Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DI hari Lebaran pada Ahad pekan lalu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin malah gelisah di rumahnya. Ia mendapat kabar bahwa acara open house Presiden Joko Widodo dengan masyarakat di Istana Negara sudah berakhir pada pukul 11.30. Padahal Presiden sudah menyediakan waktu bertemu dengannya seusai acara itu.
Seusai salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal empat jam sebelumnya, Lukman melapor kepada Jokowi bahwa perwakilan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia ingin bertemu dengan Presiden untuk bersilaturahmi. Jokowi langsung setuju. Ia meminta Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyiapkan waktu setelah open house.
Masalahnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengabarkan tim GNPF belum datang ke kantornya untuk berangkat bareng ke Istana Negara. Lukman juga mendapat kabar bahwa Presiden sudah bertolak ke rumah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebelum kembali ke Istana Bogor. "Saya berpikir pertemuan ini gagal," kata Lukman kepada Tempo pada Kamis pekan lalu.
Lukman lalu mengontak Pratikno agar Presiden kembali ke Istana Negara sebelum ke Bogor. Wiranto juga meminta Pratikno menyampaikan kepada Presiden agar bersedia menunda agenda untuk menerima tim GNPF. Ia mengirim foto tim GNPF yang sudah tiba di kantornya ke telepon seluler Pratikno. Jokowi setuju.
Rupanya, rombongan yang terdiri atas tujuh orang dan dipimpin Ketua GNPF Bachtiar Nasir itu terjebak macet di Casablanca. Ojek langka di hari Lebaran. Mereka meminta seorang pengendara Toyota Avanza yang melaju ke arah sebaliknya, yang tak macet, mengantar ke kantor Wiranto di Jalan Merdeka Barat, di seberang Istana.
Bachtiar Nasir meminta waktu bertemu dengan Presiden melalui Lukman sehari sebelum Lebaran. Lobi lain melalui Wiranto lewat pengacara Rizieq Syihab, Kapitra Ampera. Setelah Lukman mendapat persetujuan dari Jokowi di Istiqlal, Wiranto meneruskan waktu pertemuan setelah open house kepada Kapitra.
Ide silaturahmi itu bermula dari surat Kapitra kepada Jokowi dua pekan lalu. Sebagai pengacara Rizieq Syihab, ia memprotes penetapan Imam Besar Front Pembela Islam itu sebagai tersangka dengan tuduhan memproduksi konten pornografi dalam percakapan mesum dengan Firza Husein, perempuan yang bukan istrinya, yang tersebar di media sosial. Kapitra mengeluhkan bukti-bukti atas tuduhan itu diperoleh polisi dari sumber tak valid.
Presiden meneruskan surat itu kepada Wiranto. Panglima Angkatan Bersenjata RI zaman Orde Baru ini pun memanggil Kapitra ke rumah dinasnya untuk meminta penjelasan tentang isi surat itu. Menurut Kapitra, surat itu ditulis atas permintaan Rizieq Syihab, yang melarikan diri ke Arab Saudi sebulan sebelum menjadi tersangka dan tak pulang hingga hari ini. "Kami sampaikan ingin berdialog dengan Presiden," kata Kapitra.
Bachtiar Nasir mengkonfirmasi keinginan bertemu dengan Presiden lewat Lukman dan Wiranto. Karena itu, mereka mampir ke kantor Wiranto sebelum menuju Istana Negara.
Pertemuan itu pun terjadi di ruang oval Istana Negara. Tim GNPF tiba hampir tengah hari. Bachtiar Nasir diiringi Zaitun Rasmin, Yusuf Muhammad Martak, Muhammad Lutfi Hakim, Muchsin, Deni, dan Kapitra. Sedangkan Presiden didampingi Lukman, Wiranto, dan Pratikno.
Kepada Presiden, Bachtiar mengatakan polisi telah mengkriminalisasi ulama, termasuk menyematkan status tersangka kepada Rizieq. "Setelah ini, akan ada komunikasi yang baik melalui Menko Polhukam," ujarnya.
"Mereka menyampaikan kepada Presiden bahwa kasus Habib Rizieq dicari-cari. Istilah mereka kriminalisasi dan mereka meminta semua itu dihentikan," Lukman menambahkan.
Mendapat permintaan itu, kata Lukman, Presiden menyebutkan, "Sekali itu dipenuhi, akan datang jutaan orang menyampaikan permintaan yang sama." Pertemuan itu berlangsung 40 menit. Bachtiar, Kapitra, dan Jokowi, menurut Lukman, mendominasi pembicaraan. Ia dan Wiranto lebih banyak menyimak.
Bachtiar mengatakan akan menyampaikan jawaban Presiden itu kepada Rizieq. "Semua dikoordinasi," ujarnya. Kapitra menambahkan, "Habib Rizieq titip salam untuk Presiden."
RIZIEQ dan GNPF-MUI sesungguhnya sudah lama ingin bertemu dengan Jokowi. Apalagi setelah namanya sering dilaporkan ke polisi. Tapi keinginan mereka selalu bertepuk sebelah tangan. "Saat itu kami kehilangan cara berkomunikasi dengan Presiden," ujar Bachtiar Nasir.
Hujan gugatan terhadap Rizieq terjadi sejak Desember tahun lalu. Sugito Atmo Prawiro, pengacara lain Rizieq Syihab, mengatakan laporan-laporan itu terjadi karena Rizieq menjadi motor penggerak demonstrasi besar 2 Desember 2016 yang menuntut Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dipenjarakan. Dia menuduh Basuki, yang beragama Kristen, menodai Islam karena berpidato menyitir Surat Al-Maidah ayat 51.
Di Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya saja, Rizieq dilaporkan sedikitnya dalam lima perkara. Ia, misalnya, dilaporkan mengumbar ujaran kebencian karena dalam ceramahnya menyebut logo Bank Indonesia pada uang kertas rupiah baru sama dengan gambar palu-arit, lambang Partai Komunis.
Kepolisian Daerah Jawa Barat juga menerima banyak laporan soal Rizieq. Pada Januari lalu, Polda Jawa Barat menetapkan Rizieq sebagai tersangka karena menghina lambang negara. Dalam salah satu ceramahnya di Bandung, ia mengatakan, "Pada Pancasila Sukarno, Ketuhanan ada di pantat."
Belakangan, Rizieq juga dilaporkan sebuah organisasi karena meminta Firza Husein bugil diiringi percakapan mesum. Capture percakapan melalui WhatsApp itu beredar di media sosial. Polisi menetapkan Rizieq sebagai tersangka atas laporan ini setelah memastikan perempuan telanjang dalam foto itu adalah Firza dan nomor telepon yang dipakai dalam percakapan tersebut pernah dipakai Rizieq.
Tersangkut perkara hukum sebenarnya bukan hal baru bagi lulusan King Saud University, Riyadh, ini. Pada 2003, ia dihukum tujuh bulan penjara karena memerintahkan anggota FPI merusak tempat hiburan di Ibu Kota. Lima tahun kemudian, Rizieq divonis 1 tahun 6 bulan karena terlibat kerusuhan di Monumen Nasional.
Tak seperti saat mendapat tuduhan-tuduhan kekerasan, Rizieq memilih kabur ketika menjadi tersangka pornografi. Ketika masih di Jakarta, ia dan pengacaranya rajin menyambangi Wiranto di rumah dinasnya untuk meminta perkara itu dihentikan dengan dalih kriminalisasi. "Dengan Pak Wiranto, kami beberapa kali bertemu," ujar Kapitra. Ketika menerima Rizieq di rumah dinasnya, Februari lalu, Wiranto mengatakan, "Saya dan Habib Rizieq bersahabat sejak sebelum reformasi 1998."
Rizieq dan orang-orangnya juga menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor dan rumah dinas. Menurut Bachtiar, ia bertemu dengan Kalla tiga kali. Tema pembicaraan soal penilaian kriminalisasi terhadap Rizieq. Juru bicara Jusuf Kalla, Husain Abdullah, membenarkan adanya pertemuan-pertemuan itu. "Berapa kalinya saya tidak tahu persis," ujar Husain.
Belakangan, Rizieq menunjuk Yusril Ihza Mahendra, mantan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, sebagai mediator. Penunjukan itu dibuktikan Yusril lewat rekaman suara Rizieq yang diputar di sebuah acara unjuk bincang di Hotel Balairung, Matraman, Jakarta, pada Juni lalu.
Dalam rekaman itu, Rizieq mengatakan sudah mencoba rekonsiliasi dengan Presiden tapi gagal. Ia meminta Yusril mencari format lobi yang lain. Jika tetap tak digubris, dalam rekaman itu, Rizieq mengancam akan mengerahkan pengikutnya untuk menjatuhkan Jokowi. "Rekonsiliasi atau revolusi," katanya.
Menurut Yusril, format rekonsiliasi yang paling mungkin ditempuh adalah abolisi atau hak presiden menghilangkan tuntutan pidana kepada seseorang karena menilai penghentian itu tak menimbulkan konsekuensi hukum lain. "Langkah abolisi paling tepat," ujar ahli hukum tata negara ini.
Menurut sumber di GNPF, usul itu pun disampaikan Yusril kepada Presiden saat bertemu di Istana Negara sepekan sebelum Ramadan. Dimintai konfirmasi soal itu, Yusril menolak menjelaskan. "Saya diminta Presiden tidak mengungkap ini kepada pers," katanya. Juru bicara Presiden, Johan Budi S.P., mengatakan tidak ada pertemuan Yusril-Jokowi di Istana Negara. "Seingat saya tidak ada," ujarnya.
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan meminta Rizieq menghadapi kasusnya ketimbang menempuh cara di luar hukum seperti rekonsiliasi dan lobi-lobi politik. "Beliau itu jantan, saya yakin pulang," katanya.
Rizieq menolak diwawancarai. Melalui Sugito, ia mengatakan belum saatnya berbicara kepada pers soal perkara yang membelitnya. "Beliau sedang berfokus ke rekonsiliasi," kata juru bicara FPI, Slamet Maarif.
SEMULA Rizieq ke Arab Saudi untuk melaksanakan umrah sebagai nazar atas kekalahan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada April lalu.Ia bersama sepuluh anggota keluarganya menginjakkan kaki di negara itu pada 26 April lalu.
Pada 5 Mei, Rizieq dan keluarganya sempat ke Kuala Lumpur untuk mengurus disertasinya di Universitas Sains Islam Malaysia. Sejak September 2012, ia mengambil program doktor di sana. Dari Malaysia, ia dan keluarganya kembali ke Arab pada 15 Mei lalu. "Tadinya mau pulang," ujar Slamet Maarif. "Tapi kembali ke Arab karena situasi di Tanah Air tak kondusif, dan bisa ditangkap."
Saat Rizieq di Malaysia, polisi menerbitkan surat jemput paksa karena ia dua kali mangkir dari panggilan pemeriksaan. Pada hari ketika Rizieq kembali ke Arab, polisi menetapkan Firza sebagai tersangka percakapan mesum.Baru pada akhir Mei lalu, polisi menetapkan Rizieq sebagai tersangka dan memasukkan namanya ke daftar pencarian orang. Sejak itu, Rizieq menjadi buron.
Polisi sempat mengajukan permohonan red notice kepada 190 negara anggota Interpol, termasuk Arab Saudi, untuk memulangkan Rizieq. Permintaan polisi Indonesia itu ditolak karena percakapan mesum dan pornografi bukan perkara yang masuk kerja sama kepolisian antarnegara. Dengan red notice, polisi berharap pemerintah Arab Saudi memulangkannya karena masa berlaku visanya habis pada 12 Juni lalu.
Melalui pengacara Rizieq, polisi mendapat kabar bahwa pemerintah Arab Saudi memperpanjang izin tinggalnya selama satu tahun. Konsul Jenderal RI di Jeddah, Hery Saripudin, tidak bisa memastikan perpanjangan izin itu. "Perpanjangan tidak dilaporkan ke negara asal," katanya.
Tinggal di Arab Saudi dan bolak-balik ke Malaysia, Jeddah, Mekah, dan Madinah bukan perkara enteng. Apalagi berhari-hari Rizieq tinggal di berpindah-pindah dari hotel ke hotel bintang lima. "Teman sesama alumnus King Saud University banyak membantu soal biaya, termasuk hotel," ujar Sugito.
Sugito bersama beberapa pengurus FPI pernah bertemu dengan Rizieq saat dia tinggal di sebuah hotel dekat Masjidil Haram. "Nama hotelnya Zamzam Tower," katanya. Tarif hotel bintang lima ini paling murah Rp 2 juta semalam.
Dari akun Instagram @DPP_FPI, Rizieq terekam bertemu dengan banyak tokoh. Dalam foto yang dimuat pada 12 Juni 2017, Rizieq tampak sedang makan malam bersama cendekiawan muslim Yaman, Abu Bakar Mansyur, di Jeddah. Sehari kemudian, ia bertemu dengan penceramah asal India, Zakir Naik. "Di Arab, Habib Rizieq dianggap tengah berhijrah," ujar Sugito.
Tokoh-tokoh politik Indonesia juga terlihat bersalaman dan berfoto bersama dengan Rizieq. Salah satunya bekas Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Amien Rais. Rizieq menerima Amien di kamarnya di Hotel Al-Safwah Royale Orchid, Tower I, yang bertarif Rp 2 juta semalam. "Pembicaraannya mengenai kriminalisasi ulama," kata Amien, menolak menjelaskan detail isi pertemuan.
Pada hari yang sama, masih di Hotel Al-Safwah, Rizieq menerima kunjungan Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera Salim Segaf Al-Jufri dan dua petinggi Fraksi PKS di DPR, Sukamto dan Jazuli Juwaini.
Menurut Slamet Maarif, Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan ketika tengah melaksanakan umrah awal Juni lalu juga sempat menyambangi Rizieq. Tapi Anies membantah bertemu dengan Rizieq saat umrah. "Saya tidak ketemu orang Indonesia di sana," katanya. Ditanya lagi soal ini pada Rabu dua pekan lalu saat menghadiri buka puasa di Hotel Sahid, Jakarta, Anies hanya tersenyum.
Di hari Lebaran, Rizieq memilih berkumpul bersama anak dan menantunya di Yaman. Di negara yang sedang dilanda perang antara pemerintah, Al-Qaidah, dan pemberontak Syiah Houthi itu, Senin dua pekan lalu, Rizieq mengirimkan rekaman suara untuk para ulama di Indonesia.
Dalam rekaman itu, Rizieq tak lagi menyerukan revolusi. Sebaliknya, ia berpesan agar ulama Indonesia mencintai Tanah Air. Pernyataan Rizieq ini disampaikan sehari setelah GNPF-MUI bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara.
Anton Aprianto, Danang Firmanto, Egi Adyatama
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo