Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Selain Bintitan dan Mata Merah, Kenali Jenis Infeksi Mata Lainnya

Gejala infeksi mata berupa rasa nyeri, pembengkakan, gatal, atau kemerahan pada mata.

25 September 2019 | 09.09 WIB

Ilustrasi mata gatal atau mata merah. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi mata gatal atau mata merah. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Organ vital yang cukup rentan mengalami infeksi adalah mata. Penyebabnya banyak faktor. Mulai dari debu, asap rokok, polusi, hingga infeksi jamur, virus, dan bakteri. Sedangkan gejala infeksi mata berupa rasa nyeri, pembengkakan, gatal, atau kemerahan pada mata. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Anda dapat memeriksakannya ke dokter, untuk mengetahui jenis infeksi mata yang dialami. Selain menemukan penyebab sakit mata, pemeriksaan medis juga akan memungkinkan dokter dalam memberikan pengobatan yang sesuai.  

Penyebab sakit mata berdasarkan jenis infeksi mata

1. Mata merah
Konjungtivitis atau mata merah termasuk salah satu penyakit mata yang paling umum terjadi. Kondisi ini terjadi karena adanya peradangan atau infeksi pada selaput bening, yang melapisi bagian luar bola mata atau konjungtiva. Inilah yang memicu mata tampak merah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyebab sakit mata satu ini bisa berupa paparan asap rokok, polusi, alergi, zat kimia (misalnya dalam sampo atau sabun muka), hingga infeksi bakteri dan virus. Selain mata yang memerah, konjungtivitis juga dapat mengakibatkan mata terasa nyeri, gatal, berair, hingga mengalami pembengkakan. 

Pengobatan konjungtivitis bergantung pada jenis iritasi mata merah yang Anda alami. Konjungtivitis akibat bakteri akan ditangani dengan obat antibiotik. Obat ini bisa berupa obat tetes mata, salep, atau obat minum untuk membunuh bakteri. Sedangkan konjungtivitis yang terjadi karena serangan virus umumnya akan menghilang dengan sendirinya setelah 7-10 hari. Anda bisa mengompres mata menggunakan kain bersih yang sudah dibasahi air hangat guna menghilangkan rasa tidak nyaman. Konjungtivitis akibat alergi bisa ditangani dengan obat antihistamin. Anda juga bisa menghindari alergi dengan menjauhi pemicu alergi. 

2. Bintitan
Bintitan merupakan istilah awam untuk kondisi mata bernama hordeolum. Pada kondisi hordeolum, benjolan kecil menyerupai jerawat akan tumbuh di dekat kelopak mata Anda.  Penyebab sakit mata ini adalah infeksi akut pada kelenjar sekresi di kelopak mata. Terkadang, bakteri dapat masuk dan menginfeksi kelenjar minyak di kelopak mata dan memicu munculnya bintitan. Benjolannya bisa terbentuk pada salah satu atau kedua kelopak mata (atas dan bawah).

Bintitan mengakibatkan peradangan, nyeri, dan kemerahan pada kelopak mata.  Selain benjolan, gejala bintitan bisa berupa rasa gatal, nyeri, dan bengkak pada mata, dan mata lebih banyak mengeluarkan air mata.  Bintitan umumnya tidak butuh perawatan khusus dan bisa hilang dengan sendirinya. Namun Anda bisa melakukan perawatan di rumah untuk mempercepat penyembuhan. 

Misalnya dengan mengompres mata dengan kain bersih yang sudah dibasahi air hangat. Lakukan selama 20 menit dan beberapa kali sehari. Gunakan air bersih dan sabun berbahan lembut (terutama yang tidak mengandung wewangian) untuk membersihkan area kelopak mata. Bila bintitan terasa nyeri dan bengkak, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti acetaminophen. Jangan memakai lensa kontak atau riasan mata hingga infeksi benar-benar hilang. Jika perlu, oleskan salep antibiotik. Namun obat ini sebaiknya digunakan dengan resep dokter. 

3. Keratitis 
Keratitis merupakan suatu jenis peradangan yang menginfeksi bagian kornea mata. Gejala keratitis umumnya meliputi kemerahan dan pembengkakan pada mata, mata terasa nyeri atau seperti ada yang mengganjal, mata berair, penglihatan kabur, serta mata yang sensitif terhadap cahaya.  Penyebab sakit mata ini adalah infeksi (bakteri, virus, atau jamur) dan cedera mata. Bila disebabkan oleh infeksi, keratitis bisa menular. Sementara keratitis akibat cedera tentu tidak menular.

Karena penyebabnya berbeda-beda, pengobatannya juga bisa berlainan. Keratitis akibat bakteri dengan penggunaan obat tetes antibiotik selama beberapa hari. Sementara keratitis yang lebih parah akan ditangani dengan antibiotik oral (minum). Sedangkan keratitis akibat jamur, dokter akan memberikan obat tetes mata berisi cairan antijamur. Pengobatan ini dapat memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Sementara keratitis akibat virus: Obat tetes mata atau obat oral dapat membantu menyembuhkan infeksi ini dalam waktu beberapa hari hingga satu minggu. Namun infeksi virus dapat muncul kembali di kemudian hari, bahkan setelah pengobatan. 

Selanjutnya Blefaritis peradangan kelopak mata

4. Blefaritis
Blefaritis adalah suatu kondisi peradangan pada kelopak mata. Penyebab sakit mata ini biasanya sumbatan kelenjar minyak di kulit kelopak mata. Penyumbatan ini kemudian dapat menjadi sarang bakteri, sehingga terjadi infeksi. Gejala-gejala blefaritis meliputi mata merah, gatal, berair, dan bengkak, sensasi terbakar pada mata, sensasi seperti ada yang mengganjal di mata, mata yang sensitif terhadap cahaya, dan ada benjolan di dasar bulu mata atau sudut mata. 

Untuk mengobati blefaritis, dokter umumnya memberikan langkah-langkah penanganan berikut mengompres kelopak mata dengan handuk basah dan hangat untuk mengurangi pembengkakan. Lalu, menggunakan obat tetes mata yang mengandung kortiosteroid guna meredakan peradangan, dan nenggunakan obat tetes mata berisi cairan pelumas agar mata tetap lembap dan mencegah iritasi. Minum obat antibiotik. 

5. Endoftalmitis
Endoftalmitis merupakan peradangan parah pada bagian dalam mata. Penyebab sakit mata ini bisa infeksi bakteri atau jamur. Infeksi jamur candida termasuk salah satu penyebab sakit mata endoftalmitis yang paling sering terjadi. Selain infeksi, endoftalmitis dapat pula terjadi akibat cedera mata yang menembus bagian dalam mata. Meski ini jarang, penyakit mata ini juga bisa muncul karena komplikasi setelah menjalani operasi mata tertentu. Misalnya, operasi katarak.

Beberapa gejala endoftalmitis yang perlu diwaspadai adalah rasa sakit di mata yang ringan hingga berat, kemerahan atau bengkak di area mata dan kelopaknya, mata bernanah, mata yang sensitif terhadap cahaya terang, pandangan kabur, serta kehilangan penglihatan sebagian atau seluruhnya. 

Pengobatan endoftalmitis tergantung pada penyebab infeksi dan tingkat keparahannya. Secara umum, penanganannya dilakukan dengan menyuntikkan obat antibiotik langsung ke mata untuk menghentikan infeksi. Anda juga mungkin akan menerima suntikan kortikosteroid ke mata guna meredakan peradangan. Karena penyakit mata ini termasuk parah dan kondisi darurat, Anda sebaiknya segera ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat bila mengalami gejala-gejala endoftalmitis. 

6. Uveitis
Pada mata, terdapat uvea yang berperan mengantarkan darah ke retina. Bila mengalami infeksi, uvea bisa mengalami peradangan. Kondisi inilah yang disebut uveitis. Gangguan sistem kekebalan tubuh, infeksi virus, atau cedera mata termasuk beberapa penyebab sakit mata ini. Meski jarang, uveitis yang parah dan tidak ditangani bisa saja menyebabkan kebutaan.

Gejala uveitis umumnya meliputi mata merah, rasa sakit pada mata, mata yang sensitif terhadap cahaya, pandangan kabur, dan floaters (sensasi seperti ada suatu objek yang menghalangi penglihatan).  Dalam mengatasi uveitis dokter akan melakukan langkah-langkah seperti memberikan suntikan pada mata untuk mengurangi gejala penyakit. Obat tetes mata kortikosteroid atau obat oral steroid untuk meredakan peradangan. Obat antibiotik untuk mengatasi infeksi sekaligus mencegah agar penyakit tidak menyebar pada bagian mata lainnya.Obat-obatan untuk menekan sistem kekebalan tubuh. Namun Langkah ini hanya dianjurkan pada kasus uveitis yang parah. Anda juga dianjurkan untuk mengenakan kacamata hitam selama mengidap uveitis. 

Selanjutnya, Herpes mata

7. Herpes okular
Herpes okular adalah kondisi mata yang terjadi akibat infeksi virus herpes simpleks (HSV1). Karena itu, penyakit ini juga dengan istilah herpes mata.  Berbeda dengan herpes pada umumnya, herpes mata bukan menular lewat kontak seksual. Karena itu, herpes mata bukanlah penyakit menular seksual.

Herpes mata bisa ditandai dengan sakit dan iritasi mata, mata yang sensitif terhadap cahaya, penglihatan buram, mata berair, dan inflamasi pada kelopak mata. Gejala-gejala ini cenderung hanya menginfeksi salah satu mata. Karena penyebab sakit mata ini adalah virus, pengobatan utamanya dilakukan dengan obat antivirus seperti acyclovir dalam bentuk obat tetes, oral, atau salep.

Dokter juga bisa memberikan obat tetes mata berisi kortikosteroid untuk meredakan peradangan apabila infeksi menyebar lebih jauh ke bagian dalam mata (stroma). Bila diperlukan, prosedur debridement pun bisa menjadi pilihan penanganan. Pada prosedur ini, dokter akan menyingkirkan sel-sel yang sudah terinfeksi dengan alat khusus. 

8. Trakoma
Trakoma adalah jenis infeksi mata yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Penyakit mata ini dapat menular melalui kontak dengan mata, hidung, atau cairan ingus maupun air liur penderita. Demikian pula dengan barang-barang yang sudah terkontaminasi oleh bakteri.

Sebagai contoh, Anda bisa tertular bakteri penyebab sakit mata trakoma bila Anda meminjam saputangan penderita trakoma yang telah tercemar bakteri, untuk menyeka wajah dan tidak sengaja mengusap mata Anda. Bakteri yang ada di saputangan penderita bisa saja berpindah ke mata Anda.

Pada tahap awal, trakoma dapat menyebabkan gatal dan iritasi pada mata Anda. Kemudian, kelopak mata bisa membengkak dan bernanah. Karena penyebabnya adalah bakteri, trakoma harus diobati dengan antibiotik yang diresepkan oleh dokter. Jika tidak segera ditangani, trakoma dapat menyebabkan kebutaan. 

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus