Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Teror KB Di India

Kampanye pemandulan dilakukan di india. pemandulan paksa disyahkan undang-undang. protes-protes ditindak dengan kekerasan, terjadi kekejaman dalam mengejar tar get kb. pemerintah dihantui ledakan penduduk. (ksh)

18 Desember 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ORANG-TUA murid di India Nopember yahg lalu telah melarang anak mereka masuk sekolah. Mereka mendengar kabar bahwa vaksinasi yang akan dilakukah di sekolah ternyata adalah suntikan pemandu Polisi segera bergerak untuk meringkus siapa yang telah menyebarkan kabar tersebut peristiwa ini merupakan, buntut dari kampanye sterilisasi yang dilancarkan pemerintah Indira Gandhi dalam usaha menekan gelombang pertambahan penduduk. Berikut ini laporan koran Inggeris The Guardian, tehtang sudut lain dari kampanye keluarga berencana di negara berpenduduk 600 juta itu. DALAM 8 bulan belakangan ini, India berada dalam godaan kampanye pemandulan untuk menekan pertambahan penduduk. Satu kampanye yang dianjur-anjurkan oleh para ahli kependudukan yang sering diabaikan oleh negara-negara yang sebenarnya pantas untuk mentrapkannya. India merupakan negara satu-satunya yang mensyahkan pemandulan-paksa dengan undang-undang. Di kota-kota besar spanduk dan plakat kampanye keluarga berencana terlihat di mana-mana. "Dua sudah cukup", begitulah dianjurkan. Tenda-tenda tempat melaksanakan operasi pemandulan yang bercat warna-warni berkembang di tiap pojok jalanan, di pasar dan bahkan di taman-taman. Berbulan-bulan lamanya kabar-kabar angin, yang terkadang berisi cerita yang menakutkan yang membarengi kampanye tersebut, tersebar ke seluruh negeri, membangkitkan panik dan nyaris bikin orang jadi gila. Bulan Oktober yang lalu polisi menembaki ribuan penduduk desa Muaffarnagar dan Kairana, 75 mil dari Delhi. Orang orang berkumpul di pasar untuk melancarkan protes terhadap pemandulan paksa yang dilakukan terhadap orang yang sudah kawin. 40 orang dikabarkan mati dan polisi melemparkan tubuh mereka ke kali. Dan dalam bulan Mei tahun ini dua polisi dan tentara melepaskan tembakan terhadap orang-orang Muslim yang melakukan protes di Gerbang Turkman di kota tua Delhi, 75 meninggal dan ratusan luka-luka. Banyak lagi berita tentang pembunuhan dan kekejaman yang terjadi di berbagai tempat, sekalipun harus dicek lagi kebenarannya. Menurut para diplomat barat, orang-orang Punjab yang mengamuk sebaliknya telah membunuh petugas ICB. Dalam kampanye ini sebenarnya bukan saja rakyat yang jadi korban, para petugas juga menderita nasib yang sama. Mereka memang mendapat perangsang untuk target yang telah dicapai, tapi mereka akan mendapat hukuman yang setimpal kalau target yang telah ditentukan ternyata gagal. Gaji mereka dihentikan, kenaikan pangkat ditunda, dipindahkan ke pekerjaan yang kurang enak atau samasekali dipecat. Begitu pula kartu-kartu rangsum mereka dibatasi. Bagi penduduk yang mau menjalani operasi vasektomi atau tubektomi diberikan perangsang uang: 150 rupee (kira-kira Rp 6.500) kalau mereka baru punya 2 anak, 100 rupee untuk tiga anak dan 75 rupee untuk yang beranak empat atau lebih. Pinjaman uang juga disediakan, begitu pula promosi pekerjaan. Dapat rumah cicilan, di Delhi malahan diberikan bantuan 200 rupee untuk mendirikan jamban. Tindakan semena-mena dan kekejaman tadi, sebenarnya berpangkal pada para pegawai sipil maupun polisi dalam usaha mereka untuk memburu target. Begitulah pandangan para ahli kependudukan barat. "Jatah telah ditentukan begitu tinggi, hingga tak mungkin dicapai", ujar seorang wartawan kawakan di kota Bombay. "Dalam keadaan darurat seperti sekarang, jatah itu mengakibatkan pemaksaan yang mengejutkan". Meskipun hasilnya memang mengagetkan. Dua juta telah dimandulkan dalam 8 bulan ini, 479.000 pakai IUD (spiral) dan tiga juta keluarga menggunakan alat-alat KB yang lain. Hamil Lagi Rupanya hasil kampanye KB ini tidak merata. Di Uttar Pradesh, daerah paling padat penduduk, gerakan ini agaknya gagal. Akibatnya gaji untuk petugas kesehatan dan pekerja-pekerja KB dihentikan samasekali sejak bulan Juni. Mereka rupanya hanya dapat membujuk 20.000 orang yang sedia jadi mandul dari sasaran semula yang ditentukan sebanyak 75.000 orang. Sekalipun sesungguhnya angka yang mereka capai tadi 3005, lebih tinggi untuk masa kampanye yang sama-sauna tiga bulan lamanya. pada waktu-waktu yang lalu. Soalnya administratur pemerintah menaikkan jumlah jatah untuk membikin senang para penguasa di New Delhi. Seorang guru sekolah yang berusia 50 dan mendapat jatah 4 orang, mengatakan bahwa dia telah diancam oleh atasannya berupa ditariknya rumah instansi dan dipecat kalau jumlah itu tak bisa tercapai. Seorang insinyur pertanian malahan mendapat jatah yang lebih tinggi dalam menggarap orang masuk KB. Tetapi pejabat ini dengan gampangnya bisa mencapai target tersebut, karena kalau bujukannya ditolak dia akan menutup aliran air kepada mereka yang menolak. Parahnya, untuk mencapai jatah itu, seperti di Uttar Pradesh. sampai-sampai petugas menangkapi orang-orang tua yang tak berdosa, termasuk anak-anak, supaya beban target tercapai. Di Delhi dan Bombay orang di jalanan dan dalam penjara dipaksa masuk ke klinik dan dimandulkan. Di Muzaffarnagar para ulama Muslimin mengatakan bahwa para pekerja pedesan telah digiring masuk truk dan dipaksa untuk dimandulkan. di kamp-kamp vasektomi. Rakyat jadi ketakutan. Masyarakat Islam di sana punya pikiran bahwa kejadian-kejadian itu merupakan rencana jahat orang-orang Hindu untuk menyingkirkan mereka. Terhadap operasi vasektomi itu sendiri masyarakat mengira bahwa "benda" mereka akan dipotong. Sikap semata-mata mencapai target itu pulalah yang mengakibatkan pemeriksaan kesehatan jadi kurang saksama. Terjadilah infeksi. Atau operasi malahan menjadi gagal. Di Salah satu desa Punjabi. seorang isteri yang sudah dikebiri ternyata masih hamil juga. Akhirnya ia dibunuh oleh keluarganya sendiri, karena tuduhan berzina. Dalam peristiwa ini seorang dokter mengatakan bahwa operasi yang dilakukan ternyata ceroboh mengakibatkan si isteri hamil lagi. Kecuali pejabat pemerintah, tak seorangpun yang sanggup mengatakan bahwa kampanye KB ini memang perlu dilaksanakan. "Kami sedang menghadapi ledakan penduduk yang kritis". kata Menteri Kesehatan Federal Karan Singh. "Kami tak bisa menunggu kemajuan pendidikan dan kemajuan ekonomi untuk menurunkan angka kesuburan. Kami harus keluar dari lingkaran setan dari tekanan ledakan penduduk yang mengakibatkan lambatnya pertumbuhan ekonoml". Memang angka statistik mengenai pertumbuhan penduduk ini mengejutkan. India sekarang ini tak dapat memberi makan secukupnya untuk rakyat yang berjumlah 600 juta, yang saban bulan bertambah satu juta orang dan dalam 4 tahun mendatang. Jumlah penduk akan mencapai I milyar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus