Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah menuai kontroversi belakangan ini, orang pun mulai mencari tahu lebih banyak soal susu kental manis (SKM). Mereka ingin tahu apakah susu yang biasa dijadikan campuran makanan itu memang aman dikonsumsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ahmad Syafiq, Pakar gizi sekaligus Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Universitas Indonesia (PKGK UI), susu kental manis tidak masalah apabila dikonsumsi secara proporsional. “Namun, jika sudah berlebih, apapun juga tidak boleh,” imbuhnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
Ahli Gizi Ungkap soal Keamanan Konsumsi Susu Kental Manis
Kadar Gula Tinggi, Biang Keladi Kontroversi Susu Kental Manis
Alasan Susu Kental Manis Tidak Baik untuk Anak
Kemenkes Ingatkan Produk Kental Manis Bukan Susu untuk Anak
Kandungan lemak dan gula dalam susu kental manis sudah diatur dalam Perka BPOM 21/2016 tentang Kategori Pangan dan Standar Nasional Indonesia Nomor 2971: 2011 tentang susu kental manis.
Dalam aturan tersebut disebutkan kombinasi gula dan lemak pada produk ini adalah 51-56 persen dengan kandungan gula 43-48 persen.
Susu kental manis sebagai minuman harus dicampur dengan air sehingga setelah dilarutkan sesuai saran penyajian, kandungan susu kental manis memiliki kadar lemak susu tidak kurang dari 3,5 gram, total padatan susu bukan lemak tidak kurang dari 7,8 gram, dan kadar protein tidak kurang dari 3 gram.
Susu kental manis. finecooking.com
“Perlu diingat bahwa semua jenis makanan saling melengkapi. Tidak ada makanan atau minuman tunggal yang mampu memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Siapa saja boleh mengonsumsi susu kental manis dalam jumlah tidak berlebihan,” katanya.
Namun perlu diingat, susu kental manis tidak cocok untuk bayi (0 – 12 bulan) dan bukan untuk menggantikan air susu ibu (ASI). Susu kental manis boleh disajikan sebagai minuman, tetapi tentu untuk balita harus disesuaikan penyajiannya dan bukan sebagai asupan tunggal.
Marudut Sitompul, Anggota Dewan Pengurus Pusat Persatuan Ahli Gizi (PERSAGI), menjelaskan bahwa susu kental manis memiliki dua karakteristik dasar, yaitu memiliki kadar lemak susu tidak kurang dari 8 persen serta kadar protein tidak kurang dari 6,5 persen (plain).
Namun, sejumlah data tidak resmi yang beredar menyebutkan bahwa kandungan gula dan lemak di susu kental manis lebih dari 70 persen, di mana kandungan gula melampaui 60 persen. Data ini, lanjutnya, memunculkan persepsi yang salah mengenai susu kental manis sehingga berpotensi menimbulkan polemik.