Aboeng Dan Becak

UPAYA Walikota Cirebon, Aboeng Koesman, untuk menjadikan kotanya bersih tak sia-sia. Hingga memaksa atasannya di Bandung menyatakan kota di pojok utara Jawa Barat itu sebagai terbersih tahun ini. "Memang tak seperti makan cabe, begitu dimakan terasa pedas?", tutur Aboeng mengenai pelaksanaan program yang disebutnya "bersih sehat, hyau nyaman dan tertib aman" itu. "Kita harus punya pola tertentu untuk melaksanakannya". Bagaimana? Aboeng mulai dengan mentrapkannya di kalangan pelajar SD sampai SLA. Lalu di bidang ketertiban Aboeng yang Kolonel itu memulainya dari masalah becak. "Pengemudi-pengemudi becak harus berlaku tertib. Bagaimana pun di kota Cirebon tak akan diadakan daerah bebas becak secara total. Saya tidak mau mematikan penghasilan mereka". Menurut Aboeng, "dulu becak-becak merupakan milik cukong-cukong saja, tapi sekarang sudah banyak dimiliki pribumi". Karena itu tampaknya, Aboeng tak mau meniru Gubernur Ali Sadikin di Jakarta - sudah tentu karena Cirebon dan Jakarta banyak berbeda. Meski begitu ia berazam adanya "sejenis mini bus" yang boleh beroperasi di dalam kota sebagai alat angkutan umum. Yaitu buat menggantikan Honda pick-up yang buat sementara ini masih diizinkan beroperasi. Selama ini terhadap Honda yang sebenarnya kurang senonoh buat alat pengangkut orang itu cuma diberi 3 tahun masa operasinya. Sebagai alat kontrolnya Honda-Honda itu diberi tanda batas tahun operasi di nomor platnya. "Kalau di Jakarta nomor plat ditandai dengan bulan dan tahun masa berlaku STNK", tutur Aboeng seakan mengaku diilhami Jakarta. Alasannya, "saya tak mau di tengah kota yang ramai ada alat angkutan yang mogok dan terpaksa didorong. Ini tak tertib namanya". Maklum, Honda-Honda itu beken sebagai jago mogok, meski belum begitu tua.