Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Tablig Sunyi Sang Musikus

Rambut Yuki Martawidjaja tampak klimis terbungkus peci.

23 Mei 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Jalan Baru Para Pesohor/Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kucir panjang menyentuh punggung yang dulu menjadi ciri khasnya kini tak pernah terlihat. Selain terbungkus peci, kepalanya kerap terbalut serban. Sejak 2016, vokalis grup musik PAS Band ini memutuskan mendalami ilmu agama. “Hidup saya sekarang dari masjid ke masjid,” kata pria yang akrab disapa Yukie ini ketika ditemui Tempo, Jumat, 17 Mei lalu, di Masjid An Nur, Dago, Bandung.

Yukie sudah tiga hari menginap di masjid itu. Ia beriktikaf di sana. Baginya, menginap di masjid adalah bagian misi dakwah nilai agama yang diyakini. Pria 49 tahun ini bergabung dengan Jamaah Tabligh sejak menempuh jalan barunya itu. Dalam setahun, penganut Jamaah Tabligh melakukan khuruj, berdakwah ke luar minimal 40 hari. “Saya minimal 40 hari dalam setahun harus berdakwah di masjid,” ujar Yukie.

Ia mendalami ilmu agama secara diam-diam. Publik baru mengetahui aktivitas baru Yukie setelah fotonya sedang membersihkan masjid beredar pada akhir April 2017. PAS Band adalah grup musik rock alternatif yang memiliki banyak penggemar di Tanah Air. Lagu-lagu mereka laris di kalangan anak muda. Yukie adalah vokalis yang terkenal dengan polah agresif di atas panggung. Ia sering bernyanyi dengan bertelanjang dada. Sesekali ia bergelantungan di tiang dan atap panggung sambil mengajak penggemarnya bernyanyi.

Yukie mengakui menyembunyikan soal keputusannya mendalami ilmu agama dari orang-orang sekitar. Awalnya ia merasa malu terlihat berkumpul dengan teman-temannya yang lebih dulu menempuh jalan ini. Ia bahkan menyembunyikan sepeda motornya ketika ingin bertemu dengan teman-temannya di masjid. Teman-temannya yang tergabung di komunitas sepeda motor Chopper lebih dulu tekun belajar agama. “Saya menolak ajakan mereka ‘berhijrah’ karena merasa sudah dekat dengan Allah,” ucapnya.

Yukie membulatkan niatnya setelah didera berbagai masalah keluarga dan ekonomi. Ia sebenarnya memperdalam ilmu agama sejak 2009, tapi belum memutuskan “berhijrah”. Kecelakaan yang menimpa Yukie pada Januari 2019 kian membulatkan tekad untuk hidup di jalan Allah meski kakinya kini bertopang dengan tongkat akibat kecelakaan itu.

Yukie berdakwah lewat musik. Ia tak mengharamkan musik. Yukie masih tercatat sebagai vokalis PAS Band. Baginya, musik justru menjadi media paling efektif untuk berdakwah. Jika manggung dengan PAS Band di satu daerah, misalnya, ia rutin mengajak penggemarnya melakukan salat berjemaah. “Dengan musik ternyata saya punya banyak kesempatan untuk berdakwah. Misalnya, pas manggung datang 14 ribu orang, minimal 25 orang bisa diajak ke masjid seusai konser,” katanya.

Sikap yang sama dipilih oleh Salman Al Jugjawy. Pria bernama asli Saktia Ari Seno ini dulu gitaris grup Sheila on 7. Ia memutuskan berhijrah dan bergabung dengan Jamaah Tabligh. Salman tak mengharamkan musik. Dia bahkan sudah menelurkan dua album religi untuk menyampaikan dakwahnya. “Ada pendapat ulama yang membolehkan musik dengan syarat-syarat tertentu. Saya enggak (mengharamkan musik),” ujar Salman, Jumat, 17 Mei lalu, di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pria yang dulu disapa Sakti ini memilih keluar dari ingar-bingar musik Tanah Air untuk belajar tentang Islam pada 2006. Saat itu, Sheila on 7 berada di masa keemasannya. Ia pun tak banyak membagikan aktivitas dakwahnya lewat media sosial. Salman dan istrinya memanfaatkan media sosial untuk berdagang secara online. “Sekarang lebih mapan hati. Ekonomi pun Allah cukupi,” katanya.  

MUSTAFA SILALAHI, IQBAL T. LAZUARDI (BANDUNG), M. SYAIFULLAH (YOGYAKARTA)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Mustafa Silalahi

Mustafa Silalahi

Alumni Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara ini bergabung dengan Tempo sejak akhir 2005. Banyak menulis isu kriminal dan hukum, serta terlibat dalam sejumlah proyek investigasi. Meraih penghargaan Liputan Investigasi Adiwarta 2012, Adinegoro 2013, serta Liputan Investigasi Anti-Korupsi Jurnalistik Award 2016 dan 2017.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus