Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Sang Pengantar Cek Pelawat

Nunun Nurbaetie dikenal sebagai pengusaha sukses. Istri mantan Wakil Kepala Kepolisian Indonesia Komisaris Jenderal (Purnawirawan) Adang Daradjatun ini juga supel dalam bergaul.

15 Juni 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GAMBAR wajahnya terpampang di sebuah spanduk di depan Sekolah Tinggi Islam Thawalib di kawasan Kramat, Jakarta Pusat. Di bawah foto wanita yang mengenakan toga itu tertulis: Ketua Sekolah Tinggi Islam Thawalib Nunun Nurbaetie Daradjatun.

Dialah istri mantan Wakil Kepala Kepolisian Indonesia Komisaris Jenderal (Purnawirawan) Adang Daradjatun. Namanya mencuat ketika Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan empat tersangka kasus dugaan suap dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda Swaray Goeltom, pada 2004, Selasa pekan lalu. Menurut Komisi, wanita 58 tahun ini berperan sebagai pengantar 480 lembar cek pe­lawat, masingmasing senilai Rp 50 juta, kepada empat anggota Dewan.

Wanita kelahiran 28 September 1951 itu dikenal sebagai pengusaha. Berbagai bidang usaha telah dirambahnya, dari telekomunikasi, agroindustri, sampai perusahaan media. Usahanya dimulai pada 1980an, setelah ia lulus dari Akademi Sekretaris dan Manajemen Indonesia, Jakarta. Ketika itu, putri sulung dari tujuh bersaudara pasangan Mimin Suparmi dan (almarhum) Engkip Dulkiflie ini menjadi mitra PT Telkom untuk membangun fasilitas telekomunikasi Telkom Divisi Regional II.

Sukses di bidang telekomunikasi, ibu dari tiga putra dan satu putri ini Adri Ahmad, Tuza Junius, Ratna Farida, dan Mochamad Azara melirik bidang lain, yakni agrobisnis. Pada 1988, dengan modal sekitar Rp 80 miliar, Nunun mendirikan PT Wahana Esa Sambadha, yang kini menjadi PT Wesco, sebagai holding company Grup Wahana.

Pada 2003, Nunun, yang menjabat sebagai Presiden Direktur Grup Wesco, turut hadir ketika Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Ali Marwan Hanan meresmikan pabrik kelapa sawit milik PT Nirmala Abdi Damai, anak perusahaan Grup Wesco, di Desa Sungai Akar, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

Nunun juga menerbitkan majalah teknologi informasi, Telecommunication Trendsetter (Telset), pada 1999. Ketika Tempo menyambangi kantor yang pernah menjadi posko pemenangan Adang Daradjatun saat menjadi calon Gubernur DKI Jakarta itu di kawasan Menteng, Jakarta Pusat seorang karyawan PT Kwalitha Media, yang memproduksi majalah Telset, Syakur, mengatakan Nunun bukan lagi pemilik majalah bulanan tersebut. ”Sudah sekitar setahun,” kata Syakur. Namun, dalam daftar direksi majalah itu, nama putri Nunun, Ratna Farida Daradjatun, menjabat Direktur Pengembangan Bisnis. Menurut Syakur, Nunun jarang datang ke kantor Grup Wahana, yang berlokasi di alamat yang sama dengan majalah Telset. ”Kalaupun datang, tidak tentu kapan,” ujarnya.

Selain berbisnis, istri anggota Dewan Perwakilan Rakyat terpilih dari Partai Keadilan Sejahtera ini aktif berorganisasi. Dia menjabat Ketua Yayasan Nur Farida, yang membantu anakanak dengan kelainan fisik bawaan, Ketua Yayasan Buku Bangsa, dan Ketua Sekolah Tinggi Islam Thawalib. Tapi, ”Sudah beberapa tahun tidak ke sini,” kata pria yang menolak menyebut namanya itu.

Pada 25 September tahun lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi pernah memanggil Nunun. Namun dia tak datang karena sakit. Dia baru memenuhi panggilan itu dua minggu kemudian. Tiga jam diperiksa, ”Dia shocked,” kata Partahi Sihombing, pengacara Nunun. Menurut Partahi, kliennya dicecar pertanyaan seputar kegiatannya dan soal penyerahan cek perjalanan. ”Dia (Nunun) tidak ada kaitannya dengan kasus itu,” kata Partahi. Sejak Adang menjadi calon Gubernur DKI Jakarta pada 2007, Nunun sudah tidak menjadi pengusaha. ”Dia mendampingi suami saja,” kata Partahi. Partahi juga meminta kasus ini tidak dicampuri unsur politis karena saat ini Adang menjabat ketua tim pemenangan kampanye calon presiden Susilo Bambang YudhoyonoBoediono untuk wilayah DKI Jakarta.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera Zulkieflimansyah menolak berkomentar mengenai kasus dugaan suap yang dikaitkan dengan Nunun. Selama ini, Zulkieflimansyah mengenal Nunun sebagai wanita yang supel dan memiliki pergaulan luas. ”Beliau orang yang baik,” katanya.

Sedangkan mantan Pemimpin Redak­si Majalah Telset Jusuf Rizal tak perca­ya dengan tudingan yang ditujukan kepa­da Nunun. ”Itu fitnah,” ujarnya. ”Beli­au tidak pernah bersentuhan dengan perso­alan di Dewan.” Menurut Jusuf, Nunun pengusaha yang lincah serta ge­sit dan ne­gosiator unggul. Jusuf tak kaget dengan kepiawaian Nunun dalam ber­­bisnis karena dia anak seorang peng­usa­ha perkebunan di Sukabumi, Jawa Barat.

Ketika Tempo mendatangi rumah Nu­nun di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, seorang petugas keamanan, Sudarsono, mengatakan majikannya sedang ke luar kota. ”Ibu pergi berobat,” katanya.

Rini Kustiani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus