Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
IKLAN telepon seluler seukuran pintu rumah di salah satu pusat penjualan barang elektronik di Shenzhen, Cina, itu benar-benar menohok mata. Bukan karena ukuran iklan atau warnanya yang mencolok, melainkan sang bintang iklan: Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Benar, Barack Obama menjadi bintang iklan ponsel BlockBerry 9500 Whirlwind.
Jangan silap mata. Ini bukan salah ketik, nama ponsel itu memang BlockBerry—pakai ”o”—bukan BlackBerry. Simak bunyi kutipan iklannya, ”Obama punya BlackBerry, saya punya BlockBerry.” Sekilas tampilan BlockBerry Angin Puyuh ini sama persis dengan BlackBerry Storm 9500 buatan Research In Motion, sebuah perusahaan Kanada. Bedanya, BlockBerry menggunakan sistem operasi Microsoft Windows Mobile 6.1 dan harganya hanya sepertiga harga BlackBerry Storm 9500 yang lebih dari Rp 4 juta.
Perusahaan pembuat BlockBerry Whirlwind ini adalah Haff-Comm. Silakan cari di Google atau mesin pencari Cina, Baidu.cn, dijamin tidak akan ditemukan informasi apa pun mengenai perusahaan ini. Dan bisa dipastikan, perusahaan ”misterius” ini hanya mencatut foto Barack Obama.
Di Shenzhen, kota industri di Provinsi Guangdong, Cina, ada ribuan perusahaan seperti Haff-Comm yang membuat ribuan merek shanzhai ji atau ponsel bandit, demikian ponsel aspal—asli tapi palsu—itu biasa disebut. Sebagian besar perusahaan ini kelas industri rumah tangga dengan jumlah karyawan hanya belasan orang.
Mereka mengimitasi hampir semua jenis ponsel yang sedang laris di pasar dan menjualnya dengan merek yang bisa menipu mata seperti BlockBerry Angin Puyuh itu. Tapi mereka juga membuat merek, desain, dan fitur yang kadang kelewat kreatif. Ponsel Marlbara 3838, misalnya, bentuknya benar-benar mirip kemasan rokok Marlboro Lights. Ponsel ini punya kontainer yang bisa memuat tujuh batang rokok. ”Inovasi ponsel lokal Cina sangat mengesankan dan tidak ada yang menandinginya,” kata Karl Weaver, pendiri Newport Technologies, konsultan telekomunikasi di Cina, kepada ZDNet.
Ada ribuan pembuat shanzhai ji, sehingga persaingan di antara mereka juga sangat ketat. Setiap perusahaan harus pintar-pintar berinovasi sekaligus menekan harga. Keuntungan setiap pesawat telepon seluler sangat tipis, hanya berkisar US$ 1,5-3 atau sekitar Rp 13-27 ribu.
Selain berkat persaingan ketat, ada beberapa faktor lain yang membuat harga ponsel bandit ini jauh lebih murah. Pertama, mereka jelas tidak membayar pajak. Kedua, perusahaan-perusahaan itu tidak perlu keluar biaya riset. Satu lagi, perusahaan pembuat BlockBerry dan kawan-kawan sejenisnya tak kekurangan pasokan sirkuit serta komponen ponsel murah.
Menurut data perusahaan riset CCID Consulting, perusahaan Taiwan, MediaTek Inc., menginvasi hingga seperempat pasar sirkuit ponsel di Cina daratan, sekaligus menjadi pemasok terbesar. Texas Instrument dan Qualcomm—dua-duanya perusahaan Amerika—adalah pemasok sirkuit dan komponen terbesar kedua dan ketiga. Sisanya dipasok oleh perusahaan Cina. Jadi para pembuat shanzhai ji ini tak pernah kehabisan bahan baku murah ponsel.
Ponsel bandit tak bisa diremehkan. Beijing Tianyu Communication dengan merek K-Touch berhasil menembus pasar papan atas penguasa pasar ponsel Cina. Tianyu didirikan perempuan yang dikenal sebagai penemu Nokia-nya Cina, Rong Xiuli, delapan tahun lalu. Kini Tianyu menguasai sepuluh persen pasar ponsel Cina dan berada di urutan ketiga setelah Nokia dan Samsung. ”Penampilannya menarik dan harganya murah,” kata Liu Xiaoan, seorang sopir taksi di Beijing. Dia pembeli fanatik ponsel bandit buatan Tianyu.
CCID Consulting memperkirakan, dari sekitar 750 juta ponsel yang dibuat di Negeri Tirai Bambu tahun lalu, lebih dari dua puluh persen atau 150 juta ponsel merupakan ponsel bandit. Tujuh puluh persen ponsel bandit itu diekspor ke luar negeri, terutama membanjiri negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
PENAMPILAN oke, fitur lumayan lengkap, dan harga murah telah terbukti menjadi resep mujarab Tianyu merayu konsumen di Negeri Tirai Bambu, yang juga berlaku di Indonesia. Resep itulah yang dipraktekkan PT Metrotech Jaya Komunika ketika meluncurkan Nexianberry pada Mei tahun lalu. Antrean calon pembeli mengular sangat panjang. Penjualan ponsel murah berpenampilan ala BlackBerry itu sangat fantastis. Di Pameran Selular sebulan kemudian, hanya dalam lima hari, lebih dari tujuh ribu Nexianberry ludes terjual. Setelah itu, laju penjualan Nexianberry tak tertahankan lagi. Kurang dari enam bulan, lebih dari sejuta Nexianberry sold out.
Berkat sukses besar Metrotech membuka ceruk pasar baru di bisnis ponsel, puluhan pemain baru pun bermunculan ikut menikmati gurihnya pasar ponsel QWERTY murah ini. Semuanya made in China.
Walaupun persaingan semakin ketat, mereka tetap optimistis memasarkan barang dagangan mereka. PT Skybee yang baru mulai menjual dua model ponsel QWERTY sebulan lalu, misalnya, yakin produknya itu masih punya peluang. ”Target kami bisa menjual enam ratus ribu ponsel,” kata Sung Khiun Normina, Direktur Skybee. Untuk memenuhi target penjualan, Skybee akan meluncurkan delapan model ponsel QWERTY lain.
Beberapa di antara pemain baru ini malah sama sekali belum berpengalaman di dunia telekomunikasi, seperti CV Kota Tombo Makmur. Perusahaan yang berkantor di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, ini semula bergerak di bidang pelayanan jasa pengurusan kepabeanan. Sejak akhir tahun lalu Kota Tombo mulai memasarkan ponsel QWERTY buatan Cina dengan merek Nexcom dan BStar.
”Selama mereka memenuhi spesifikasi teknis, tidak ada masalah,” kata Gatot S. Dewa Broto, juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika. Salah satu ketentuan teknis yang dipersyaratkan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi adalah kesiapan menyediakan layanan purnajual. Soal layanan purnajual ini, kata Gatot, mereka mensinyalir ada beberapa penjual ponsel Cina yang nakal. ”Tapi kami belum tahu merek yang mana.” Salah satu modusnya, dengan memanfaatkan jaringan pelayanan purnajual milik merek lain.
Pasar bebas Cina-ASEAN yang dibuka sejak awal Januari lalu menjadi tonik penambah keperkasaan bisnis ponsel murah Negeri Panda. Menurut Djatmiko Wardoyo, Presiden Direktur Cipta Multi Usaha Perkasa, dampak paling signifikan dari perdagangan bebas ialah makin tertekannya harga. Tentu konsumen pun tambah bersemangat membeli ponsel QWERTY ini. Importir senang dengan hilangnya bea masuk 10 persen. ”Margin itu yang akan menambah keuntungan,” kata Djatmiko.
Melihat peluang di bisnis ponsel Cina ini, Djatmiko menimbang-nimbang untuk menjual ponsel Cina di jaringan tokonya, Global Teleshop. Selama ini, Global Teleshop merupakan distributor besar untuk merek Nokia, BlackBerry, LG, Samsung, dan Apple iPhone.
Tapi ponsel murah Cina ini tak sepenuhnya bebas masalah. Di forum bursa ponsel, beberapa konsumen mengeluhkan fitur-fitur ponsel Cina tak berfungsi atau berbeda dengan spesifikasi yang tertera di buku manual. Kamera yang dijanjikan beresolusi dua megapiksel, misalnya, ternyata pada prakteknya hanya kamera VGA. Kata Gatot, ”Kalau ada kasus seperti itu, laporkan ke kami. Sertifikasinya akan dicabut.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo