KEMUNGKINAN Dumai jadi kota nomer 2 yang necis di Riau,
tampaknya sudah punah. Sebab Pertamina sebagai sponsornya
ternyata masih gering. Hingga Dumai yang selama 4 tahun terakhir
ini, sibuk disiapkan sebagai "kota Pertamina", kini jadi
termangu-mangu. Dan kota yang penghuninya membengkak jadi lima
kali lipat (semula cuma sekitar 8 ribuan), kini merupakan simbol
perbedaan antara kaya dan miskin dengan cukup menyolok. Sebab
hanya kawasan sekitar pelabuhan dan proyek kilang minyak
Pertamina Putri Tujuh sampai ke daerah instalasi Caltex saja
yang serba mewah. Atau cuma proyek jalan utama pelabuhan, yang
beken dengan julukan jalan Pertamina dan bangunan-bangunan kiri
kanan jalan tersebut saja yang serba megah. Sedang di luar itu
semua, Dumai yang mesum dan jorok, merupakan pemandangan
sehari-hari yang menyebalkan. Terutama di kawasan utama kota,
tempat hiruk-pikuk ekonomi berpusat sehari-hari.
Sional
Apalagi keadaan Jalan Sudirman. Jalan yang merupakan pusat dan
urat nadi kota itu, sudah tak layak lagi disebut bagian utama
kota. Selain berlobang-lobang bak kubangan kerbau, juga jorok
dan berbau. Kabarnya jalan tersebut dibangun tanpa dilengkapi
parit-parit. Hingga air hujan, bagaikan disediakan tempat
menggenang, tanpa gangguan sedikit pun melahapi aspal dan
lapisan-lapisan jalan. Mudah diduga, bila jalan utama keadaannya
seperti itu, jalan-jalan lainnya akan bernasib lebih buruk.
Untung saja ada sukarelawan dari kalangan Sional (Stasion
Angkatan Laut) di Dumai yang tergugah mau memperbaiki
jalan-jalan tersebut. Bersama masyarakat membenahi jalan Kaswari
sepanjang 1100 m. Dan sedikitnya menurut Kapten (L) BPL Tobing,
Perwira Pelaksana Sional Dumai, Rp 1,4 juta habis dilahap itu
jalan. Setelah itu dibebani pula Jalan Seismic, sepanjang 100 m.
"Jalan ini amat vital", ujar Tobing memberi alasan kesibukannya.
Sebab memang merupakan jalan keluar masuk kendaraan dari
pelabuhan ke jurusan kota. Tapi tak pernah mendapat perhatian
Pemda Bengkalis. Sebab kabarnya pembenahan jalan-jalan di sana
sejak semula memang jadi tanggung jawab Pertamina. Yang waktu
itu merasa jago dalam perkara duit. Sedang sekarang? Tahu
sendirilah!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini