BEBERAPA waktu lalu ir. Semiawan sempat marah-marah. Rasa berang
kepala PLN Wilayah II, Sumatera Utara itu tertuju ke aparat
Dinas Tata Kota Pemda Kotamadya Medan. Stafnya waktu itu sibuk
membenahi rencana pemasangan instalasi listrik di kawasan koa
itu. Dan agak membingungkan, karena Medan sejak tiga tahun lalu
sudah diperlebar. Semiawan kemudian minta Dinas Tata Kota agar
diberi data yang akurat bagaimana rencana perluasan kota itu
nanti dibuat. Kalau instalasi dipasang jangan sampai terjadi
"salah pasang". Entah karena tak ada KISS, apa yang diminta
Semiawan itu tak kunjung muncul, padahal kerja PLN tambah
mendesak.
Tapi kesabaran rupanya tak tertahankan lagi. Ir Semiawan pun
menuding: "Dinas Tata Kota Kotamadya Medan masih tertutup.
Sesama instansinya pun tak mau memberi data". Sementara itu
sesudah anak buah Semiawan memasang tiang listrik di
pinggir-pinggir jalan, jalan itu pun diperlebar. Dan "tiang
listrik baru itu sudah berada di tengah jalan. Ini 'kan sudah
tidak benar lagi" keluh Semiawan. Sedang menurut dia, membongkar
tiang listrik itu bukan mudah dan memerlukan biaya yang tak
sedikit selain kerja jadi berulang. Instalasi itu harganya juga
bukan main.
Agak ramai juga tanggapan orang mendengar keluhan Semiawan.
Namun kemudian diam juga. Sebaliknya pemasangan alat-alat
listrik sampai ke kampung-kampung di kota Medan terus
berlangsung. Memang selama ini aliran listrik di kota itu selalu
jadi persoalan, apa lagi sebelumnya terlalu sering ada
pemadaman. Tapi akhir-akhir ini penduduk Medan yang berlangganan
listrik boleh lega. Mereka sekarang sudah jarang menerima
giliran gelap.
Semiawan pun sempat berkata: "Persoalan aliran listrik di Medan
tidak menjadi masalah lagi" Syukur. Dan belumlama ini Menteri
PUTL Sutami juga baru saja meresrnikan pemakaian mesin listrik
di Paya Pasir dan PLTD Titi Kuning. Medan sekarang memerlukan
100 kw listrik dan PLN sekarang sudah mampu memprodusir listrik
sebanyak itu. "Apa lagi kalau tenaga listrik milik swasta tidak
dipakai, berarti aliran listrik di Medan sudah ada
kelebihannya", ucap ir. Semiawan.
Tarif Seenakya
Begitupun bukan berarti kebutuhan dan tenaga listrik cadangan
tidak difikirkan. Dalam keterangannya 2 pekan lalu ir. Semiawan
mengatakan, sekarang ini ada dua mesin PLTD dari Perancis dan
dipasang di Paya Pasir. Kedua mesin itu akan berproduksi pada
Agustus tahun ini juga. Masing-masing mesin berkekuatan 20 kw.
Sedang di Pulau Sicanang sedang dipersiapkan pemasangan 2 mesin
gas turbin masing-masing dengan kekuatan 65 kw. Ini sebuah
berita bagus pula untuk penduduk dan pemilik industri di Medan.
Tapi berita yang paling melegakan lagi dari pihak PLN itu justru
ir. Semiawan berusaha membuyarkan kesimpangsiuran anggapan para
langganan listrik di Sumatera Utara, selama ini. Yaitu
seolah-olah ongkosnya sering menyeraput seenaknya menurut
kemauan dari para pegawai PLN. Mereka malah sering bikin tarif
sendiri, menurut kemauan sendiri. 15 April lalu tarif resmi itu
diumumkan Untuk rumah tangga yang memerlukan listrik berdaya 100
VA/127 volt, biaya penyambungannya Rp 16 ribu, ditambah jaminan
dan ongkos pasang Rp 3 ribu Untuk daya 200 VA Rp 37.000 dan
sampai 3.500 VA/220 volt lp 430.200. Bagi perusahaan yang
memakai aliran listrik dengan daya 4400 VA/220 volt membayar Rp
558.500. Biaya-biaya ini belum termasuk ongkos pemasangan
instalasi yang diakui PLN, termasuk memasang tiangtiang
tambahan.
"PLN berusaha menyesuaikan tarif dengan jangkauan masyarakat",
ucap ir. Semiawan. Sedang pemasangan tiangtiang listrik untuk
tegangan tinggi terus dilakukan untuk menggantikan tegangan lama
yang 127 volt itu. Terutama di Medan. Hanya dari tarif yang
telah diumumkan itu tidak dijelaskan, apakah setelah para
langganan nanti akan menggantikan aliran listrik pada tekanan
tinggi harus membayar ongkos-ongkos lagi, seperti pemasangan
baru? Selama ini oleh sementara kalangan PLN Cabang Medan
menyebutkan, "harus bayar lagi", padahal Semiawan sendiri belum
bicara mengenai urusan ini. Sedang kapan akan dipakai aliran
listrik tegangan tinggi secara resmi pun belum ada pengumuman.
Sehingga para langganan yang tergolong awam itu bingung juga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini