Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Pengalaman sineas Gerzon Ayawaila membuat film etnodokumenter tarawangsa di Rancakalong
Bereksperimen dengan split screen.
Bagi masyarakat Rancakalong, tarawangsa semacam terapi psikologis.
“AYO, Pak, lepaskeun, lepaskeun.” Gerzon Ron Ayawaila, sineas dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ), masih ingat beberapa orang berkata demikian kepadanya suatu kali ketika ia ikut ngibing merespons alunan musik magis tarawangsa di Rancakalong. Gerzon mulanya tak mengerti apa yang dimaksud dengan “lepaskeun”. Namun ia kemudian paham: sembari bergerak mengikuti bunyi tarawangsa, seseorang seyogianya melepaskan semua beban pikiran. Tatkala sedikit demi sedikit musik membawa orang itu ke suasana trance, tubuh otomatis bergerak sembari membuang semua persoalan. “Saya lihat tarawangsa berfungsi seperti terapi psikologis untuk masyarakat di sana,” kata Gerzon.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo