Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dinding batako itu masih telanjang, belum diplester. Tonggak-tonggak kayu sisa penyangga beton berserak di antara paku dan palu. Beberapa pekerja sibuk mengepas kusen jendela hingga mengaduk adonan semen untuk rumah itu. Sebuah rumah biasa berlantai tiga yang belum usai ditegakkan. Tapi, coba lebarkan pandangan ke halaman. Nah, di sana teronggoklah sesuatu yang tidak biasa: dua gundukan tanah membukit di halaman rumah itu. Salah satunya mangap dengan rongga besar, disangga tumpukan batu gamping seadanya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo