IDE membangun pusat perbelanjaan serba ada di daerah CBD
(Central Business District) yakni sekitar Jalan Kembang Jepun,
Pasar Bong, Bunguran, Semut dan Sambongan, nampaknya mulai
timbul sejak tahun 1972. Kebetulan hak pakai tanah stan-stan di
sepanjang Kali Pegirian tiap 5 tahun sekali, telah jatuh tempo.
"Tak ada pilihan lain, lalu menggusur habis stan-stan itu",
tutur drs. Alie Prayitno, Humas Balaikota. "Yang berat justru
waktu pembebasan Pasar Atom lama ini", tambahnya.
Pokoknya
Nampaknya keberatan itu justru karena banyaknya surat dari pusat
dari lembaga mana tak disebutkan jelas yang tak setuju-dengan
pembongkaran itu. Itu bisa dimaklum, karena peredaran uang di
pasar Atom lama ini tak kurang dari Rp « milyar tiap hari. Tapi,
dengan pertimbangan izin telah jatuh tempo, stan-stan itu harus
masuk pasar resmi dan menyongsong rencana pusat belanja serba
ada, penggusuran pun jalan terus. Tahap pertama stan-stan dari
jembatan Pabean Cantikan sampai viaduk jalan Bunguran disapu
habis. Kemudian tahap kedua dari viaduk Bunguran sampai jembatan
Ngemplak. Meskipun soal menggusur stan ini pemda KMS juga
berdalih "mengembalikan fungsi tebing Kali Surabaya sebagai
jalur hijau", tutur Alie pula.
Maka, PT Prosam Plano & Co, yang mengantongi izin prinsip
buat membangun pusat belanja serba ada dari Walikota Soekotjo
itu segera memancangkan tiang pertama, begitu survei selesai.
Tanah seluas 44.800 mÿFD dengan hak guna bangunan segera
dibebaskan. Ketika itu, direncanakan dengan investasi Rp 2
milyar, termasuk pemindahan dan pembuatan markas Brimob baru di
Medaeng Waru dan ganti rugi buat beberapa rumah PJKA dan
toko-toko. Namun, nasib sial nampaknya menyertai pemancangan
tiang pertama itu, sebab begitu ancang-ancang mau kerja kredit
dari bank macet. Walhasil sejak itu PT Prosam cuti panjang,
alias tak berbuat apaapa. Cuma tahun 1974 berhasil membangun
stan-stan darurat sebanyak 185 buah buat menampung pedagang pasar
Atom lama yang mau masuk. Sampai KMS ganti Walikota proyek
Pasar Atom baru masih terbengkalai. Mulai awal 1975 Walikota
Soeparno, meskipun tahu ini proyek swasta murni, "ikut turun
tangan meneruskan proyek ini".
Tapi 12 Desember ini tadi PT Prosam mulai lagi membangun
konstruksi tanap I proyek pasar ini. Investasi modal di sini
berjumlah Rp 10 milyar. Nampaknya, dengan dimulainya pembangunan
ini kegelisahan pedagang-pedagang lama - terutama yang bermodal
kecil--kambuh lagi. Lantaran melihat gambarannya yang begitu
megah, kuatir tak mungkin mampu ikut menikmatinya. Di samping,
ada pula kekuatiran jangan-jangan stan darurat yang kini
ditempatinya kena bongkar lagi. Namun, nampaknya DPRD KMS
merasakan hal itu hingga segera meninjau dan berbincang-bincang
dengan fihak investor. Akhirnya disepakati, 20% dari jumlah
stan nantinya disediakan buat pedagang lemah. Meskipun kini
belum jelas berapa besar pedagang lemah ini harus mengeluarkan
duit untuk menebus tempat itu, seorang pedagang kecil bilang
"ya, pokoknya tak memberatkan", sebab "seharusnya pemerintah
memang memikirkan kami, bukan mereka yang sudah kaya". Untungnya
pada pembangunan tahap Pertama ini, stan darurat belum akan
dibongkar. Pembongkarannya akan dilakukan setelah awal tahap I
selesai tahun 1979 nanti. Pembangunan tahap kedua akan selesai
tahun 1982 dengan investasi Rp 8,75 milyar. Seluruhnya bakal
berjumlah 2.500 unit toko plus kantor. Di antaranya 400 unit
untuk pedagang lemah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini