Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Saya Kan Baru di ESDM

26 Agustus 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJAK kasus suap melilit Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik lebih suka menghindari wartawan. Surat permohonan wawancara dari Tempo tak berbalas. Begitu pula panggilan telepon atau pesan pendek permohonan wawancara. Ditunggu di depan rumahnya, Kamis malam pekan lalu, Jero juga urung keluar.

Jumat pekan lalu, hal serupa terjadi se­usai rapat di Istana Negara. Ketika sejumlah wartawan menodongnya untuk wawancara, Jero berdalih hendak ke kamar kecil. Mantan Menteri Pariwisata itu lantas masuk ke kamar mandi pria di lantai dasar Kantor Kepresidenan. Keluar dari sana, eh, Jero nyelonong ke kamar kecil wanita di sebelahnya. Dua menit kemudian Jero keluar. Kali ini ia tak bisa menghindar. Dia menjawab pertanyaan wartawan.

Sebenarnya uang US$ 200 ribu di ruang Sekjen ESDM untuk apa?

Saya tidak tahu. Ketika pertama kali ditanya, saya pikir, karena tempatnya di ruangan Pak Sekjen, mungkin dana operasi. Tahu-tahu dibilang dalam bentuk dolar. Wah, kalau dolar, saya tidak tahu. Segitu banyak ruangan, saya enggak tahu isinya.

Apakah seharusnya tak ada uang dolar untuk urusan operasional?

Ya, enggak tahulah. Karena ini sudah masuk ke ranah KPK, jadi biarkan hukum yang bekerja. Biar diperiksa nanti, uang apa itu.

Bagaimana jika Anda dipanggil sehubungan dengan temuan itu?

Ya, siapa sih warga negara yang tidak siap? Kalau soal penegakan hukum, semua harus siap. Penegakan hukum berlaku untuk semua. Tapi jangan headline-nya "Jero Wacik Siap Dipanggil KPK". Kesannya saya menantang. Saya sangat menghormati KPK. Apa pun yang baik buat negeri, ya, mari dilakukan.

Apakah Anda bersedia menjadi saksi?

KPK sangat profesional. Kalau tidak perlu memanggil saya, mengapa memanggil saya? Kalau perlu, ya, dipanggil. Kalau tidak perlu, ya, tidak dipanggil. Kita lihat saja.

Benar Anda melobi Jusuf Kalla untuk mempengaruhi Abraham Samad agar dijauhkan dari kasus suap SKK Migas?

Dari siapa itu? Kamu mengarang saja. Saya ketemu beliau waktu halalbihalal, itu pun saya telat. Saya ngobrol macam-macam. Saya kan pendukungnya pada 2004 dulu.

Kembali ke temuan uang di ruangan Sekjen, apakah ada investigasi dari Kementerian?

Karena sudah menjadi ranah hukum, biarkan hukum bekerja.

Ada yang mengaitkan kasus SKK Migas dengan konvensi Demokrat....

Begitu Komite Konvensi Demokrat dibentuk, saya menyerahkan urusan konvensi kepada Komite. Semuanya. Saya ikut menentukan 17 orang anggota Komite, mendampingi Pak SBY. Tapi, setelah dibentuk, semuanya diserahkan ke Komite. Mulai saat ini, jangan tanya ke saya. Tanya ke Komite Konvensi.

Anda kenal Kernel Oil?

Sudah saya katakan, ketika hari pertama disebut Kernel Oil, saya tidak tahu. Saya kan baru di ESDM.

Apakah benar banyak mafia migas yang "bermain" di SKK Migas?

SKK Migas itu baru, sebelumnya BP Migas. Semua ini masih dalam masa evaluasi. Kalau soal tender, itu wewenang SKK Migas.

Mengapa peruntukan gas Husky dialihkan ke Bali?

Ada lima pabrik pupuk yang dibangun: Kalimantan Timur, Aceh, perluasan pabrik pupuk Sriwijaya di Sumatera Selatan, perluasan pabrik pupuk Kujang di Cikampek, dan Petrokimia Gresik. Semuanya mendapat gas. Kemudian ditemukan gas tambahan di Husky. Ada pemikiran mau dikemanakan gas baru ini. Saat gas ditemukan, Petrokimia Gresik sudah mendapat alokasi dari Cepu. Begitu pula Pupuk Kujang. Ada pemikiran kenapa tidak pakai Husky saja.

Bukankah menggunakan Husky lebih menguntungkan dan siap beroperasi pada 2016. Sama dengan beroperasinya pabrik baru?

Cepu juga pada 2014 siap beroperasi. Ada pemikiran Husky dibawa ke Gresik, padahal Petrokimia sudah dapat dari Cepu. Ini sedang dihitung. Menurut saya, terserah saja. Silakan kalau memang lebih baik untuk negara. Belum ada alokasi.

Jadi, belum ada alokasi untuk Husky?

Belum. Belum. Belum.

Bukankah KPK pernah mengirim surat ke Presiden mengenai proyek Husky? Ada potensi kerugian bila gas dibelokkan ke Bali....

Kata siapa? Tidak ada itu.

Kabarnya, Anda punya hobi bermain golf?

Ya, sejak dulu. Sejak saya masih di Astra.

Apakah Anda pernah meminta Sekjen ESDM mengatur dana golf?

Tidak. Tidak ada. Saya tidak pernah mengarahkan. Sejak belum jadi menteri, saya sudah bermain golf.

Benarkah Anda dipanggil ke Cikeas untuk menjelaskan kasus SKK Migas?

Tidak. Kalau ke Cikeas, saya sering, kok.

Apakah benar Presiden Yudhoyono mengatakan kasus suap SKK Migas ini menjadi tanggung jawab Anda?

Enggak. Enggak ada. Saya sering ke Cikeas, kok.

Infonya, Anda menangis di sana?

Kata siapa? Enggak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus