Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Siapa berkomplot dengan kgb ?

Diduga bekas pm inggris harold wilson terlibat jaringan kgb. hingga kini tak jelas alasan wilson mengundurkan diri pada 1976. kisah sekitar dinas rahasia inggris & kegiatan bekas pm inggris tersebut.

30 Januari 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lagi, sebuah buku memoar seorang bekas agen rahasia Inggris dilarang beredar di negeri sendiri. Inside Intelligence, buku itu, lebih keras menduga daripada buku yang menghebohkan sebelumnya, Spycatche, bahwa Harold Wilson, Perdana Menteri Inggris waktu itu, telah terlibat jaringan KGB. Memang, hingga kini tak jelas alasan Wilson mengundurkan diri pada 1976. Tapi siapa yang mendesak Wilson agar mundur? Dari berbagai bahan yang dikumpulkan oleh Choirul Aminuddin dari perpustakaan TEMPO, kisah sekitar dinas rahasia Inggris dan Wilson disusun. LONDON, Maret 1976. liba-tiba larold Wilson, perdana menteri Inggris kala itu. menyatakan mengundurkan diri. Alasan resminya, sudah 8 tahun ia berdiam di Downing Street 10 - rumah dinas untuk perdana menteri Inggris. Ia ingin memberi kesempatan kepada yang muda. Tapi masyarakat dan pers melontarkan kritik keras. Pengundurdirian Wilson sungguh di saat yang tidak tepat. Yakni di saat perekonomian negeri itu morat-marit dilanda inflasi. Akhirnya, akhir April, Wilson jadi meninggalkan Downin Street 10, karena Ratu Eliabeth mengabulkan permintaan perdana menteri dua kali itu (1964-1970 dan 1974 Wilson terpilih lagi). Hingga saat itu tak terbetik sedikit berita pun alasan sebenarnya dari pengundurdirian tiba-tiba itu. Kemudian, hampir setahun setelah Wilson mundur, : bekas sekretarisnya membenarkan desas-desus yang sudah lama di kalangan politikus Inggris, yakni perihal hubungan akrab antara Harold Wilson dan sekretaris pribadinya, Lady Falkender. Sang Lady, menurut majalah Time tidak saja mendominasi para staf perdana menteri, tapi juga Wilson sendiri. Sampai di situ seolah-olah menjadi jelas mengapa Wilson -- yang pernah mengadakan kunjungan perdamaian ke Uni Soviet dan Amerika Serikat pada 1968 -- mengundurkan diri. Sampai sebuah buku terbit, tahun lalu, 1987. Spycatcher, buku itu, karya Peter Wright, pensiunan perwira Dinas Rahasia Inggris MI5. Wright bercerita tentang penyusupan agen komunis KGB ke dalam jajaran puncak dinas rahasia Inggris. Ia punya dugaan kuat bahwa Sir Roger Hollis, Direktur MI5 waktu itu, sebenarnya salah seorang agen ganda meski ia tak bisa menyodorkan bukti-bukti. Lebih jauh lagi buku itu juga menyiratkan bahwa PM Harold Wilson yang muncul dari Partai Buruh, disadari atau tidak, telah dibina KGB. Itu sebabnya bila ada sekelompok agen MI5 berpaham kanan berkomplot untuk menjatuhkan sang PM. Ini tentu merupakan aib bagi pemerintah Inggris, dan karena itu PM Margaret Thatcher mencoba dengan segala daya melarang peredaran buku yang ditulis di Australia itu. Dan kini, sebuah buku lain yang juga ditulis oleh bekas agen rahasia juga tapi dari MI6 (dinas rahasia Inggris urusan internasional dan militer populer dikenal sebagai kantor James Bondj mengalami nasib sama dengan Spycatcher. Anthony Cavendish, kini 60 tahun, bekas perwira MI6, lebih dari Wright, bercerita banyak tentang Harold Wilson. Misalnya, bagaimana setelah mengundurkan diri Wilson selalu menghindar bertemu Sir Maurice Oldfield -- perwira MI6 yang pada 1973- 1978 memimpin dinas rahasia ini padahal mereka bertetangga. Cavendish menduga pengundurdirian Wilson ada hubungannya dengan informasi yang diperoleh oleh Oldfield, yang lalu disampaikan kepada James Callaghan -- menteri luar negeri waktu itu, dan yang kemudian menggantikan Wilson menjadi PM sebelum Margaret Thatcher naik. Sejak dua tahun lalu Cavendish, kini seorang bankir, telah berjuang agar bukunya, Inside Intelligence, boleh beredar. Tapi alasan pemerintah tampaknya kuat: bekas agen rahasia itu telah melanggar sumpah untuk tidak mengungkapkan kerja intelijennya dengan menulis memoar. Sementara itu, sang agen tak kurang akal. Desember lalu, atas nama pribadi ia mencetak 500 eksemplar Inside Intelligence, lalu menghadiahkannya kepada para sahabat di "parlemen, di lembaga pengadilan, dan di dunia intelijen." Itulah mengapa surat kabar The Sunday Times lalu memuat ringkasan buku tersebut pekan lalu. Yakni setelah ada kesepakatan dengan pihak Pengadilan nnggi untuk tidak mengutip kisah Cavendish sendiri dalam melaksanakan operasi MI6 antara 1948 dan 1953 (dalam bab inilah Cavendish bisa dituduh melanggar sumpah jabatan, karena menceritakan rahasia MI6). Ini berarti informasi Oldfield tentang Perdana Menteri Wilson yang diceritakan kepada Cavendish, yang diperoleh bos MI6 itu antara 1973 dan 1978, boleh disiarkan. (Harap dicatat, hingga kini Spycatcher tetap dinyatakan tak boleh beredar oleh Pengadilan Tinggi, dan surat kabar Sunday Moming Post dilarang melanjutkan mengutip buku itu. Namun, buku Wright tercatat laris di AS dan Australia, dan sudah pula diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.) Wilson, kini Lord Wilson, tak bisa ditemui oleh wartawan karena sedang berlibur. Sementara Cavendish yang berlibur ke Swiss, juga menghindar dari wartawan. Ia cuma mengatakan, keputusan Pengadilan Tinggi memberikan harapan padanya. * * * Berikut kutipan dari Inside Intelligence karya Anthony Cavendish sebagaimana yang dimuat di surat kabar South China Moming Post. MUSIM panas 1975, Peter Wright dari MI5 (kini terkenal sebagai penulis Spycatcher) menemui Maurice Oldfield, Direktur MI6. Wright melaporkan rencana MI5 menggulingkan pemerintahan Harold Wilson dari Partai Buruh. Waktu itu Oldfield mengatakan, sebaiknya Wright melapor kepada bosnya sendiri. Toh, tak disangsikan lagi, Oldfield punya andil dalam pengundurdirian Wilson setahun kemudian. Seorang perwira senior dinas rahasia mengatakan kepadaku bahwa Perdana Menteri mengusulkan kepada Oldfield agar MI6 mengadakan penyelidikan ke dalam M15. Ada dugaan sejumlah perwira kanan MI5 dan sejumlah agen rahasia Afrika Selatan berkomplot guna menggulingkan Wilson. Sementara itu, Oldfield sendiri menuturkan padaku pertemuannya dengan Wilson. Ia, katanya, diberi tahu Wilson bahwa "salah satu seksi MI5 tak bisa dipercaya lagi." Lalu jawab Oldfield, "Anda memberi tahu orang yang salah, Pak." Lalu segera Oldfiled melaporkan hal itu kepada James Callaghan, menteri luar negeri, bos bidang politiknya MI6. Saya yakin, semua itu ada hubungannya dengan pengundurdirian Perdana Menteri Wilson yang tiba-tiba di tahun 1976. Ada sesuatu yang secara detail tak diketahui oleh orang-orang luar. Wilson, selama jadi PM, melakukan banyak kunjungan, terutama ke negeri-negeri Pakta Warsawa. Inilah salah satu hal yang mencemaskan pihak MI5. Tapi, seandainya KGB memiliki bukti-bukti yang bisa menyebabkan rakyat Inggris tak lagi mempercayai Wilson, tentulah bukti itu tak akan disampaikan kepada Wilson pribadi, melainkan langsung kepada MI6. Atau, dibocorkan kepada CIA, dinas rahasia AS, yang tentulah akhimya akan menyampaikannya juga kepada MI6. Bila ada informasi rahasia mengenai Perdana Menteri yang jatuh ke tangan Oldfield, bos MI6 ini tentu akan meneruskan informasi itu kepada salah seorang dari tiga ini: Perdana Menteri sendiri, Sekretaris Kabinet, atau kepada Menteri Luar Negeri. Saya yakin, dari cara dan omongan Oldfield kepadaku, ia telah menerima informasi penting tentang Perdana Menteri. Dan kemudian ia meneruskannya kepada James Callaghan. Lalu Callaghan-lah yang mendesak Wilson agar mengundurkan diri. Rupanya, informasi yang diperoleh Oldfield sama dengan informasi yang diperoleh MI5 yang menyebabkan mereka berusaha mendiskreditkan Perdana Menteri. Dan info itu sebenarnya bersumber dari CIA. Dinas Rahasia AS itu sendiri menyusun info itu berdasarkan pengakuan Golitsin, agen Soviet yang membangkang. Dan itu hanya menyebabkan Harold Wilson makin tak menyukai dunia dan para agen intelijen. Oldfield bercerita kepadaku bahwa Wilson setelah ia mengundurkan diri, selalu berusaha menghindarkan pertemuan dengannya. Mereka tinggal di kawasan Westminster, boleh dikata bertetangga. Tapi, tutur Oldfield, Wilson selalu menyeberang jalan bila dari jauh ia melihat Oldfield berjalan ke arahnya, agar mereka tak langsung berpapasan. Bila mereka berdua hadir dalam satu pertemuan, tampak Wilson selalu berusaha berada jauh dari Oldfield.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus