Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Sejak Pertamina Gering

Jalan antara pelabuhan ke pusat kota dumia yang dibiayai pertamina rusak. Namun sejak perusahaan krisis, jalan tidak lagi diperhatikan. Sukarelawan dari kalangan sional tergugah memperbaikinya.

10 Juli 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEMUNGKINAN Dumai jadi kota nomer 2 yang necis di Riau, tampaknya sudah punah. Sebab Pertamina sebagai sponsornya ternyata masih gering. Hingga Dumai yang selama 4 tahun terakhir ini, sibuk disiapkan sebagai "kota Pertamina", kini jadi termangu-mangu. Dan kota yang penghuninya membengkak jadi lima kali lipat (semula cuma sekitar 8 ribuan), kini merupakan simbol perbedaan antara kaya dan miskin dengan cukup menyolok. Sebab hanya kawasan sekitar pelabuhan dan proyek kilang minyak Pertamina Putri Tujuh sampai ke daerah instalasi Caltex saja yang serba mewah. Atau cuma proyek jalan utama pelabuhan, yang beken dengan julukan jalan Pertamina dan bangunan-bangunan kiri kanan jalan tersebut saja yang serba megah. Sedang di luar itu semua, Dumai yang mesum dan jorok, merupakan pemandangan sehari-hari yang menyebalkan. Terutama di kawasan utama kota, tempat hiruk-pikuk ekonomi berpusat sehari-hari. Sional Apalagi keadaan Jalan Sudirman. Jalan yang merupakan pusat dan urat nadi kota itu, sudah tak layak lagi disebut bagian utama kota. Selain berlobang-lobang bak kubangan kerbau, juga jorok dan berbau. Kabarnya jalan tersebut dibangun tanpa dilengkapi parit-parit. Hingga air hujan, bagaikan disediakan tempat menggenang, tanpa gangguan sedikit pun melahapi aspal dan lapisan-lapisan jalan. Mudah diduga, bila jalan utama keadaannya seperti itu, jalan-jalan lainnya akan bernasib lebih buruk. Untung saja ada sukarelawan dari kalangan Sional (Stasion Angkatan Laut) di Dumai yang tergugah mau memperbaiki jalan-jalan tersebut. Bersama masyarakat membenahi jalan Kaswari sepanjang 1100 m. Dan sedikitnya menurut Kapten (L) BPL Tobing, Perwira Pelaksana Sional Dumai, Rp 1,4 juta habis dilahap itu jalan. Setelah itu dibebani pula Jalan Seismic, sepanjang 100 m. "Jalan ini amat vital", ujar Tobing memberi alasan kesibukannya. Sebab memang merupakan jalan keluar masuk kendaraan dari pelabuhan ke jurusan kota. Tapi tak pernah mendapat perhatian Pemda Bengkalis. Sebab kabarnya pembenahan jalan-jalan di sana sejak semula memang jadi tanggung jawab Pertamina. Yang waktu itu merasa jago dalam perkara duit. Sedang sekarang? Tahu sendirilah!

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus