Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Sumarno: Teknokrat & VB

Gubernur ke II Jakarta, Sumarno Marmoatmojo mengundang para teknokrat untuk bekerja di daerahnya dan membentuk PT Pembangunan Jaya. Ia menghapus sistim VB dan membuat lambang DKI.

19 Juni 1971 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENGADAKAN casino atau hwa-hwe memang mendjadi idaman tiap Gubernur", kata Gubernur ke-II Djakarta, Dr.Sumarno Martoatmodjo jang pernah mempelopori usaha Lotto, tapi ternjata memerlukan tangan Ali Sadikin untuk menggolkannja. Memang sekitar awal tahun '60-an, pada waktu mana Surnarno berkuasa usaha-usaha jang dikatakan maksiat sangatlah tidak menarik hati orang. Usaha maksiat serta-merta mendapat tantangan. Supaja bisa membangun tanpa harus kewalahan karena keterbatasan biaja, Sumarno mengundang para teknokrat untuk bekerdja didaerahnja. Sekelompok arsitek muda ITB telah memenuhi undangan itu dan terbentuklah PT Pembangunan Jaya, jang ditundjang oleh modal bersama DCl dan swasta. Ternjata PT itu telah sangat melebarkan sajapnja kini. "PT Pembangunan Jaya adalah wadah partisipasi kaum usahawan sebab dengan DPU sadja pembangunan akan berdjalan lamban", kata Sumarno Sedjak itu bangkitlah semangat membangun Djakarta jang mendjadi lebih berkobar karena Djakarta di tetapkan sebagai ibukota negara dan dihapuskannja sistim VB. Penghapusan ini perlu supaja jang membangun perumahan tidak takut kehilangan haknja. Ex -- Gubernur ini berpendapat bahwa untuk pembangunan seperti jang dilakukan di Indonesia masa djabatan 4 tahun untuk seorang gubernur "tidak tjukup", perlu kontinuitas jang agak pandjang". dikemukakan olehnja bahwa untuk membangun TIM, dia harus memindah kan margasatwa ke Ragunan dan Ali Sadikin jang meneruskan memakai tempat seperti Garden Hall. Demikian pula projek Pluit telah dirintis semendjak Sudiro, tapi mengamankan projek itu terus-terusan dari penghuni liar, tentulah tanggungdjawab Gubernur berikutnja. Disamping penghapusan VB, hasil monumental Sumarno jang lain ialah tambang DCIl, berbentuk pintu gerbang dengan nama Jaya Raya dan tugu Monas. ditambah serangkai padi dan kapas. Tentang perkembangan DCI sekarang Sumarno berkata: "Saja prihatin kalau Pak Ali itu dihudjani kritik". Ia menjajangkan hal ini karena Gubernur Djakarta itu sangat "gesit trampil" dalam membangun kotanja. Apa Jang dilakukan orang lain memerlukan waktu lama, Ali dapat mengerdjakan dalam tempo singkat --- seperti pelebaran djalan Gadjah Mada jang dari dulu-dulu di idamkan Sumarno."Ia tangkas dalam menjediakan sekolah-sekolah dan tempat-tempat rekreasi pemuda di samping melebarkan djalan", kata Sumarno achirnja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus