JALAN setapak di Solok Selatan itu memang sisa jalan mulus di
zaman onderneming tempo lalu. Artinya bisa dilewati kendaraan
bermotor perusahaan teh Kayu Aro waktu itu. Setelah itu, begitu
perkebunan tak lagi dirawat jalan itupun kembali menjadi
belantara. Panjangnya 35 Km . Terletal antara Padang Aro menuju
Kayu Aro di batas Kabupaten Kerinci.
Meski begitu sejak Pebruari lalu jalan setapak itu kembali
dibenahi. Pekerjaannya memang termasuk besarbesaran. Sebuah
pesawat heli meraung memecahkan kesunyian hutan mondar mandir
dari kamp induknya di Sikinjang membawa bahan bangunan untuk
jembatan.
Tak syak lagi itu kerja memang realisasi dari janji Sutami.
Orang pertama Departemen PUTL ini bulan Desember tahun lalu
meninjau Solok Selatan. Di depan ribuan masyarakat Muara Labuh
Menteri PUTL ini mengeluarkan semacam perintah. "Menjelang
pemilu jalan tembus itu mesti berfungsi lagi", katanya. Dan
perintah itu tentu saja tertuju kepada bawahannya yang sejak
hari itu mulai berkemas.
Kepala Dinas PU Propinsi Sumatera Barat ir. Harun Alrasyid yang
menangani pekerjaan ini mengakui terus terang beratnya medan
yang akan ditaklukkan. "Kita harus melawan hujan, padahal
mestinya sekarang sudah musim panas", katanya kepada TEMPO akhir
April silam. Dan beratnya medan macam itu memang diakui juga
oleh ir. Mustasir orang Binamarga yang didrop untuk mendisain
jembatan tadi.
Kesulitan utama tentu saja membawa bahan bangunan untuk
jembatan. Karenanya pembikin 27 buah jembatan di jalan sepanjang
35 Km itu lebih didahulukan. Bahan bangunannya diangkut lewat
heli dengan daya angkut sekitar 30 ton per hari. Di darat
sementara itu para petugas Hutama Karya yang menjadi pelaksana
harus pula bertarung melawan alam. "Tapi menjelang pemilu 2 Mei
jalan tembus itu belum bisa rampung", begitu ir. Harun
mengemukakan.
Belum Memadai
Pasal tidak terpenuhi janji Sutami tepat pada waktunya memang
bukan karena apa-apa. Soalnya adalah faktor alam tadi. Meski
cuma untuk jalan yang tak terlalu panjang tapi alat-alat
buldozer didatangkan dari Jakarta dan Medan, materil jembatan
dari Medan dan Pekan Baru. Semua sudah dihimpun di daerah
lokasi. Namun perjalanan tentu saja hanya bisa dilakukan setapak
demi setapak. Setelah jembatan ini rampung barulah jalan yang
sudah dimulai dari arah Padang Aro (yang terletak pada Km 166
dari Padang) digenjot.
Akan halnya dana Harun menyebut sebagai belum lagi memadai jika
jalan ini benar-benar akan disebut baik dan pakai aspal segala.
"Kami baru terima Rp 182 juta", jelasnya kepada Koresponden TEM
PO. Dengan dana sebesar itu berarti, biaya per Km hanya sekitar
Rp 5 juta.' Itulah sebabnya yang penting lebih dahulu adalah
menernbus isolasi SumbarKerinci lewat Solok Selatan, sebagai
dikemukakan Harun Alrasyid. "Pokoknya bisa lewat saja dulu",
katanya lagi. Biaya standar untuk jalan yang cukup baik adalah
Rp 30 juta per Km, sebagai dikemukakan staf Dinas PU Sumatera
Barat.
Meskipun tahap pertama dalam keadaan begitu, adalah Sutami pula
yang memerintahkan Dinas PU Propinsi Sumatera Barat agar jalan
antara Padang menuju Kerinci lewat selatan (seluruhnya sepanjang
201 Km) ditingkatkan mutunya. Terutama dari Lubuk Selasih yang
terletak di Km 34 dari Padang. "Coba sopankah jalan ini", kata
Sutami sebagai dikutip Harun Alrasyid. Dan sejak itu tersohorlah
perbaikan itu sebagai "proyek sopan". Proyek ini menelan dana
sebesar Rp 1,2 milyard. "Itu belum termasuk pengaspalan", kata
ir. Harun Alrasyid. Tetapi jelas jalan itu jauh lebih baik dari
keadaannya kini yang berlobang dan parah di beberapa tempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini