Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Seri kesembilan Formula E disebut bakal jadi ajang adu pintar manajemen baterai.
Juara sulit diprediksi karena sirkuit baru punya karakter yang menghabiskan baterai.
Tim Mercedes-EQ dan DS Techeetah diperkirakan mendominasi.
JAKARTA — Seri kesembilan balapan Formula E musim 2021/2022 di Sirkuit Internasional E-Prix Jakarta hari ini disebut bakal menjadi ajang adu pintar strategi manajemen baterai oleh para pembalap Formula E. Dalam pergelaran ini, para pembalap diprediksi lebih berhati-hati dalam adu cepat di sirkuit baru yang pertama kalinya menggelar lomba balap mobil listrik ini.
Pengamat Formula E, M. Wahab, mengatakan lintasan di Ancol, Jakarta Utara, tersebut memiliki karakteristik banyak trek lurus. Selain itu, setidaknya ada tiga tikungan panjang yang bisa digunakan para pembalap untuk tancap gas penuh. "Sulit sekali memprediksi siapa yang akan menjadi juara mengingat sirkuit ini baru dengan karakter menghabiskan energi baterai," kata Wahab, kemarin.
Beda Formula E dengan F1
Wahab mengatakan balapan Formula E sangat berbeda dengan balap jet darat Formula 1 (F1). Formula E sangat bergantung pada battery management system (BMS) setiap peserta. Selain itu, ada aturan Attack Mode, yakni fitur yang bisa membantu pembalap mendapatkan kecepatan tambahan saat melewati jalur tertentu. Nantinya mereka bisa mendapatkan daya tambahan hingga 30 kW.
Ada juga fitur Fanboost yang bisa membuat penonton alias para fan berperan aktif dalam mempengaruhi hasil balapan. Penggemar bisa memilih pembalap favorit mereka. Nantinya lima pembalap yang terpilih akan mendapatkan dorongan tenaga ekstra selama balapan.
Pembalap dari tim Mercedes-EQ, Stoffel Vandoorne di Jakarta International E-Prix Circuit (Jakarta E-Prix), Ancol, Jakarta, 3 Juni 2022. TEMPO/Subekti
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dominasi 2 Tim Balapan Formula E
Untuk balapan besok, meski hampir semua tim punya peluang meraih podium, Wahab memprediksi seri kesembilan ini akan didominasi pembalap dari dua tim, yakni Mercedes-EQ dan DS Techeetah. Tim Jaguar TCS dan ROKiT Venturi juga punya peluang lumayan besar. Adapun kuda hitam bisa muncul dari tim Envision dan Tag Heuer Porsche.
Dua pembalap dari Mercedes-EQ, Stoffel Vandoorne dan Nyck de Vries, juga tengah dalam performa bagus setelah pada seri sebelumnya keduanya meraih posisi ketiga dan pertama. Secara peringkat umum, Vandoorne saat ini berada di posisi pertama. Sedangkan De Vries ada di peringkat keenam. "Mercedes dan DS ini sangat kelihatan kedewasaannya dalam manajemen baterai. Tapi, dari sisi pembalap, Mercedes sedikit lebih unggul dibanding DS Techeetah," kata Wahab.
Pembalap dari Mahindra Racing, Alexander Sims, mengatakan trek di Ancol ini sangat menantang. Banyak tikungan yang langsung disusul dengan tikungan lainnya. Karena itu, ia mengatakan akan sangat krusial untuk dapat secara cepat beradaptasi dan menemukan pola yang tepat. "Berbuat kesalahan di satu tikungan saja akan membuat kita kehilangan seluruh lap," ucap Sims.
Hal senada diungkapkan pembalap dari ROKiT Venturi Racing, Lucas di Grassi. Juara pertama Formula E itu mengatakan sirkuit di Jakarta memiliki perpaduan antara tikungan untuk kecepatan rendah, sedang, dan tinggi. Hal itu benar-benar menguji setiap aspek dari performa mobil. Menurut dia, lintasan ini sangat sempit dan teknikal, perwujudan antara Formula E dan trek jalanan. “Di titik ini, kami sudah melakukan sejumlah persiapan yang bagus. Tapi kami tetap harus menerapkannya dalam latihan nanti," kata di Grassi.
Pemuncak klasemen sementara balapan Formula E, Stoffel Vandoorne, mengatakan optimistis akan meraih hasil positif di Jakarta. Meski lintasan dan tempat bertanding ini baru bagi semua pembalap, ia tetap bersemangat untuk mencoba sirkuit tersebut. Dia menyatakan menyukai lintasan baru karena itu hal yang menyenangkan. “Saya suka tantangan saat kamu tak tahu apa yang akan kamu dapatkan. Kami (Mercedes-EQ) juga tim yang kuat. Kami sudah mempersiapkan dengan baik, tahu apa kemungkinannya, dan harus menggunakan hal itu sebagai keunggulan kami," ujar dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
EGI ADYATAMA | FIA FORMULA E
Baca juga: Diklaim Akibat Cuaca Ekstrem
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo