Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Sebelum Bis, Colt ABCD

Penataan kembali angkutan kota di Yogyakarta dengan menghapus colt kampus, yang kemudian harus melewati rute-rute yang sudah ditentukan dan rencana pengoperan bis kota yang lebih besar.(kt)

2 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

COLT Kampus yang diprakarsai Bagian Transportasi UGM sejak 1972, awal Agustus tadi secara resmi dihapus. Dengan demikian angkutan kota yang menjadi kebanggaan mahasiswa sekaligus kenangan manis warga Bulak Sumur itu, sudah hilang dari peredaran. Tapi ini bukan berarti colt station mini yang lincah itu menghilang dari keramaian kota. Yang turun hanya tulisan "Kampus" di kaca depannya. Tulisan itu kini diganti dengan nama-nama jalan yang dilalui oleh rute bus mini itu serta kode untuk daerah yang dilalui. Ada empat rute yang masing-masing tidak lebih dari 20 km. Untuk membedakannya disebut saja rute A, B, C dan D. Masing-masing tak boleh melanggar rute yang telah ditentukan baginya. Ketika masih berembel "Kampus", semua jenis kendaraan mini angkutan kota ini melalui rute seenak penumpang. "Bahkan ada colt kampus yang tak menuju Bulak Sumur, tapi cari muatan ke Bantul," kata seorang petugas DLLAJR. Karena itu dalam permohonan izin baru awal Agustus ini, ditentukan pula trayek masing-masing. Yang tidak ada izin trayeknya--artinya di luar colt ABCD-dipersilahkan minggir ke luar kota. Angkutan kota untuk masyarakat Yogyakarta ini, dengan begitu telah ditata. Namun sayang sekali, kesadaran pengemudi kurang kuat. Sering terjadi pelanggaran rute. Istilah kalangan DLLAJR saling membajak. Umumnya disebabkan adanya daerah basah dan kering. Korban tentunya penumpang. Karena jika kendaraan mini ini membajak rute lainnya dan di sana ada petugas kontrol, para penumpang dipersilahkan turun dan kendaraan balik ke daerah operasi asalnya. Adapun pembagian rute ditentukan sebagai berikut. Daerah A: Kampus Malioboro-THR-Taman Siswa pp. Yang B: Kampus-Malioboro-Tamansari-JI. Magelang (lewat hotel Maerakaca) pp. Rute C: Kampus-Rahayu-Taman Siswa-Kridosono pp. Yang D: Kampus - Rahayu Timoho - Pugeran - Kridosono pp. Daerah operasi ini memang berpangkal dari kampus Bulak Sumur, tapi toh di sepanjang jalan Malioboro paling sering terjadi rebutan. Bukan saja antara A dan B, juga kadangkala C nyelonong. Penataan angkutan kota ini nampaknya adalah langkah awal dari rencana Pemda Kodya Yogyakarta untuk menjajagi sampai sejauh mana di kota ini perlu bis kota yang lebih besar. Di samping itu jumlah colt mini selama ini terlampau banyak dan menyebabkan lalu lintas semakin semerawut. Data yang terbaca di bagian perizinan DLLAJR DIY menyebutkan jumlah kendaraan ini 131 buah. Tapi petugas di bagian Inl menyebut, yang tergolong liar hampir sejumlah itu pula. Kepala Sub Bagian Perizinan DLLAJR DIY, Sarjono, memang pernah mengungkapkan perlunya bis kota yang lebih besar beroperasi di Yogya ini. Bahkan disebut-sebut kalangan perbankan bersedia memberikan kredit untuk pengadaan bis. Karena kalau bis itu dikelola oleh Pemda, masalah dana menjadi hambatan. Pihak swastalah yang akan ditampilkan dalam mengelola angkutan di dalam kota. Sarjono mengungkapkan suatu rencana matang sudah dipersiapkan. Sebagai ancer-ancer, akhir tahun 1978 ini diperkirakan bis kota yang lebih besar sudah mulai muncul. Bahkan jumlahnya pun diperkirakan sudah cukup banyak, yakni 70 buah untuk menjelajahi empat rute itu. Tapi sampai sejauh mana rencana ini akan terwujudkan sulit untuk dijawab sekarang. Karena ada dua masalah yang mengganjal. Pertama badan hukum dari pihak swasta itu -- yang disarankan dalam bentuk koperasi. Kedua, si pengelola bis kota itu wajib pula memperhatiikan colt ABCD (d/h: Kampus) agar yang terakhir ini tidak memprotes. Sementara itu pihak penguasa bis sudah menggelitik Pemda dan kalangan swasta. PT Star Motors Indonesia misalnya, bulan lalu menyelenggarakan pameran kendaraan Mercedes Benz di halaman parkir Ambarukmo Sheraton. Yang dipamerkan adalah bis berkapasitas tempat duduk 24 orang. "Pameran ini diselenggarakan pada saat Yogya membutuhkan angkutan kota berupa bis," kata Peter S. Tayu dari Star Motors, waktu itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus