Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Lebih hebat dari lindbergh

Sambutan bagi ketiga penerbang balon asal new mexico, yang menyeberangi samudera atlantik & mendarat di ladang gandum, evreaux, prancis sangat meriah. mereka terbang selama sebulan dengan double eagle ii.(tek)

2 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CHARLES Lindbergh menyeberangi Lautan Atlantik dengan pesawat terbang. Dia manusia pertama untuk itu. Dan Kamis sore, 18 Agustus lalu, balon pertama yang berhasil menyeberangi samudera Atlantik mendarat di ladang gandum di Evreaux, Perancis Utara namanya: Double Eagle II. Beratnya 20 ton. Tiga orang pemberani yang menaikinya adalah Maxie Anderson (44 tahun), Ben Abruzzo (48 tahun) dan Larry Newman (31 tahun). Wajah ketiga balonis itu tampak cerah dan gembira, walaupun cukup lelah. Bayangkan saja: mereka telah terbang selama sebulan. Atau tepatnya 137 jam 18 menit, dengan menempuh jarak sekitar 4800 km. Sambutan bagi ketiga balonis dari Albuquerque, New Mexico (AS) itu sangat meriah. Menteri Pemuda Perancis memberikan medali emas pada ketiganya. Menteri Perhubungan Perancis, Joel le Theule, menyematkan bintang Aeronautika Perancis di dada mereka. Sambutan masyarakat Perancis tak kalah hangat dari ketika mereka mengelu-elukan Charles Lindbergh yang berhasil menyelesaikan penerbangan tunggal pertama menyeberangi Atlantik, dengan pesawat terbang The Spirit of St. Louis, 21 Mei 1927. Namun buat penulis editorial harian kiri Perancis, Liberation, prestasi ketiga balonis Amerika itu lebih hebat dari Lindbergh. Tulis Liberation: "Ini suatu kemenangan bagi ekologi, sebab mereka terbang hanya dengan tenaga angin saja. Balon tak mencemarkan atmosfir. Mulai dari Lindbergh s/d Concorde, penerbangan melintasi Atlantik selalu menjadi makin cepat dan makin mahal. Seorang balonis sebaliknya terbang pelan tapi bebas. Ini suatu hal yang musti kita renungkan. " Setelah 18 Kali Banyak ahli ekologi memang sudah menggambarkan, betapa asap pesawat pancar gas yang terbang mendekati atau di atas --kecepatan suara mengotori lapisan ozone (03) di atmosfir. Maka digambarkanlah segala efek jelek yang bisa menimpa manusia, apabila lapisan ozone itu semakin tipis. Seperti meningkatnya radiasi sinar kosmis dan lembayung-ultra, yang dapat menyebabkan kanker kulit pada manusia. Belum lagi peningkatan suhu bumi, yang dapat menyebabkan "Abad Es Ketiga." Namun prestasi balon itu tak mudah. Percobaan melintasi Atlantik, lautan yang hanya separuh dari lebar Pasifik, sudah dilakukan 18 kali. Dua kali dari arah Eropa ke Amerika, tapi kedua-duanya gagal. Paling akhir, dua bulan lalu, dua orang Inggeris, Donald Cameron dan Christopher Davey mencoba take off dari Inggeris, tapi malang. Mereka tercebur di lautan Atlantik, hanya 117 mil dari daratan Perancis. Abruzzo dan Anderson juga tak sekali pukul sukses. Mereka sebelumnya telah mencoba terbang dengan Double Eagle I. Baru terbang selama 64 jam, balon berawak itu jatuh ke laut, 5 mil sebelah barat laut Pulau Eslandia. Angin kencang telah membuat balon itu kehilangan arah dan tak terkendali lagi. Awal 1975, Malcolm Forbes, penerbit majalah Forbe mencoba pula menyeberangi Atlantik dengan balon gas yang terus dimonitor oleh maskapai RCA secara elektronis. Ekspedisi ini pun gagal. Meski sebelumnya, tahun 1973, Forbes berhasil menyeberangi daratan AS dari pantai Pasifik ke pantai Atlantik, dengan menghabiskan biaya 100 ribu dollar. Merasa yakin setelah keberhasilannya yang pertama, trio dari Albuquerque ini punya rencana baru: keliling dunia dengan balon, dalam 30 hari. Kapan rencana yang ambisius itu mau dilaksanakan, belum mereka umumkan pada pers. Sementara itu para ahli Uni Soviet sedang menyiapkan suatu rencana yang tak kalah fantastisnya. Terdorong kesulitan biaya dan ekologi untuk membangun pipa minyak dan gas bumi dari Siberia ke Rusia, sekelompok ahli aeronautika di Kiev mengusulkan pengangkutan tanki-tanki migas itu dengan serangkaian balon. Sebuah zeppelin direncanakan akan bertindak sebagai 'lokomotif' penghela 'gerbong-gerbong' balon itu. 'Kereta api udara' ini diperkirakan dapat mengangkut 500 juta drum minyak atau kondensat gas sekali tarik. Kecepatannya diperkirakan mendekati 200 km/jam. Berhasilnya proyek raksasa ini akan tergantung pada zeppelin yang harus bertindak sebagai lokomotif. Bentuknya agak berbeda daripada cerutu terbang yang dikenal di tahun 1930-an, dan dirancang oleh Roman Gokhman dari biro perencana Kiev. Zeppelin ini terbuat dari kerangka fibreglass dibungkus plastik yang sangat kuat, diisi gas helium yang membuatnya mengapung di udara. Panjang pesawat terbang ini 92 meter, dan mampu menarik muatan seberat 11 ton. Tenaga penggeraknya berasal dari turbin gas yang memutar baling-baling di ekor zepplin itu Bombastis? Nanti dulu. Biro perancangnya, yang juga telah menghasilkan pesawat terbang turbo-prop Antonov AN-22 Antheus, optimis bahwa proyek itu akan bisa lepas-landas. Alasan mereka, seperti diungkapkan oleh Christian Scence Monitor "Ongkos investasinya lebih murah dan biaya perawatannya pun hanya separuh dari pada memasang pipa minyak dari Siberia ke Moskow." Dan balon-balon pun nanti beterbangan ....

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus