NUR Aris, 66 tahun, warga kompleks perumahan Ngagel Madya, Surabaya, barangkali satu-satunya nasabah Bank Summa yang kini berhasil menarik kembali simpanannya di atas Rp 10 juta. Sebagai deposan, ia punya simpanan Rp 29 juta di bank itu. Ceritanya, begini. Setelah mengetahui Bank Summa diumumkan kalah kliring, pertengahan November silam, Nur Aris menemui Hendrik Limandau, pimpinan Cabang Pembantu Bank Summa Kertajaya. Ia bermaksud mengambil simpanannya itu. Dalam pertemuan itu Hendrik minta dua polisi hadir. ''Saya dianggap apa?'' gerutu Nur. Menurut ayah lima anak ini, kemudian ia minta polisi itu keluar. ''Hak nasabah harus dijamin kerahasiaannya,'' ujarnya. Kepada Hendrik, ia bilang akan mengadukan kejadian tadi pada polisi, karena terkesan menganggap dirinya penjahat. Karena posisinya tidak jelas untuk menghadirkan polisi tersebut, setelah dilabrak Aris, tak urung Hendrik panik. Ia bukan hanya minta maaf lisan, tapi juga secara tertulis. Lebih dari itu ia juga berjanji akan mencairkan uang Nur Aris. Caranya, tabungan Nur Aris disarankannya dipecah tiga. Dan hari itu dibuatlah dua buku baru berisi masing-masing Rp 10 juta. Namanya, Tabungan Kesra Summa, atas nama istrinya. Dan sisanya, Rp 9 juta, dalam bentuk Tabungan Kencana. Dua hari kemudian Nur menerima kembali simpanannya yang Rp 20 juta itu, tapi buku tabungannya masih ditahan. ''Buku tabungan Bapak aman di tangan kami,'' kata Hendrik, seperti dituturkan Nur Aris. Tunggu punya tunggu, bahkan sampai Bank Summa resmi dilikuidasi, pertengahan Desember lampau, tiga buku tabungan milik Nur itu tak juga dikembalikan. Padahal, sisa Rp 9 juta belum dicairkan. Hendrik Limandau hingga kini belum bisa ditemui, termasuk kontak ke rumahnya masih buntu. ''Bapak tidak ada,'' kata pembantunya. Menanggapi kasus ini Kepala Cabang Utama Bank Summa Surabaya, Sidi Pramono, mengaku belum tahu persis kejadiannya. ''Akan kami cek nanti. Ini memang tanggung jawab saya juga selaku kepala cabang utama,'' katanya kepada Edy Hafidl dari TEMPO. Dan menurut Nur Aris, dua buku Tabungan Kesra miliknya itu sudah diantar ke rumahnya pertengahan Desember lalu. Legakah dia? Ternyata tidak. Selain gusar, kebingungannya juga belum padam, karena buku tabungannya yang berisi Rp 9 juta itu hingga kini masih nyangkut di Bank Summa Kertajaya. Ed Zoelverdi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini