Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Santiago, Hedda, dan Keluarga Jenderal Mannon

Sapardi Djoko Damono adalah penerjemah yang ulung. Ia berprinsip terjemahannya merupakan karya Indonesia, bukan sekadar karya asing dalam bahasa Indonesia.

25 Juli 2020 | 00.00 WIB

Sastrawan Sapardi Djoko Damono di meja kerjanya, 1988. TEMPO/Rini PWI Asmara
Perbesar
Sastrawan Sapardi Djoko Damono di meja kerjanya, 1988. TEMPO/Rini PWI Asmara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mulai mendaki pantai dan sampai di atas ia jatuh tengkurap dengan memanggul tiang perahu di pundaknya. Ia mencoba bangkit. Tetapi terasa berat dan ia tinggal duduk memanggul tiang di pundaknya dan menatap jalana….”

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Seno Joko Suyono

Seno Joko Suyono

Menulis artikel kebudayaan dan seni di majalah Tempo. Pernah kuliah di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Pada 2011 mendirikan Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) dan menjadi kuratornya sampai sekarang. Pengarang novel Tak Ada Santo di Sirkus (2010) dan Kuil di Dasar Laut (2014) serta penulis buku Tubuh yang Rasis (2002) yang menelaah pemikiran Michel Foucault terhadap pembentukan diri kelas menengah Eropa.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus