pula Wayan Misi, 40 tahun, penduduk Denpasar, Bali. Ia telanjur "menari" di rumput laut. Ayah satu anak ini mencoba berniaga rumput laut. Dalam tempo setahun bukan hanya modal, malah rumah dan mobilnya ikut ditelan gelombang. Padahal, menurut hitungan di atas kertas, untungnya lumayan. "Saya beli Rp 200 sekilo. Di Surabaya laku Rp 275. Setelah dipotong angkutan dan buruh, saya bisa untung Rp 50 per kilo. Coba kalikan 20 ton per hari, saya mestinya jadi orang kaya," begitu ia bercerita kepada Nengah Wedja dari TEMPO. Yang terjadi adalah sebaliknya. Kerugian yang dialaminya, kata Misi, karena tak direstui Ida Bethara -- yang dipercaya sebagai penguasa laut selatan. Sebagai penganut Hindu, ia melaksanakan upacara korban: itik berbulu hitam dan ayam putih dicemplungkan ke laut. "Memang, untuk sekejap saya bisa bekerja tenang. Tapi mungkin karena masih kurang syaratnya, saya akhirnya hancur," katanya. "Saya barangkali salah, kenapa barang milik orang saya jual. Dan saya difitnah," ujarnya. Ia ini seraya membenarkan sas-sus bahwa dewata murka padanya karena memperdagangkan hasil laut itu. "Mana ada orang kaya dari menjualbelikan hasil laut," tambahnya. Misi agaknya lupa bahwa orang Jepang, misalnya, bisa kaya tak sekadar main rumput dewa, eh, rumput laut. Bahkan, bila mungkin melego seantero hasil laut yang ada sejauh ini toh tidak pernah terdengar mereka rugi. Hayo, ya kan?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus