Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PEMPEK Palembang disuguhkan Hatta Rajasa buat tetamunya awal tahun ini. Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu menerima Sekretaris Jenderal Taufik Kurniawan, Wakil Ketua Umum Dradjad Wibowo, serta para pengurus pusat lain, seperti Tjatur Sapto Edy, Zulkifli Hasan, dan Bima Arya Sugiharto, di rumahnya, Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan.
Hatta meminta waktu bicara, menurut Bima Arya, lalu mengatakan, "Insya Allah, anak saya kelihatannya jadi dengan putra SBY." Mendengar "gosip A-1" ini, kata Bima, seluruh hadirin sempat terdiam, sebelum mengucapkan selamat kepada Menteri Koordinator Perekonomian itu. Mereka berseru, "Alhamdulillah…."
Bukan kabar mengejutkan, sebenarnya. Menurut Bima, kedekatan Edhie Baskoro Yudhoyono dengan Siti Ruby Aliya Rajasa sudah lama beredar di kalangan pengurus PAN. Tapi baru pada saat itu Hatta menyatakannya secara terbuka. Kabar ini jelas disambut baik oleh para politikus Partai Matahari Biru. "Hubungan PAN dan Demokrat semakin dekat," kata Wakil Sekretaris Jenderal Viva Yoga Mauladi.
Hubungan Hatta dan Yudhoyono sudah cukup harmonis. Keduanya pernah menjadi anak buah Presiden Megawati Soekarnoputri. Hatta menjadi Menteri Riset dan Teknologi, sementara Yudhoyono menjabat Menteri Koordinator Politik dan Keamanan. Ketika Yudhoyono jadi presiden, Hatta direkrut menjadi Menteri Perhubungan. Di tengah jalan, Hatta semakin dekat ke Istana ketika dipindahkan menjadi Menteri-Sekretaris Negara, posisi yang berdekatan dengan Presiden.
Meski berbeda partai politik, Hatta juga menjadi kepercayaan Yudhoyono dalam menjalin lobi. Menjelang pemilihan presiden 2009, Yudhoyono mengutusnya bertemu dengan Megawati. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mengatakan Hatta menyampaikan tawaran koalisi dari Yudhoyono, yang segera ditolak Megawati.
Politikus lain menyebutkan Hatta sangat dipercaya Yudhoyono. Dalam pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II, Hatta ikut menyusun. Begitu juga dalam perombakan kabinet, pertengahan Oktober lalu, Hatta ikut sumbang saran, terutama untuk menteri ekonomi. "Hatta mempertahankan seorang menteri ekonomi," ujarnya. PAN juga termasuk partai yang loyal dalam koalisi pemerintah.
Seorang politikus Partai Demokrat mengatakan, dengan pernikahan Ibas-Aliya dan ditambah lagi kedekatan Yudhoyono-Hatta, hampir pasti partainya akan kembali berkoalisi dengan PAN pada 2014. Besar kemungkinan Yudhoyono bakal mendukung Hatta sebagai calon wakil presiden. Sedangkan calon presiden tetap dari Demokrat. Posisi ini lebih realistis ketimbang mengajukan Hatta sebagai presiden, mengingat perolehan suara PAN jauh di bawah Demokrat.
Bima Arya pun mengakui pernikahan Ibas dengan Aliya memiliki pengaruh politik. "Ini modal. Kami berharap ada 'koalisi dua biru'," ujarnya—PAN dan Demokrat memiliki lambang dominan warna biru. Tapi Bima menegaskan partainya tak akan bergantung pada Demokrat. "Kami masih harus bekerja keras."
Menurut Viva Yoga, PAN tetap berusaha mengajukan Hatta sebagai calon presiden. Saat ini, desakan dari para pengurus daerah memajukan Hatta sangat besar. Besar kemungkinan deklarasi Hatta sebagai calon presiden bakal dinyatakan dalam rapat kerja nasional awal Desember.
Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum menegaskan hubungan Aliya dan Ibas tak ada hubungannya dengan pemilihan presiden. Demokrat baru akan memutuskan calon yang diusung tiga tahun lagi. "Belanda masih jauh," kata Anas.
Pramono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo