CHARLES Lindbergh menyeberangi Lautan Atlantik dengan pesawat
terbang. Dia manusia pertama untuk itu. Dan Kamis sore, 18
Agustus lalu, balon pertama yang berhasil menyeberangi samudera
Atlantik mendarat di ladang gandum di Evreaux, Perancis Utara
namanya: Double Eagle II. Beratnya 20 ton. Tiga orang pemberani
yang menaikinya adalah Maxie Anderson (44 tahun), Ben Abruzzo
(48 tahun) dan Larry Newman (31 tahun).
Wajah ketiga balonis itu tampak cerah dan gembira, walaupun
cukup lelah. Bayangkan saja: mereka telah terbang selama
sebulan. Atau tepatnya 137 jam 18 menit, dengan menempuh jarak
sekitar 4800 km.
Sambutan bagi ketiga balonis dari Albuquerque, New Mexico (AS)
itu sangat meriah. Menteri Pemuda Perancis memberikan medali
emas pada ketiganya. Menteri Perhubungan Perancis, Joel le
Theule, menyematkan bintang Aeronautika Perancis di dada mereka.
Sambutan masyarakat Perancis tak kalah hangat dari ketika mereka
mengelu-elukan Charles Lindbergh yang berhasil menyelesaikan
penerbangan tunggal pertama menyeberangi Atlantik, dengan
pesawat terbang The Spirit of St. Louis, 21 Mei 1927.
Namun buat penulis editorial harian kiri Perancis, Liberation,
prestasi ketiga balonis Amerika itu lebih hebat dari Lindbergh.
Tulis Liberation: "Ini suatu kemenangan bagi ekologi, sebab
mereka terbang hanya dengan tenaga angin saja.
Balon tak mencemarkan atmosfir. Mulai dari Lindbergh s/d
Concorde, penerbangan melintasi Atlantik selalu menjadi makin
cepat dan makin mahal. Seorang balonis sebaliknya terbang pelan
tapi bebas. Ini suatu hal yang musti kita renungkan. "
Setelah 18 Kali
Banyak ahli ekologi memang sudah menggambarkan, betapa asap
pesawat pancar gas yang terbang mendekati atau di atas
--kecepatan suara mengotori lapisan ozone (03) di atmosfir. Maka
digambarkanlah segala efek jelek yang bisa menimpa manusia,
apabila lapisan ozone itu semakin tipis. Seperti meningkatnya
radiasi sinar kosmis dan lembayung-ultra, yang dapat menyebabkan
kanker kulit pada manusia. Belum lagi peningkatan suhu bumi,
yang dapat menyebabkan "Abad Es Ketiga."
Namun prestasi balon itu tak mudah. Percobaan melintasi
Atlantik, lautan yang hanya separuh dari lebar Pasifik, sudah
dilakukan 18 kali. Dua kali dari arah Eropa ke Amerika, tapi
kedua-duanya gagal. Paling akhir, dua bulan lalu, dua orang
Inggeris, Donald Cameron dan Christopher Davey mencoba take off
dari Inggeris, tapi malang. Mereka tercebur di lautan Atlantik,
hanya 117 mil dari daratan Perancis.
Abruzzo dan Anderson juga tak sekali pukul sukses. Mereka
sebelumnya telah mencoba terbang dengan Double Eagle I. Baru
terbang selama 64 jam, balon berawak itu jatuh ke laut, 5 mil
sebelah barat laut Pulau Eslandia. Angin kencang telah membuat
balon itu kehilangan arah dan tak terkendali lagi.
Awal 1975, Malcolm Forbes, penerbit majalah Forbe mencoba pula
menyeberangi Atlantik dengan balon gas yang terus dimonitor
oleh maskapai RCA secara elektronis. Ekspedisi ini pun gagal.
Meski sebelumnya, tahun 1973, Forbes berhasil menyeberangi
daratan AS dari pantai Pasifik ke pantai Atlantik, dengan
menghabiskan biaya 100 ribu dollar.
Merasa yakin setelah keberhasilannya yang pertama, trio dari
Albuquerque ini punya rencana baru: keliling dunia dengan balon,
dalam 30 hari. Kapan rencana yang ambisius itu mau dilaksanakan,
belum mereka umumkan pada pers.
Sementara itu para ahli Uni Soviet sedang menyiapkan suatu
rencana yang tak kalah fantastisnya. Terdorong kesulitan biaya
dan ekologi untuk membangun pipa minyak dan gas bumi dari
Siberia ke Rusia, sekelompok ahli aeronautika di Kiev
mengusulkan pengangkutan tanki-tanki migas itu dengan
serangkaian balon. Sebuah zeppelin direncanakan akan bertindak
sebagai 'lokomotif' penghela 'gerbong-gerbong' balon itu.
'Kereta api udara' ini diperkirakan dapat mengangkut 500 juta
drum minyak atau kondensat gas sekali tarik. Kecepatannya
diperkirakan mendekati 200 km/jam.
Berhasilnya proyek raksasa ini akan tergantung pada zeppelin
yang harus bertindak sebagai lokomotif. Bentuknya agak berbeda
daripada cerutu terbang yang dikenal di tahun 1930-an, dan
dirancang oleh Roman Gokhman dari biro perencana Kiev.
Zeppelin ini terbuat dari kerangka fibreglass dibungkus plastik
yang sangat kuat, diisi gas helium yang membuatnya mengapung di
udara. Panjang pesawat terbang ini 92 meter, dan mampu menarik
muatan seberat 11 ton. Tenaga penggeraknya berasal dari turbin
gas yang memutar baling-baling di ekor zepplin itu Bombastis?
Nanti dulu. Biro perancangnya, yang juga telah menghasilkan
pesawat terbang turbo-prop Antonov AN-22 Antheus, optimis bahwa
proyek itu akan bisa lepas-landas. Alasan mereka, seperti
diungkapkan oleh Christian Scence Monitor "Ongkos investasinya
lebih murah dan biaya perawatannya pun hanya separuh dari pada
memasang pipa minyak dari Siberia ke Moskow." Dan balon-balon
pun nanti beterbangan ....
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini