Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Syaratnya buntut tikus

Di desa wirakanan, orang yang mau menikah, bercerai atau hajatan harus menyerahkan buntut tikus dengan jumlah yang sudah ditentukan. untuk membebashamakan desa. (ina).

10 Agustus 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MAU menikah, atau bercerai? Boleh-boleh saja. Syaratnya: sediakan buntut tikus. Kalau tidak, jangan harap pak penghulu mau menyambungkan atau memutus aliran cinta. Ketentuan itu diberlakukan bagi semua penduduk Desa Wirakanan, Indramayu, sejak awal bulan lalu. Wajib setor itu diundangkan karena hama tikus kian tak terbendung. Dalam musim panen lalu, ibaratnya padi lebih banyak yang dimakan tikus ketimbang yang bisa dibawa pulang. Betapa lucunya. Musyawarah desa segera diadakan, dan wajib setor buntut tikus pun dikeluarkan. Pasangan yang mau menikah wajib menyediakan 10 ekor. Yang mau cerai - mungkin dengan maksud agar tak sering terjadi-dua kali lipat: 20 ekor. Adapun penduduk yang mau hajatan diwajibkan menyetor 30 ekor. Sedangkan bila ada acara, HUT Proklamasi Kemerdekaan RI misalnya, tiap kepala keluarga wajib memburu 10 tikus dan menyerahkan buntutnya ke Balai Desa. Sambutan penduduk ternyata cukup baik. Tepat satu bulan sejak undang-undang pertikusan diberlakukan, menurut Endang Subagdjo, sekretaris desa, telah terkumpul (baca: terbunuh) 7.000 ekor tikus. Durpadi, 20, yang hendak menikah dengan Tulyadi, 17, menganggap kewajiban memburu tikus itu positif: untuk membebashamakan desa sendiri, bukan? Menjelang hari pernikahan, setiap hari ia "menabung" barang 2-3 ekor tikus yang dapat ditangkap. Kadinah, 22, yang baru saja menceraikan istrinya, Tasmen, 18, juga tak menganggap ketentuan itu sebagai beban. "Besar manfaatnya," ia berkata. Lagi pula, "Bebek saya menjadi gemuk." Begini: tikus yang bisa diburu, ekornya disetorkan, sedangkan bagian tubuhnya yang lain ia cincang dan sodorkan kepada para bebek.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus