Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MENJABAT Panglima Tentara Nasional Indonesia sejak 8 Juli 2015, Jenderal Gatot Nurmantyo kerap melontarkan pernyataan yang memantik kontroversi. Dalam sejumlah kesempatan, ucapannya bahkan berbantahan dengan pernyataan Kementerian Pertahanan, Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, serta Kepolisian RI.
Isu dengan Polri
- Dugaan makar oleh sejumlah tokoh
- Penanganan terorisme
- Porsi anggaran dalam APBN
- Pembelian 5.000 pucuk senjata serbu
"Kami sedang melakukan penyidikan. Tolong rekan-rekan bersabar."
Inspektur Jenderal Setyo Wasisto juru bicara Polri
2 Desember 2016
Gatot muncul di kerumunan demonstrasi 212 memakai peci putih. Menurut Gatot dalam gelar wicara Rosi di Kompas TV, peci putih adalah strateginya untuk melindungi Presiden Joko Widodo, yang turut melakukan salat Jumat bersama pedemo.
"Saya katakan peci putih itu komunikasi bahwa saya sama dengan peserta aksi. Kalau terjadi apa-apa, karena sama-sama, saya bisa juga mengatakan, 'Yang tenang'."
6 Februari 2017
Mengeluh di depan Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat karena tak bisa lagi mengendalikan anggaran Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Gatot merasa kewenangannya dipangkas Menteri Pertahanan melalui Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 28 Tahun 2015.
"Ini pelanggaran hierarki karena kami tidak membawahkan angkatan.... Saya buka ini seharusnya sejak 2015. Tapi saya buka juga untuk siapkan adik-adik saya karena saya besok bisa saja diganti. Paling lambat Maret 2018 saya diganti."
4 Mei 2017
Dalam gelar wicara Rosi di Kompas TV, Gatot menyebutkan, tuduhan makar dalam berbagai demonstrasi kelompok Islam adalah isu sesat yang diembuskan untuk menakuti-nakuti masyarakat. Saat itu, polisi sedang mengusut perkara makar yang diduga dilakukan sejumlah tokoh.
"Kita cuma ditakut-takuti doang. Itu beda demo dengan makar."
19 Mei 2017
Mendengungkan bahwa Indonesia sedang menghadapi ancaman perang melalui pihak ketiga atau proxy war.
"Perang tanpa bentuk mengancam Indonesia karena negara-negara luar berlomba-lomba ingin menguasai Indonesia, yang kaya sumber daya alam."
22 Mei 2017
Gatot menghadiri Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar di Balikpapan, Kalimantan Timur. Dia membaca puisi "Tapi Bukan Kami" karya Denny J.A. Puisi itu berisi kritik pedas kepada pemerintah dan bangsa Indonesia.
1 Juni 2017
Berkukuh TNI harus terlibat aktif dalam penanganan terorisme yang ada dalam kewenangan polisi.
"Saya katakan, alangkah bodohnya bangsa ini kalau masih menggunakan undang-undang (antiterorisme) yang sekarang ini."
21 Juni 2017
Berpidato di bawah guyuran hujan deras di Lapangan Brigif 13 Galuh, Tasikmalaya. Gatot mengundang secara khusus "alumni 212" yang berjalan kaki dari Ciamis ke Jakarta dalam acara tersebut.
21 Juli 2017
Mengkritik Kementerian Pertahanan, yang dianggapnya lamban dalam mendatangkan alat utama sistem persenjataan.
"Saya ingin sampaikan langsung kepada Presiden dan pemerintah, dalam hal ini Kemenhan, bahwa kondisi alutsista TNI AU saat ini paling parah sepanjang masa. Pesawat tempur F-5E sudah tidak berjalan sejak satu setengah tahun lalu, pesan Sukhoi juga tidak jadi-jadi."
"Sukhoi itu kan bukan (seperti) beli kacang goreng langsung dimakan. Kami pesan lalu tanya dulu, lalu kami koordinasi dengan Presiden. Itu negosiasi, lama, bolak-balik. Saya ke sana bukan sehari berangkat. Itu (kalau) beli mobil bisa."
Ryamizard Ryacudu Menteri Pertahanan
Isu dengan Ryamizard
- Kewenangan penganggaran
- Pemutaran film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI
- Pembelian 5.000 pucuk senjata
19 September 2017
Menginstruksikan "nonton bareng" film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI di lingkungan internal TNI dengan mengajak masyarakat.
"Itu memang perintah saya, mau apa? Yang bisa melarang saya hanya pemerintah."
20 September
"Siapa yang mau nonton, tonton saja. Enggak usah dipaksa-paksa."
Ryamizard Ryacudu
"Kalau prajurit itu urusan saya. Ya, harus dipaksa. Menhan tak berwenang atas saya."
22 September 2017
Gatot menuduh ada institusi di luar militer yang akan membeli 5.000 pucuk senjata.
"Saya berjanji, mereka akan saya buat merintih, bukan hanya menangis. Biarpun itu jenderal.... Bahkan saya katakan, kita intip terus, kalau itu ada, akan kita serbu."
"Mungkin dari stafnya kurang masukan atau apa.... Semua manusia, termasuk saya, siapa yang tidak pernah keliru. Kita maklumi saja, asal ke depan tidak boleh terjadi lagi."
Ryamizard Ryacudu
"Ini masalah komunikasi yang tidak tuntas."
Wiranto Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan
Isu dengan Wiranto
- Pembelian 5.000 pucuk senjata
27 September
Gatot menyatakan hanya akan melaporkan soal pembelian 5.000 pucuk senjata oleh institusi nonmiliter kepada Presiden Jokowi.
"Semua informasi hanya boleh saya sampaikan kepada atasan saya, Presiden. Menko Polhukam pun tidak, Menhan pun tidak."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo