Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bekasi - PT. Jasa Marga mencatat 38 gangguan kendaraan selama Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek dioperasikan mulai 15 sampai 17 Desember 2019. Gangguan akibat mesin terbanyak, mencapai 17 kejadian disusul mobil pecah ban sebanyak 13 kejadian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sedangkan kehabisan bahan bakar mencapai delapan kejadian, kalau kecelakaan nihil," kata Direktur Operasi PT Jasa Marga Subakti Syukur dalam jumpa pers di Kantor Cabang Jasa Marga jakarta-Cikampek, Bekasi, Kamis, 19 Desember 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, ada sebanyak empat mobil derek yang standby membantu kendaraan mengalami gangguan. Dua mobil ada di pintu masuk di kilometer 48 mengarah ke Jakarta dan dua lagi berada di kilometer 10 mengarah ke Cikampek wilayah Cikunir.
"Ada mobil ambulans, tiga PJR (patroli jalan raya) dari Korlantas Polri dan satu rescue," katanya.
Ia menambahkan, untuk mengantisipasi hambatan lalu lintas di ruas jalan tol layang terpanjang di Indonesia tersebut ditetapkan tiga zona penanganan dengan delapan jalur evakuasi. Ketiga zona tersebut berada di ruas Cikunir-Bekasi Barat, Bekasi Barat-Cikarang Timur, dan Cikarang Timur-Karawang Barat.
"Setiap zona ini ada patroli, setiap zona ada u-turn," kata Subakti.
Ia menambahkan, selama tiga hari dioperasikan tren gangguan kendaraan cenderung menurun. Misalnya, gangguan akibat pecah ban di hari pertama mencapai delapan kejadian, kemudian di hari berikutnya hanya dua kali dan tiga kali. "Kehabisan bahan bakar terakhir kemarin tidak ada," kata dia.
Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek atau Tol Japek telah dioperasikan sejak Ahad, 15 Desember lalu. Jalan sepanjang 38 kilometer ini dibuka untuk umum secara fungsional karena menyambut libur panjang natal dan tahun baru. Karena itu, belum ada penarikan biaya kepada pengguna jalan tersebut.
ADI WARSONO