Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Si bersih takut

Pejabat pemerintah cenderung dianggap bobrok oleh masyarakat. ini merupakan titik bahaya korupsi. diperlukan investigative reporting buat menampilkan tauladan kebersihan. orang bersih justru takut. (fk)

25 September 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MUNGKIN ini termasuk "berita baik". Mungkin ia pejabat yang jujur. Umurnya di atas 63. Rambutnya menipis, memutih. Duduk dengan tenang di kursi rumah dinasnya, ia tak memberi kesan sebagai orang yang telah dimanja oleh pelbagai kesempatan baik. Perutnya belum bergelambir lemak. Cara berpakaiannya masih seperti dulu: tak terlampau rapi, hanya bersih, dengan hem tanpa warna, pantalon yang tak mengkilap, sandal plastik. Dan ia adalah pemegang jabatan penting di suatu departemen yang terkenal "basah". Seorang wartawan yang kepingin menulis sebuah "berita baik" suatu hari menemuinya. Ia berbicara dengannya satu setengah jam. Tapi waktu si wartawan pulang ia ragu, benarkah ini tokoh jujur yang dicarinya -- dan hendak ditampilkannya. Bagaimana para pembaca akan percaya, bahwa si pejabat adalah orang bersih? Bagaimana pembaca akan yakin bahwa ia tak pernah memberi kans buat diri (atau keluarganya) untuk kaya karena posisinya kini? Bagaimana? Ia memang bisa melukiskan betapa bersahajanya pakaian si tokoh. Betapa dekorasi dan perlengkapan rumahnya tak meriah. Atau bahwa mobilnya di garasi cuma satu, kendaraan dunas. Atau tentang isterinya yang tak seperti ornamen tebal yang kerlap-kerlip, yang anehnya pandai bicara soal "kesederhanaan hidup". Atau bahwa ia tak punya anjing yang seharga Rp 3 juta lebih, yang menggonggong dengan bau parfum. Tapi pembaca konoh bukanlah sekumpulan makhluk yang gampang percaya. Banyak di antara mereka lebih tahu (ketimbang si wartawan) tentang rahasia kekayaan Pak Anu dkk yang tersebar di sana-sini. Banyak pula yang mafhum kenapa hal-hal yang busuk itu tak pernah dikemukakan di koran. Maka bila tiba-tiba si wartawan menampilkan seorang tokoh, dengan pujian "bersih", akan ada yang bertanya: "Apa sudah diselidiki betul bahwa ia tak punya hasil korupsi yang tersembunyi?". Apa boleh buat. Nampaknya seorang pejabat oleh khalayak cenderung dianggap bobrok" dulu sebelum ia dibuktikan "bersih", sebagaimana sejumlah orang lain bisa dianggap "Gestapu" atau "subversi" -- dan ditahan -- sebelum mereka bisa dibuktikan bukan Tapi itulah suasana yang berlaku. Titik bahaya dari korupsi tak cuma bisa dilihat pada prosentase kebocoran uang, tapi juga dari menipisnya kepercayaan kepada bersihnya aparatur negara secara keseluruhan. Dalam situasi itu, seorang wartawan mungkin harus melakukan investigative reporting -- bukan untuk membongkar penyelewengan, melainkan buat menampilkan tauladan kebersihan. Dan si orang bersih yang mau ditampilkan mungkin justru takut, berbisik: "Saya menolak komisi Lockheed, mas, tapi itu harap jangan ditulis . . . off-the-record". Lalu ia menawarkan amplop.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus