Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Harold wilson yang dituduh itu

Profil bekas pm inggris harold wilson jago ekonomi dan tak takut mundur demi kesetiakawanan. menjabat perdana menteri 1964-1970 dan 1974-1976, serta didesas-desuskan berhubungan intim dengan sekretarisnya.

30 Januari 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK sebuah mulutpun bicara terus terang tentang sebab mundurnya Harold Wilson dengan mendadak. Tak sebuah kata pun ditulis oleh wartawan mengenai keluamya Wilson dari rumah di Downing Street 10. Encyclopaedia Britannica memang memuji Wilson sebagai tokoh Partai Buruh Inggris yang sukses mempopulerkan dirinya ke dunia internasional setelah terpilih menjadi perdana menteri. Yakni dengan seringnya ia berkunjung ke berbagai negara. Tapi Wilson juga dikritik, sebegitu jauh politik luar negeri Inggris tak juga berkembang. Dan ketika ia mengundurkan diri, Maret 1976, inflasi poundsterling makin runyam, ekonomi Inggris makin morat-marit. Namun, ini semua tak menghalangi Ratu Elizabeth memberikan penghargaan kepada pimpinan Partai Buruh itu. Sebulan setelah ia tak lagi berkantor di Chequers (kantor perdana menteri Inggris, 50 km barat laut London), ia dianugerahi gelar bangsawan Knight of the Garter. Tujuh bulan kemudian orang kelahiran Yorkshire, 11 Maret 1916, itu diwawancarai majalah Time. Dalam wawancara khusus itu pun tak terbetik sedikit sebab mundurnya dia secara mendadak. Anak seorang industriwan kimia itu malah menceritakan bahwa ia merasa tak kehilangan apa-apa dengan mengundurkan diri dari pemerintahan. Bahkan ia tak merasa menderita post power syndrome. "Ketika saya di Chequers saya kerja keras hingga saya tak punya waktu untuk sekadar berenang di kolam yang dihadiahkan oleh Walter Annenberg (bekas duta besar AS untuk Inggris). Atau sekadar berjalan jalan menikmati kebun mawar di musim yang cerah," tutur Wilson, yang pada usia 21 tahun lulus dari Oxford dengan gemilang, dan langsung diangkat sebagai dosen ekonomi. Karier Wilson memang ditempuhny lewat ilmu ekonomi. Ketika pecah Perang Dunia II, ia ditolak sebagai sukarelawan di angkatan darat. Bukan karena suatu apa, tapi dosen muda itu lebih dibutuhkan di Sekretariat Kabinet Perang sebagai asisten ekonomi. Lalu, 1943, ia diangkat menjadi direktur di kementerian ekonomi dan statistik. Sebelum pemilihan umum 1945, Wilson mengundurkan diri dari parlemen karena terpilih menjadi kandidat Partai Buruh untuk wilayah Ormskirk. Dan kemudian ada sesuatu yang menarik dalam diri Wilson. Sebagai orang yang dipuji-puji karena prestasi akademisnya, ternyata ia lebih memilih dunia politik. Setelah pemilu Juli 1945, ia melepaskan jabatan di Oxford karena termasuk salah seorang yang terpilih untuk duduk di parlemen berkat kemenangan besar Partai Buruh. Mula-mula ia diangkat sebagai menteri. muda tenaga kerja. Dua tahun kemudian ia terpilih menjadi Presiden dari Board of Trade, kedudukan setingkat dengan menteri perdagangan. Di kedudukan ini ia memang cemerlang. Sebagai orang termuda dalam parlemen, ia memang kerja keras. Salah satu prestasinya, meningkatkan ekspor Inggris. Antara lain lewat kunjungan ke berbagai negara. Juga melakukan perundingan dengan Anastas I Mikoyan, Deputi Perdana Menteri Soviet kala itu. Dalam hal belakangan itu, diceritakan, Wilson bisa duduk berunding dari sore hingga pagi. Ia membuktikan kegigihannya melakukan tawar-menawar. Tapi pada 1951, ketika Menteri Perburuhan, Aneurin Bevan, mengundurkan diri sebagai protes diberlakukannya tarif minimal sebagai ganti jaminan kesehatan nasional yang gratis. Kabarnya, uang itu guna membiayai persenjataan dalam Perang Korea. Wilson ikut mundur. Dan sebentar kemudian semua menteri dari Partai Buruh pun mengundurkan diri. Setelah melalui beberapa kali kegagalan akhirnya, 1963, Harold Wilson terpilih sebagai Ketua Partai Buruh. Jadilah ia pemimpin oposisi waktu itu. Dalam pidato pengukuhannya ia menganjurkan kekompakan partainya. Hasilnya, dalam pemilu setahun kemudian Partai Buruh menang meyakinkan. Ia banyak dipuji-puji sebagai negarawan dan politikus yang terpiawai yang datang dari Partai Buruh. Sebagai seorang politikus ia memang punya kemampuan lebih selain dalam hal ilmu ekonominya. Yakni, orang yang bisa menuangkan pendapatnya dengan jelas dan cepat seperti tulisan seorang wartawan. Itu sebabnya banyak slogan dan pamflet Partai datang dari pikiran Wilson. Satu-satunya waktu senggang Wison yang beristrikan seorang penyair amatir ini hanyalah untuk golf. Bertubuh sedang, berdahi lebar dengan garis tebal di dahinya bila sedang berpikir keras, Wilson seperti tak pernah lupa pipanya. Kata orang, ia tampak lebih muda dari usianya yang kini hampir 72 tahun. Mungkin karena ia memiliki temperamen yang tak meledak-ledak dan suka humor. Koran Daily Telegraph menyebut Wilson sebagai "orang yang pintar melihat kesempatan." Umpamanya ketika Bevan mundur dari Komite Parlemen -- parlemen bayangan bentukan Partai Buruh -- ia tak ikut mengundurkan diri, dan karena itu tangga untuk naik ke jenjang Ketua ia kuasai. Tapi karena itu pula oleh beberapa tokoh partai ia dicap tidak punya kesetiaan. Koran itu pula memuji-muji Wilson sebagai tokoh yang bisa memadukan antara idealisme sosialis dan kecerdasan berbisnis. "Orang yang bisa diharapkan melahirkan satu kebijaksanaan sosialistis dalam kondisi ekonomi dan administrasi yang baik," tulis Maurice Green dalam Daily Telegraph. Tapi Harold Wilson, bapak dua anak, memang cuma seorang lelaki dari darah dan daging pula. Semasa ia terpilih jadi perdana menteri (1964- 1970 dan 1974- 1976) desas-desus menyebarkan ada hubungan intim antara dia dan sekretarisnya, Lady Falkender. Hingga ia mengundurkan diri, desas-desus itu tak pernah terbukti kebenarannya. Baru pada Februari 1977, menurut majalah Time, sekretaris persnya, Joe Haines, membenarkan bahwa Falkender mendominasi bukan saja staf Wilson, tapi sang PM sendiri. Benarkah Harold Wilson, sebagaimana dituduhkan oleh buku Spycatcher dan Inside Intelligence, telah dibina oleh KGB? Kedua buku itu sendiri memang belum memberikan bukti-bukti nyata. Misalnya, dengan begitu seberapa besar dan apa saja kerugian pemerintah Inggris. Yang jelas, ketika ia mengundurkan diri, satu-satunya yang disesalkan Wilson adalah ia tak lagi bisa minta bicara dengan siapa saja kapan saja. "Waktu itu saya tinggal menyebut nama, dan segera saya memperoleh orangnya, tak peduli sedang di mana dia. Sekarang saya mesti memutar nomor sendiri, dan akibatnya jari-jari saya sakit." Sejauh ini belum terdengar komentar Wilson tentang dua buku yang menuduhnya itu. Bahkan James Callaghan, yang disebut-sebut tahu soal ini, yang langsung menggantikan kedudukan Wilson ketika ia mundur, juga bungkam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus