ORANG-TUA murid di India Nopember yahg lalu telah melarang anak
mereka masuk sekolah. Mereka mendengar kabar bahwa vaksinasi
yang akan dilakukah di sekolah ternyata adalah suntikan pemandu
Polisi segera bergerak untuk meringkus siapa yang telah
menyebarkan kabar tersebut peristiwa ini merupakan, buntut dari
kampanye sterilisasi yang dilancarkan pemerintah Indira Gandhi
dalam usaha menekan gelombang pertambahan penduduk. Berikut ini
laporan koran Inggeris The Guardian, tehtang sudut lain dari
kampanye keluarga berencana di negara berpenduduk 600 juta itu.
DALAM 8 bulan belakangan ini, India berada dalam godaan kampanye
pemandulan untuk menekan pertambahan penduduk. Satu kampanye
yang dianjur-anjurkan oleh para ahli kependudukan yang sering
diabaikan oleh negara-negara yang sebenarnya pantas untuk
mentrapkannya. India merupakan negara satu-satunya yang
mensyahkan pemandulan-paksa dengan undang-undang.
Di kota-kota besar spanduk dan plakat kampanye keluarga
berencana terlihat di mana-mana. "Dua sudah cukup", begitulah
dianjurkan. Tenda-tenda tempat melaksanakan operasi pemandulan
yang bercat warna-warni berkembang di tiap pojok jalanan, di
pasar dan bahkan di taman-taman.
Berbulan-bulan lamanya kabar-kabar angin, yang terkadang berisi
cerita yang menakutkan yang membarengi kampanye tersebut,
tersebar ke seluruh negeri, membangkitkan panik dan nyaris bikin
orang jadi gila. Bulan Oktober yang lalu polisi menembaki ribuan
penduduk desa Muaffarnagar dan Kairana, 75 mil dari Delhi.
Orang orang berkumpul di pasar untuk melancarkan protes terhadap
pemandulan paksa yang dilakukan terhadap orang yang sudah kawin.
40 orang dikabarkan mati dan polisi melemparkan tubuh mereka ke
kali. Dan dalam bulan Mei tahun ini dua polisi dan tentara
melepaskan tembakan terhadap orang-orang Muslim yang melakukan
protes di Gerbang Turkman di kota tua Delhi, 75 meninggal dan
ratusan luka-luka. Banyak lagi berita tentang pembunuhan dan
kekejaman yang terjadi di berbagai tempat, sekalipun harus dicek
lagi kebenarannya. Menurut para diplomat barat, orang-orang
Punjab yang mengamuk sebaliknya telah membunuh petugas ICB.
Dalam kampanye ini sebenarnya bukan saja rakyat yang jadi
korban, para petugas juga menderita nasib yang sama. Mereka
memang mendapat perangsang untuk target yang telah dicapai, tapi
mereka akan mendapat hukuman yang setimpal kalau target yang
telah ditentukan ternyata gagal. Gaji mereka dihentikan,
kenaikan pangkat ditunda, dipindahkan ke pekerjaan yang kurang
enak atau samasekali dipecat. Begitu pula kartu-kartu rangsum
mereka dibatasi.
Bagi penduduk yang mau menjalani operasi vasektomi atau
tubektomi diberikan perangsang uang: 150 rupee (kira-kira Rp
6.500) kalau mereka baru punya 2 anak, 100 rupee untuk tiga anak
dan 75 rupee untuk yang beranak empat atau lebih. Pinjaman uang
juga disediakan, begitu pula promosi pekerjaan. Dapat rumah
cicilan, di Delhi malahan diberikan bantuan 200 rupee untuk
mendirikan jamban.
Tindakan semena-mena dan kekejaman tadi, sebenarnya berpangkal
pada para pegawai sipil maupun polisi dalam usaha mereka untuk
memburu target. Begitulah pandangan para ahli kependudukan
barat. "Jatah telah ditentukan begitu tinggi, hingga tak mungkin
dicapai", ujar seorang wartawan kawakan di kota Bombay. "Dalam
keadaan darurat seperti sekarang, jatah itu mengakibatkan
pemaksaan yang mengejutkan". Meskipun hasilnya memang
mengagetkan. Dua juta telah dimandulkan dalam 8 bulan ini,
479.000 pakai IUD (spiral) dan tiga juta keluarga menggunakan
alat-alat KB yang lain.
Hamil Lagi
Rupanya hasil kampanye KB ini tidak merata. Di Uttar Pradesh,
daerah paling padat penduduk, gerakan ini agaknya gagal.
Akibatnya gaji untuk petugas kesehatan dan pekerja-pekerja KB
dihentikan samasekali sejak bulan Juni. Mereka rupanya hanya
dapat membujuk 20.000 orang yang sedia jadi mandul dari sasaran
semula yang ditentukan sebanyak 75.000 orang. Sekalipun
sesungguhnya angka yang mereka capai tadi 3005, lebih tinggi
untuk masa kampanye yang sama-sauna tiga bulan lamanya. pada
waktu-waktu yang lalu. Soalnya administratur pemerintah
menaikkan jumlah jatah untuk membikin senang para penguasa di
New Delhi.
Seorang guru sekolah yang berusia 50 dan mendapat jatah 4
orang, mengatakan bahwa dia telah diancam oleh atasannya berupa
ditariknya rumah instansi dan dipecat kalau jumlah itu tak bisa
tercapai. Seorang insinyur pertanian malahan mendapat jatah yang
lebih tinggi dalam menggarap orang masuk KB. Tetapi pejabat ini
dengan gampangnya bisa mencapai target tersebut, karena kalau
bujukannya ditolak dia akan menutup aliran air kepada mereka
yang menolak.
Parahnya, untuk mencapai jatah itu, seperti di Uttar Pradesh.
sampai-sampai petugas menangkapi orang-orang tua yang tak
berdosa, termasuk anak-anak, supaya beban target tercapai. Di
Delhi dan Bombay orang di jalanan dan dalam penjara dipaksa
masuk ke klinik dan dimandulkan. Di Muzaffarnagar para ulama
Muslimin mengatakan bahwa para pekerja pedesan telah digiring
masuk truk dan dipaksa untuk dimandulkan. di kamp-kamp
vasektomi. Rakyat jadi ketakutan. Masyarakat Islam di sana punya
pikiran bahwa kejadian-kejadian itu merupakan rencana jahat
orang-orang Hindu untuk menyingkirkan mereka. Terhadap operasi
vasektomi itu sendiri masyarakat mengira bahwa "benda" mereka
akan dipotong. Sikap semata-mata mencapai target itu pulalah
yang mengakibatkan pemeriksaan kesehatan jadi kurang saksama.
Terjadilah infeksi. Atau operasi malahan menjadi gagal. Di
Salah satu desa Punjabi. seorang isteri yang sudah dikebiri
ternyata masih hamil juga. Akhirnya ia dibunuh oleh
keluarganya sendiri, karena tuduhan berzina. Dalam peristiwa
ini seorang dokter mengatakan bahwa operasi yang dilakukan
ternyata ceroboh mengakibatkan si isteri hamil lagi.
Kecuali pejabat pemerintah, tak seorangpun yang sanggup
mengatakan bahwa kampanye KB ini memang perlu dilaksanakan.
"Kami sedang menghadapi ledakan penduduk yang kritis". kata
Menteri Kesehatan Federal Karan Singh. "Kami tak bisa menunggu
kemajuan pendidikan dan kemajuan ekonomi untuk menurunkan angka
kesuburan. Kami harus keluar dari lingkaran setan dari tekanan
ledakan penduduk yang mengakibatkan lambatnya pertumbuhan
ekonoml".
Memang angka statistik mengenai pertumbuhan penduduk ini
mengejutkan. India sekarang ini tak dapat memberi makan
secukupnya untuk rakyat yang berjumlah 600 juta, yang saban
bulan bertambah satu juta orang dan dalam 4 tahun mendatang.
Jumlah penduk akan mencapai I milyar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini