Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Target Perunggu Beroleh Emas

Tenis secara mengejutkan menyumbangkan satu medali emas. Mengulang sukses 28 tahun silam.

1 September 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tenis secara mengejutkan menyumbangkan satu medali emas. Mengulang sukses 28 tahun silam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CHRISTOPHER Benjamin Rungkat, 28 tahun, sejak awal merasa lebih cocok berpasangan dengan Aldila Sutjiadi, 23 tahun, di nomor ganda campuran tenis pada Asian Games 2018. Maka, saat berdiskusi dengan pelatih dan pengurus Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (Pelti), Maret lalu, ia mengusulkan berpasangan dengan Aldila di ganda campuran. "Karena kami bisa saling melengkapi," katanya, Kamis pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan memiliki kemampuan bermain lebih baik di posisi depan, sedangkan Aldila lebih kuat jika bermain di belakang. Maka perpaduan keduanya bisa melengkapi kemampuan masing-masing di lapangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam diskusi saat itu, selain Aldila, pilihan bagi Christopher adalah Jessy Priskila Rompies. Christopher dan Jessy sudah sering berpasangan saat mengikuti turnamen tenis. Selain ketiganya, ada sembilan atlet tenis Indonesia yang berlaga di Asian Games ini di lima nomor pertandingan. Mereka adalah Justin Barki, Beatrice Gumulya, David Agung Susanto, Ignatius Anthony Susanto, Deria Nur Haliza, Joleta Budiman, M. Rifqi Fitriadi, Sabrina Fitriana, dan M. Althaf Dhaifullah.

Menurut pelatih tenis putra, Febby Widianto, dalam menyusun formasi pemain, pelatih memang bertanya lebih dulu kepada setiap pemain. Setelah itu, mereka menyusun target di Asian Games. "Saat itu, kami memang menargetkan medali perunggu di nomor ganda," ujar Febby, Kamis pekan lalu. Target ini disampaikan ke Pelti serta ke Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Setelah formasi tersusun, Christopher dan Aldila tidak langsung berlatih bersama. Keduanya masih sibuk mengikuti berbagai turnamen berbeda. Mereka baru mulai berlatih bersama pada akhir Juli lalu. "Kami baru berlatih bersama tiga minggu sebelum Asian Games," kata Aldila.

Karena waktu berlatih yang singkat, keduanya berfokus mengasah kekompakan permainan. Mereka mulanya berlatih di lapangan tenis Hotel Sultan, Jakarta Pusat, lalu pindah ke lapangan tenis Elite Club Rasuna Epicentrum, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Setiap hari mereka berlatih selama enam jam, yang dibagi dalam dua sesi, pagi dan sore, masing-masing tiga jam.

Dalam mematangkan kekompakan, Christopher dan Aldila beberapa kali menggelar latih tanding dengan ganda campuran lain, pasangan David-Jessy, serta ganda putra David-Anthony. "Kami tidak lagi memforsir latihan fisik, untuk menjaga kebugaran," ujar Christopher.

Selama latihan, pasangan Christopher dan Aldila juga mencoba kemampuan di posisi ideal masing-masing. Sesuai dengan kesepakatan keduanya, Christopher akan berada di posisi kiri dan Aldila di kanan.

Saat pertandingan tenis dimulai di Jakabaring Tennis Center, Palembang, target medali perunggu masih tertanam di benak setiap pemain. Target ini berubah setelah Christopher-Aldila, unggulan ke-11 Asian Games, berhasil mengalahkan ganda campuran India, Ankita Raina-Rohan Bopanna, di babak delapan besar. Pasangan India itu menduduki peringkat ke-32 dunia dan unggulan ke-4 Asian Games.

Agar bisa mengalahkan andalan India itu, Christopher mengaku sempat mengintip permainan mereka. Christopher melihat langsung pasangan India itu bertanding satu hari sebelum mereka bertemu. Di situ, Christopher mencari tahu kelemahan calon lawannya tersebut. Dan akhirnya mereka berhasil mengalahkan pasangan Ankita-Rohan di babak delapan besar.

Hasil ini memotivasi Christopher dan Aldila untuk menaikkan target dengan meraih medali emas. Keduanya optimistis karena kekuatan calon lawan di babak berikutnya berada di bawah pasangan Ankita-Rohan. Di final, mereka berhasil mengalahkan pasangan Thailand, Luksika Kumkhum-Sonchat Ratiwatana. Raihan medali emas ini sekaligus mengulang sukses ganda campuran Yayuk Basuki-Hary Suharyadi di Asian Games 1990 Beijing.

Rusman Paraqbueq, Ahmad Supardi (Palembang)

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus