Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Salam terakhir king kong

Perayaan peringatan ke-50 th kelahiran king kong, di new york. binatang plastik yang digelembungkan tersebut dikerek ke atas empire state building, new york. (sel)

19 November 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INILAH perayaan peringatan ke-50 kelahiran King Kong. Binatang seberat tiga ton itu dikerek ke atas Empire State Building di New York. Enam ahli talitemali berkutat menghabiskan waktu hampir sepuluh jam untuk mengikatkannya ke tiang di puncak pencakar langit itu dengan tali khusus yang memang disediakan untuk ini. Setiap utas sudah dites sanggup menanggung beban seberat 50.000 pon. Harry Heimsley, pemilik Empire State Building (dan separuh real estate mewah di Manhattan), sangat mendukung ide gila-gilaan untuk perayaan emas si King Kong. Harry bilang, "Gedung ini dan King Kong sudah merupakan pasangan sejak 1933, hanya dua tahun setelah gedung diresmikan. Kini, kami dengan suka cita menyambut kedatangan King Kong kembali di New York City." Maka, pada minggu kedua sampai pertengahan April 1983 yang lalu, binatang dari plastik yang digelembungkan itu bertengger di puncak bangunan nomor dua tertinggi di New York itu. Suasana di kota metropolitan itu jadi ajaib. Berdiri dekat Madison Square Garden - tempat yang biasa dipakai untuk pertunjukan grup-grup musik terkenal, seperti Rolling Stone atau Simon and Carfunkel - melihat ke arah timur dan mengamati patung King Kong, orang boleh teringat adegan di bioskop. Para pengendara mobil di subway dari Brooklyn, yang akan menuju Manhattan sembari memintas East River, bisa menengok sejenak ke sana - dan terkenanglah masa kanak-kanak dengan King Kong yang selalu membayang di balik jendela kereta api. Dari lantai teratas di Coney Island, atau dari Connecticut, orang bisa memandang ke sana pula. Dan mereka boleh bingung, bagaimana mulanya pionir animasi Willis O'Brien dan pencipta model Marcel Delgado bisa-bisanya melahirkan binatang legendaris itu. Tampaknya orang Hollywood juga takut berdosa jika tidak mengadakan perayaan emas King Kong. Dua produser yang setia pada para penggemar King Kong montang-manting mengurusi ini. Mereka adalah Richard Correl dan Rick Mitchell. Maret 1982 mereka menguhubungi lembaga Motion Picure and Television Fund. Rencana pun dibuat: mengulangi suasana pertunjukan perdana film favorit ini, yang telah berhasil mengeruk keuntungan besar di kawasan Pantai Barat - di tengah kegelisahan orang menghadapi depresi pada pertengahan 1930-an. Pertunjukan perdana film King Kong dulu dilakukan pada 2 Maret 1933, secara serempak di Radio City Music Hall dan Roxy Theatre di sana. Tiga minggu kemudian, Sid Grauman mempertunjukkan pula di Chinese Theatre, Hollywood Boulevard. Di sini patung dada King Kong teronggok di sela-sela kerumunan penonton di halaman depan. Pertunjukan secara nasional dilancarkan pada minggu pertama April oleh RKO- sebuah kongsi dagang. Untuk pesta emas King Kong sekarang ini, banyak pihak memberi dukungan kepada ide Richard Correl dan Rick Mitchel itu. Misalnya Robert Vicino, presiden RobertKeith & Company, perusahaan yang selama ini memproduksikan beraneka balon untuk iklan. Kebetulan Vicino juga ingin mewujudkan impiannya, menancapkan balon King Kong di pucuk Empire State Building, seperti yang terlihat dalam film dulu itu. Seperti direncanakan, acara pesta tidak hanya mengerek balon King Kong ke puncak menara pencakar langit. Tapi juga mengonggokkan patung dadanya di halaman Chinese Theatre, Hollywood Boulevard, persis seperti kejadian 50tahun lalu. "Tapi sayang' barang aslinya sudah lenyap di studio bersama tetek-bengek perkakas lain,"tulis George Turner dalam majalah American Cinematographer Agustus lalu. Mau apa lagi kalau tidak membuat lagi yang baru, pikir Correl dan Mitchel. Untuk urusan ini pun dukungan dengan mudah mereka dapat. "Meski anggaran yang tersedia boleh dibilang minim, orang-orang yang terampil tak canggung melibatkan diri,"tutur Turner. "Dan mereka mengerjakannya dengan penuh kecintaan." Sebagian besar ahli special effects yang ikut kerja rata-rata memiliki jawaban yang sama, jika ditanya kenapa kok mau terlibat di situ. " Well," kata mereka, "ketika saya masih kecil, saya nonton film yang ternyata berjudul King Kong dan ...." Jim Danforth, yang terampil membuat makhluk sejenis dinosaurus dan ular naga untuk film, secara sukarela membuat desain dan sekaligus menjadi mandor konstruksi dalam pembuatan patung dada yang baru ini. Tom Scherman, yang membuat kerangka kayu, dengan cermat menimbang setiap potong yang akan menjadi bagian kerangka. Dibuat supaya tidak terlalu berat, sebab bisa-bisa merusakkan jejak-jejak tangan dan kaki orang-orang beken di Chinese Theatre. Harap diketahui, di salah satu bagian theatre ini ada tempat bagi para bintang besar membuat jejak kaki atau tangan yang tercetak. Yang terakhir melakukannya, bulan lalu, adalah Sylvester Stallone. Bagian mata King Kong dibuat mekanis, bisa bergerak ditangani oleh Bill Hedge dan Jane Omens. Kali ini giginya dibuat dari sejenis plastik berwarna keruh, bukan sekadar kayu balsa. Gigi dengan warna jigong ini menjadi tanggung jawab Margaret Vescovi. Daging dibuat dari karet dan juga plastik. Bulu sintetis dipakai untuk menyelimutinya, berfungsi sebagai kulit. "Mengingat anggaran yang cekak, tak mungkin menggunakan kulit beruang seperti versi aslinya," tutur Turner. Begitu patung dada selesai, dan kelar, timbul soal baru: bagaimana membawanya dari tempat kelahirannya - Don Post Studio di San Fernando Valley- ke Chinese Theatre, Hollywood Boulevard. Untuk menyeretnya ke luar melewati pintu studio model hanggar itu saja, kepalanya mesti dipenggal - dengan teknik pembedahan khusus. Urusan selanjutnya kemudian: melakukan penjejakan seluruh rute yang akan dilalui - diperhitungkan supaya tidak banyak melintasi jembatan dan pepohonan, dan sebisa mungkin tidak sering menerobos saluran atau kabel listrik. Perjalanan pun kemudian dilakukan dinihari sebelum subuh, ketika lalu lintas masih sepi. Di Grendale kegawatan terjadi: sewaktu truk dengan terengah-engah merambat melintasi jalur kereta api, di bawah kawat dan kabel yang centang perenang, peluit kereta mendadak terdengar menjerit - lampunya pun sudah mencorong menerangi lintasan itu. Berbarengan dengan truk yang mengangkut bagian kepala King Kong tepat sampai di tepi lintasan, kereta memintas. Ini berarti karavan berikutnya menunggu di seberang pintu lintasan. Semua orang menarik napas lega. Selamat. Hari Kamis pukul tiga dinihari, 26 Mei, binatang ajaib itu sampai di tujuan tanpa cacat sedikitpun. Ia dipajang di tempat terhormat di sisi timur halaman depan Chinese Theatre. Siang harinya, ribuan turis mengerumuninya. Ratusan orang berpose membuat foto polaroid berwarna, dibuat oleh tukang potret yang memiliki izin untuk bergerak di situ. Harap diketahui, Chinese Theatre terletak di jalan yang dilintasi bis turis yang akan menuju Hollywood. Petang harinya, Army Arched kolumnis Hollywood yang hampir selalu menjadi master ceremony pada setiap acara pertunjukan perdana melakukan wawancara dengan kerumunan orang-orang top, yang kali itu berbinar-binar dengan mobil model tahun 1932-1933, khusus dicari untuk acara itu. Di antara keriuhan gemerlap pesta itu ada wajah baru yang kebetulan hari itu menghias berbagai media massa di sana. Ialah Terry Moore, cewek dari kalangan glamour yang terbukti merupakan ahli waris Howard Hughes. Selain Terry, ada pula misalnya Hugh Hefner - bos majalah Play boy - bersama dua playmates-nya. Tapi yang paling menjadi perhatian orang tentu saja Fay Wray, yang masih tetap memikat seperti pada acara pertunjukan perdana 1933 dulu. Dialah, di samping King Kong, pemegang peran utama dalam film itu. Pada petang hari itu, waktu Fray melangkah mendekati telapak tangan makhluk raksasa itu, semua orang terkesima. Sebab, si King Kong mendadak memiringkan kepalanya lantas hidungnya kembang-kempis dan mulutnya menganga. Dalam perayaan, rencananya akan diperlihatkan pulacetakan nitratyang menggambarkan keriuhan yang sarna 50 tahun lalu. Namun, barangnya tak ada - maka dipakailah hasil rekaman 1952 - yang ternyata juga sama meriahnya. Pesta sampanye dilangsungkan di seberang tempat itu, di loosevelt Hotel. Dan festival ini berakhir setelah lewat tengah malam. Yang juga penting adalah acara pameran benda-benda kenangan film legendaris ini. Ada angker dinamo King Kong, dua brontosauri- satu, yang mekanis, dioperasikan di air, satunya lagi merupakan animasi yang berperan dalam adegan di hutan, juga ada stegosaurus, petrodactyl, styracosaurus- di-shoot dalam adegan King Kong, tapi kena edit dan dimunculkan dalam film berikutnya berjudul Son of Kong. Lalu tongkat milik seorang raja dalam dongeng, berbagai lembing dan perisai, rancangan dan gambar selama pembuatan film, King Kong buatan David Allen milik Volkswagen, dan lain-lain. Barang baru yang dipamerkan hanya beberapa. Di antaranya patung buatan Harryhausen yang menggambarkan adegan perkelahian antara Kong dan tiranosaurus. Dalam pada itu di New York, Darlyne O'Brien, janda laki-laki yang punya andil besar dalam kelahiran King Kong itu, datang. Sungguh mengharukan bahwa ini adalah pertama kalinya ia pergi ke New York. elihat ke suasana metropolitan dari Observation Deck, lantai 102, ia terkesima dan napasnya tersentak. "Tampaknya ia melihat ilusi yang tak bisa dipercaya, yang sudah ditulis oleh suaminya setengah abad lalu," tutur Paul Mandell di majalah yang sama. Yang dipamerkan di beranda utama Empire State Building adalah, antara lain, miniatur Kong bikinan Marcel Delgado, yang tidak begitu mirip aslinya. Dalam lemari kaca dipajangkan suguhan bersejarah dari arsip RKO: maklumat terakhir bagi para pembuat animasi bertanggal 31 Januari 1933 rekaman daftar gaji mereka telegram yang menunjukkan problem keuangan memo gawat dari RKO perincian terakhir anggaran dan honor untuk pilot berani mati yang membidik King Kong - 25 dolar - untuk adegan close up. Kegairahan orang-orang Amerika itu agaknya berawal dari kebiasaan masyarakat makmur Barat yang menghargai setiap kelahiran ide dan kreativitas - apalagi yang spektakuler. Jangan lupa, monyet raksasa yang legendaris ini muncul dari imajinasi. Ceritanya, dulu, Merian Cooperdi bulan Februari 1930 meninggalkan kantornya di tengah Manhattan. Benih-benih cerita klasik tentang gorila masih berkecambah di benaknya. la memandang ke atas, dan dilihatnya sebuah pesawat terbang mendadak membubung tinggi menghindari gedung pencakar langit di kota itu. Langsung saja imajinasinya timbul: di puncak gedung itu bertengger monyet raksasa yang tengah berjuang mempertahankan hidup. Dari sinilah Cooper memproduksikan film yang berjudul King Kong- dua tahun kemudian. Toh di tahun 1983 ini balon King Kong bernasib sial di Empire State Building. Beberapa jam setelah perayaan resmi usai, binatang ajaib setinggi 84 kaki ini harus diturunkan lagi. Sodokan angin telah menghempaskan tubuhnya, dan pecahan jendela merobek dadanya yang terbuat dari vinil. King Kong pun menyusut menjadi gelembung plastik yang menggelantung lemas: lebih mirip sebuah tas raksasa daripada seekor monyet yang hebat. Bagi Robert Vicino kejadian ini berarti: King Kong sudah melambaikan salamnya yang penghabisan. Dalam beberapa hari saja raksasa itu sudah tidak ada apa-apanya lagi. Seandainya Cooper melihatnya, ia pasti akan tersedan-sedan. Kong sudah loyo. Tinggal seonggok plastik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus