Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Setelah Cikeas-Kertanegara Buntu

Anies Baswedan dan Sandiaga Uno diusung koalisi Partai Gerindra dan PKS menjadi calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Diputuskan pada detik-detik terakhir setelah rencana koalisi dengan kelompok Cikeas berantakan.

26 September 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ANIES Baswedan menyelinap dari rumah Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara 4, Jakarta Pusat, pada Jumat dinihari pekan lalu. Dia meninggalkan rumah Ketua Umum Partai Gerindra itu tak seperti tetamu lain, yang keluar-masuk lewat gerbang utama sebelah kiri. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini keluar dari pintu pagar sebelah kanan.

Perhatian jurnalis yang memantau lobi-lobi di rumah Prabowo pada hari terakhir pendaftaran calon Gubernur DKI Jakarta tertuju pada pintu pagar sebelah kiri. Anies baru tepergok sejumlah wartawan ketika berdiri di dekat pintu mobilnya. Tapi ia tidak menjawab pertanyaan apa pun dan langsung masuk mobil.

Lewat tengah malam Jumat itu, Anies diundang koalisi Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera, yang mencari kandidat. Lobi-lobi di antara petinggi partai belum mencapai titik temu. Beberapa saat setelah meninggalkan rumah Prabowo, kepada Tempo yang bertanya melalui telepon seluler, Anies menjawab, "Santai...."

Sepuluh menit setelah Anies pergi, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani keluar dari pintu pagar sebelah kiri rumah Prabowo. Ia menyatakan Gerindra dan PKS belum mengumumkan pasangan calon pada dinihari itu. Alasannya, petinggi kedua partai kelelahan sehingga pengumuman ditunda hingga Jumat siang.

Setelah memberi pernyataan ringkas, Muzani balik masuk ke rumah Prabowo. Tak lama berselang, sejumlah petinggi Gerindra, di antaranya Fadli Zon dan Ketua Gerindra Jakarta Muhammad Taufik, meninggalkan rumah tersebut. Sejumlah petinggi PKS, antara lain Presiden PKS Sohibul Iman, juga pergi. Pada dinihari itu, koalisi dua partai tersebut sepakat mengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Pagi-pagi benar, beberapa jam setelah meninggalkan rumah Prabowo, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno tiba kembali. Mereka kemudian berangkat bersama naik mobil untuk melakukan salat Jumat berjemaah di Masjid At-Taqwa, yang berjarak sekitar setengah kilometer dari rumah Prabowo. Pada pukul dua siang, Prabowo dan Sohibul Iman mengumumkan secara resmi koalisi Gerindra dan PKS mengusung pasangan calon Anies-Sandiaga. Sorenya, pasangan Anies-Sandiaga mendaftarkan pencalonannya ke Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta di Jalan Salemba Raya.

Anies-Sandiaga merupakan pasangan ketiga yang bakal bertarung dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta pada 15 Februari tahun depan. Pada hari yang sama, Jumat pekan lalu, sekitar pukul tiga dinihari, koalisi Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional menyatakan mengusung anak sulung mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono, dengan Sylviana Murni, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pariwisata dan Kebudayaan.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan lebih dulu mencalonkan pasangan inkumben Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat, Selasa malam pekan lalu. PDI Perjuangan memperkuat Partai NasDem, Partai Golkar, dan Partai Hanura, yang lebih dulu menyatakan mendukung Basuki.

l l l

KEPUTUSAN mengusung Anies-Sandiaga diambil melalui proses yang alot. Lobi-lobi berlangsung baik di antara dua partai itu, yang berpusat di Jalan Kertanegara, maupun dengan koalisi lain yang terdiri atas Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional, yang bermarkas di rumah Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor. Kedua kelompok awalnya menggagas satu pasangan calon yang akan bersaing melawan Basuki-Djarot.

Pembahasan sepertinya bakal mengerucut ketika pada Rabu malam pekan lalu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menerima Ketua Umum PPP Romahurmuziy, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di rumahnya. Pada malam yang sama, Prabowo dan petinggi Partai Gerindra, di antaranya Muzani dan Muhammad Taufik, bertemu dengan Sohibul Iman dan Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al-Jufri.

Ganjalan paling besar adalah masuknya Agus Harimurti Yudhoyono. Cikeas ingin menempatkan Agus sebagai calon gubernur dan menawari koalisi Gerindra-PKS posisi calon wakil gubernur. Kelompok ini memasang tenggat hingga pukul 23.00 Kamis pekan lalu. Jika tenggat lewat, mereka mengajukan pasangan sendiri.

Muhammad Taufik mengatakan Anies masuk radar koalisi Gerindra-PKS setelah pengumuman sejumlah hasil survei, di antaranya oleh Poltracking Indonesia pada 6-9 September lalu. Dari simulasi dengan dua pasang calon, Anies-Sandiaga dipilih 36,38 persen responden, berbeda tipis dengan perolehan Basuki-Djarot, 37,95 persen.

Mengetahui hasil simulasi ini, menurut Taufik, Prabowo membahas kemungkinan mengajukan Anies dan Sandiaga dalam pertemuan di rumahnya di Hambalang, Bogor, pada Senin malam pekan lalu. Taufik hadir dalam pertemuan ini. Pada malam yang sama, Anies bertemu dengan Sandiaga di Hotel Dharmawangsa. "Saya duduk dengan Mas Anies berbicara tentang Jakarta dan Indonesia." Tentang pertemuan itu, Anies menyatakan, "Saya lebih banyak mendengarkan."

Koalisi Gerindra-PKS kian condong mengusung Anies-Sandiaga setelah lobi-lobi antara poros Kertanegara dan Cikeas, sejak Rabu malam hingga Kamis dinihari pekan lalu, tak menemukan mufakat. Sebelum nama Anies disebut, PKS ingin memasukkan Ketua Dewan Pengurus Pusat PKS Mardani Ali Sera sebagai calon wakil gubernur mendampingi Sandiaga. Namun Gerindra menolak tawaran ini. Alasannya, orang Jakarta belum banyak tahu Mardani.

Mardani mengatakan PKS setuju tak melanjutkan pencalonannya. Menurut dia, demi kepentingan yang lebih besar, ia rela menerima hasil rapat koalisi. "Saya menerima keputusan ini dan akan bekerja untuk memenangkan calon pilihan partai kami," ujarnya.

Menurut Taufik, dalam pertemuan Gerindra-PKS itu, Prabowo menyatakan setuju mengusung Anies dan Sandiaga. Hanya, mereka belum memutuskan nama yang bakal menjadi calon gubernur-wakil gubernur. Ketika itu, masih terbuka peluang untuk pasangan Anies-Sandiaga atau sebaliknya, Sandiaga-Anies.

Namun Sandiaga tetap ingin menjadi calon gubernur dan Anies sebagai calon wakilnya. Karena itulah, sekitar pukul delapan pagi Kamis pekan lalu, Sandiaga menemui Anies di rumahnya di Jalan Lebak Bulus II, Jakarta Selatan. Sandiaga terus melobi Anies agar mau berpasangan dengannya sebagai calon wakil gubernur. "Saya berkunjung ke rumah Mas Anies," ujar Sandiaga, Kamis siang pekan lalu. Lagi-lagi Anies menyatakan hanya mau berpasangan dengan Sandiaga asalkan sebagai calon gubernur.

Karena Anies menolak tawaran menjadi calon wakil gubernur, hingga Kamis siang pekan lalu, Prabowo pun galau. Ketika itu, ia mengatakan koalisi Gerindra-PKS belum memutuskan calon yang akan mendampingi Sandiaga. "Kami pasti mengambil keputusan yang terbaik," ujar Prabowo. Sejumlah orang dalam rapat berargumentasi, Anies memang figur politik yang kuat dan populer. Salah satu kelemahan Anies adalah tidak memiliki partai. Ada juga yang menanyakan dukungan pendanaan jika mengusung Anies sebagai calon gubernur. Ini berbeda dengan Sandiaga, yang memang pengusaha.

l l l

PADA Kamis pekan lalu sekitar pukul 19.00, koalisi bertanya sekali lagi kepada Anies tentang kesediaan menjadi calon wakil gubernur mendampingi Sandiaga. Lagi, Anies menolak. Opsi Sandiaga-Anies pun mentah. Setelah itu, nama Bupati Batang, Jawa Tengah, Yoyok Riyo Sudibyo, yang pernah masuk daftar calon pendamping Sandiaga, dipertimbangkan lagi. Maka, pada Kamis malam pekan lalu, koalisi Gerindra-PKS menghadirkan Yoyok.

Bupati yang diusung Gerindra dalam pemilihan kepala daerah serentak pada Desember 2015 itu dipanggil ke Kertanegara. Sebelumnya, Yoyok mengakui dipanggil seorang ketua umum partai untuk datang ke Jakarta. Yoyok tak mau menjelaskan nama partai dan orangnya. "Saya berkomunikasi dengan semua elite partai," kata Yoyok.

Rapat koalisi Gerindra-PKS membuat berbagai kalkulasi jika mengusung Sandiaga-Yoyok. Sejumlah peserta rapat berpendapat nama Yoyok tidak dikenal publik Jakarta. Pemilih Jakarta tidak langsung punya bayangan ketika nama Yoyok disebut. "Kami hitung-hitung, berat jika harus mengusung Yoyok," ujar seorang peserta rapat. "Susah dagangin orang yang tidak dikenal pemilih," katanya lagi. Pada Kamis pekan lalu sekitar pukul 22.00, Yoyok tidak lagi masuk nominasi koalisi.

Di tengah kebuntuan, ada usul menyandingkan Sandiaga dengan Yusuf Mansyur. Apalagi Sandiaga pernah beberapa kali menjalin komunikasi politik dengan sang mubalig. Namun Yusuf kurang memikat rapat koalisi Gerindra-PKS. Yusuf, yang ikut pertemuan sekitar setengah jam, meninggalkan rumah sambil mengatakan dia tak masuk opsi calon wakil gubernur. "Enggak, enggak. Saya datang buat berdoa, mendoakan umum saja, mendoakan Jakarta," ujarnya.

Hingga pukul satu dinihari Jumat pekan lalu, koalisi Gerindra-PKS belum punya calon untuk mendampingi Sandiaga. Rapat yang digelar di kediaman Prabowo memutuskan menimbang kembali Anies. Seorang politikus yang hadir dalam pertemuan itu memberi kabar. "Anies naik lagi," katanya.

Anies diundang ke Jalan Kertanegara 4 dan tiba di rumah itu sekitar pukul 01.30. Ahmad Muzani mengatakan alotnya Gerindra-PKS memutuskan Anies-Sandiaga merupakan bagian dari upaya memunculkan calon pemimpin Jakarta yang memenuhi harapan masyarakat Ibu Kota. "Kami yakin pasangan Anies-Sandiaga bisa menjadikan Jakarta lebih baik dan beradab," ujar Muzani.

Sunudyantoro, Erwan Hermawan, Inge Klara Safitri, Friski Riana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus