Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Susilo Bambang Yudhoyono: "Saya Tidak Mendapatkan Penolakan"

18 Juni 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Pertambangan dan Energi, Susilo Bambang Yudhoyono, dikenal sebagai tokoh yang santun. Barangkali itu sebabnya ia dipilih Presiden Abdurrahman Wahid untuk melakukan pendekatan kepada Keluarga Cendana dalam upaya politik barternya. Kepada Andari Karina Anom dari TEMPO, letnan jenderal yang taat beribadah ini menuturkan kisahnya mendapatkan tugas khusus tersebut, di rumah dinasnya, Ahad lalu. Berikut petikan wawancara tersebut.

Bagaimana kronologi penunjukan Anda sebagai wakil pemerintah dalam soal pengembalian harta Keluarga Cendana?


Saya dipanggil Presiden setelah sidang kabinet (Rabu, 24 Mei 2000). Beliau menjelaskan bagaimana jalan pikiran beliau untuk menyelesaikan masalah mantan presiden Soeharto. Gus Dur berpendapat bahwa penyelesaian masalah ini memerlukan pendekatan hukum, politik, dan kemanusiaan. Pendekatan hukum adalah tugas Kejaksaan Agung. Kemudian, kalau masalah keamanan dan pengamanan adalah tugas Kapolri dan Panglima TNI. Saya diberi tugas menyampaikan pandangan Gus Dur agar pihak keluarga bisa menyumbangkan sebagian hartanya kepada negara. Gus Dur mengatakan agar saya melakukan pendekatan informal dalam kapasitas saya sebagai pribadi, bukan sebagai menteri. Saya diminta melaporkan setiap kemajuan dari komunikasi saya dengan pihak keluarga. Itulah latar belakang penunjukan saya waktu itu.

Apakah penunjukan Anda dalam kapasitas pribadi ini karena Anda memiliki kedekatan khusus dengan Keluarga Cendana daripada pejabat lain?

Saya tidak merasa begitu. Sebab, kalau dilihat latar balakang saya di militer pun saya tidak punya kedekatan dengan Pak Harto dan keluarga. Latar belakang saya agak berbeda dengan beberapa jenderal yang memang pernah bertugas dengan Pak Harto. Terus terang, saya sendiri pun tidak tahu apa alasan Presiden menunjuk saya. Itu bisa ditanyakan langsung pada beliau. Yang jelas, bagi saya, tugas adalah tugas.

Sejauh ini, apa saja yang sudah dibicarakan dalam pertemuan dengan keluarga?

Sebetulnya, ini masih penjajakan awal dari komunikasi ini. Saya dengan pihak keluarga melihat situasi sekarang bahwa masalah Pak Harto tidak boleh berlarut-larut tanpa penyelesaian yang baik bagi rakyat, bangsa, dan juga melegakan bagi Pak Harto. Saya komunikasikan hal itu dan saya katakan bahwa itu bisa dibangun jika pihak keluarga mau bekerja sama memikirkan pemecahan persoalan ini. Pertemuan pertama memang tidak membuahkan hasil. Tapi pertemuan selanjutnya, sekitar 10 hari sesudah itu, pembicaraan sudah lebih maju. Saya menangkap sebetulnya ada keinginan dari pihak keluarga untuk mulai berpikir menyumbangkan sebagian hartanya pada negara. Mengenai bagaimana caranya dan solusi menyeluruhnya akan kita bicarakan kemudian. Yang jelas, sudah ada keinginan untuk menyumbang rakyat yang sedang mengalami kesulitan ekonomi.

Kabarnya, Keluarga Cendana sempat menolak rencana ini pada pertemuan awal karena mengembalikan harta berarti pengakuan bahwa Pak Harto bersalah, padahal proses hukum belum selesai….

Saya tidak mendapatkan penolakan secara resmi dari Ibu Tutut dan Saudara Bambang Tri yang mewakili pihak keluarga, meskipun ada sikap defensif tertentu. Tetapi saya tidak mempermasalahkan dari mana harta itu diperoleh. Itu urusan Jaksa Agung untuk menyelidiki apakah harta itu sah atau tidak. Saya hanya melihat bahwa setelah berusaha sekian puluh tahun dalam cabang usaha yang luas tentunya Keluarga Cendana memiliki sejumlah kekayaan yang terkumpul, mengapa tidak disumbangkan sebagian ke masyarakat.

Seperti apa sikap defensif Keluarga Cendana yang Anda maksud?

Pada waktu itu, mereka sempat bertanya "kekayaan yang mana". Kemudian saya katakan bahwa saya sama sekali tidak mempermasalahkan berapa besar jumlah kekayaan mereka dan dari mana asalnya. Saya kira sudah menjadi pengetahuan umum rakyat bahwa Keluarga Cendana memiliki sejumlah harta yang patut sekali jika sebagian disumbangkan kepada rakyat. Itu yang ada dalam pikiran Gus Dur dan itu pula yang saya sampaikan kepada keluarga. Jadi, saya tidak punya agenda tersendiri karena tugas saya semata-mata sebagai mediator atau utusan pemerintah.

Kalau begitu, bagaimana dengan pernyataan Gus Dur di AS. Apakah itu mengganggu proses pembicaraan Anda dengan Keluarga Cendana?

Setelah ada pernyataan Gus Dur di Amerika yang disusul dengan pernyataan Saudara Marzuki Darusman yang diberitakan besar-besaran oleh media massa, saya mendapatkan informasi bahwa tiga hari terakhir ini, pihak keluarga mantan presiden Soeharto mengambil posisi yang agak "keras". Tolong ditulis dalam tanda kutip. Terus terang, saya harus membangun kembali komunikasi dengan tetap berpedoman pada tujuan semula, yaitu untuk mendorong Keluarga Cendana berkontribusi pada rakyat. Saya kira logis sekali kalau ada perubahan sikap mereka setelah hal ini mencuat di media massa. Tetapi saya berharap pihak keluarga bisa berpikir secara jernih bahwa ajakan untuk menyumbangkan sebagian hartanya sebenarnya logis-logis saja. Kalau nanti konteksnya pas dan kerangkanya bisa disusun secara benar, seharusnya mereka bisa memahami hal ini.

Apakah Anda sudah bertemu lagi dengan Keluarga Cendana sesudah Gus Dur berbicara di AS itu?

Setelah ada pemberitaan dan wacana yang keras belakangan ini, saya belum bertemu lagi dengan mereka. Tetapi saya berharap langkah-langkah komunikasi masih dapat diteruskan. Karena tujuan akhirnya adalah penyelesaian terbaik soal mantan presiden Soeharto ini.

Kabarnya, ada tekanan dari pihak keluarga bahwa jika asal-usul kekayaan Pak Harto dibuka, mereka juga akan membuka keterlibatan para pejabat, mantan pejabat, dan bahkan Gus Dur sendiri….

Tidak ada. Saya pastikan tidak ada pembicaraan tentang hal itu. Pihak keluarga tidak mengangkat isu itu. Apalagi mengingat pembicaraan saya baru pada tingkat awal. Jangan dibayangkan bahwa sudah ada negosiasi yang akan diikuti dengan penyerahan harta sekian banyak yang akan diserahkan. Sama sekali belum sejauh itu. Sebab, kalaupun nanti ada kesepakatan dengan Keluarga Cendana soal harta ini, tentu ini bukan lagi tugas saya. Secara resmi ada pejabat fungsional yang melaksanakan tugasnya. Saya hanya bertugas sebagai jembatan atau mediator untuk meyakinkan keluarga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus