Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Sebab Remaja Perempuan Perlu Berlatih Mengendalikan Emosi Saat Menstruasi

Psikolog Klinis Tara de Thouars menyarankan para remaja perempuan mampu mengelola emosi saat menstruasi.

14 Januari 2022 | 12.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi wanita memegang kalendar menstruasi. Freepik.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Klinis Tara de Thouars mengimbau agar para remaja perempuan mampu mengelola emosi saat menstruasi. Datang bulan memang mempengaruhi sistem hormonal dan kerap membuat seseorang jadi lebih sensitif atau bad mood.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sebaiknya mampu mengelola emosi saat menstruasi sejak remaja supaya terbiasa dan tidak terbawa sampai dewasa," kata Tara dalam acara virtual "Hers Protex Cinnamoroll Ajak Perempuan Indonesia #AntiBaper, Stay Comfy, Stay Happy!". Apabila suasana hati terus-menerus buruk selama datang bulan, maka segala persoalan yang kecil akan jadi besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi sadari, ini hormon atau mood-ku lagi jelek, tetapi bukan berarti keseharianku tidak lebih baik. Bukan berarti menstruasi mengakibatkan mood jadi buruk," ucapnya. "Kalau terbiasa dan tahu cara mengatasi mood buruk, maka akan terbawa sampai dewasa."

Berdasarkan teori psikologi perkembangan "Erikson’s 8 stages of psychosocial development", remaja adalah masa pencarian identitas diri. Pada periode ini, remaja memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi independen dari keluarga, membentuk citra tubuh yang positif, diakui dan diterima oleh lingkungan sosial, serta benar-benar membentuk karakter yang sesuai. Sebab itu, penting bagi remaja untuk bisa diterima, diakui, dan menjadi bagian dari lingkungan sosialnya.

"Sebaliknya, isu bullying, penolakan, dan penilaian negatif dari lingkungan menjadi hal yang dapat sangat mengganggu emosi remaja atau istilahnya ‘baper’," kata Tara. Para remaja juga berpotensi mengalami role confusion. Kondisi ini membuat mereka terkendala dalam menampilkan potensinya secara maksimal, tidak percaya diri, dan menghambat perkembangan keseluruhan.

Remaja yang mengalami bullying, penolakan, dan penilaian negatif dari lingkungan, menurut Tara, bisa mengakibatkan mereka membenci diri sendiri. "Untuk remaja perempuan, ditambah menghadapi siklus hormonal setiap bulan, itu akan menjadi buruk berkepanjangan," katanya. "Jangan sampai baper mengacaukan semua."

Saat memasuki masa puber yang ditandai dengan menstruasi, secara biologis remaja perempuan mengalami perubahan hormonal yang dapat mempengaruhi mood. "Ini adalah keadaan yang paling menantang bagi para perempuan. Tetap aktif dan bebas berekspresi saat menstruasi," kata Evelyn Elrica Setiawan, Brand Representative Hers Protex.

Baca juga:
7 Jenis Self Care yang Dapat Dilakukan saat PMS dan Menstruasi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus