Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah memutuskan untuk mempertahankan tarif listrik bagi pelanggan nonsubsidi tetap stabil pada triwulan II tahun 2025, meskipun indikator ekonomi makro menunjukkan seharusnya ada penyesuaian kenaikan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa langkah ini diambil guna menjaga kestabilan ekonomi menjelang perayaan Idul Fitri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Untuk menjaga daya beli masyarakat dan daya saing usaha, diputuskan tarif listrik triwulan II tahun 2025 tetap, yaitu sama dengan tarif listrik periode triwulan I tahun 2025, sepanjang tidak ditetapkan lain oleh pemerintah," ujar Bahlil dalam keterangan resmi, Kamis, 27 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kebijakan tersebut mencakup 13 kelompok pelanggan nonsubsidi serta 24 kelompok pelanggan subsidi. Pelanggan subsidi terdiri dari kalangan sosial, rumah tangga berpenghasilan rendah, pelaku industri kecil, dan pelaku UMKM. Dengan adanya kebijakan ini, masyarakat dalam kategori tersebut tetap memperoleh dukungan subsidi listrik.
Penggunaan listrik di rumah sering kali menyumbang bagian terbesar dalam pengeluaran bulanan. Baik disadari maupun tidak, biaya listrik merupakan aspek penting yang perlu diperhitungkan dengan cermat.
Meski penggunaannya penting, konsumsi listrik dapat dikurangi melalui beberapa langkah sederhana. Berikut ini adalah beberapa tips penghematan listrik, antara lain dari laman sahabatpegadaian, yang dapat diterapkan di rumah:
Tips Menghemat Listrik Rumah Tangga
1. Beralih ke Lampu LED
Salah satu cara mudah untuk menghemat listrik di rumah adalah mengganti lampu pijar dengan lampu LED (Light Emitting Diode). Meskipun harga awalnya sedikit lebih tinggi, lampu LED jauh lebih efisien karena membutuhkan daya yang lebih kecil.
Sebagai contoh, lampu LED 7 watt bisa memberikan pencahayaan setara dengan lampu pijar 60 watt. Dengan begitu, kamu bisa tetap menikmati penerangan yang optimal tanpa boros energi.
2. Gunakan Peralatan Elektronik yang Efisien Energi
Selain mengganti lampu, kamu juga bisa menghemat listrik dengan menggunakan peralatan elektronik yang dirancang hemat energi. Saat membeli perangkat baru, perhatikan label efisiensi energi yang biasanya tercantum pada kemasannya. Hindari memilih alat elektronik yang mengonsumsi daya besar jika tidak benar-benar dibutuhkan.
3. Matikan AC Saat Tidak Diperlukan
Penggunaan AC memang membuat ruangan terasa sejuk lebih cepat, namun pemakaian yang terus-menerus bisa membuat tagihan listrik melonjak. Selain itu, AC yang dinyalakan tanpa henti turut menyumbang emisi karbon tinggi yang berdampak buruk bagi lingkungan.
Gunakan AC secara bijak dan matikan ketika tidak dibutuhkan. Dengan cara ini, kamu tidak hanya menghemat pengeluaran, tetapi juga berkontribusi terhadap upaya mengurangi pemanasan global.
4. Cabut Peralatan Listrik yang Tidak Digunakan
Beberapa perangkat elektronik tetap mengonsumsi daya listrik meskipun telah dimatikan melalui tombol, karena masih berada dalam mode standby. Kondisi ini dikenal dengan istilah "vampire power" atau "phantom load".
Untuk menghindari pemborosan energi, biasakan mencabut kabel perangkat elektronik dari stop kontak saat tidak digunakan, terutama sebelum tidur atau saat akan meninggalkan rumah. Meskipun konsumsi dayanya terlihat kecil untuk satu alat, jika diterapkan secara rutin pada banyak perangkat, hal ini bisa membantu menurunkan tagihan listrik secara signifikan setiap bulannya.
5. Efisiensi Penggunaan Mesin Cuci dan Setrika
Mesin cuci dan setrika merupakan dua perangkat rumah tangga yang menggunakan daya listrik cukup besar. Penggunaan yang tidak efisien dapat menyebabkan konsumsi listrik berlebih tanpa disadari.
Untuk menghemat, cucilah pakaian dalam jumlah banyak sekaligus, namun tetap sesuai kapasitas mesin. Gunakan mode hemat energi (eco mode) jika tersedia, dan sebaiknya pilih pencucian dengan air dingin, karena fitur pemanas air pada mesin cuci memerlukan daya yang besar.
Saat menyetrika, lakukan sekaligus dalam jumlah banyak agar perangkat tidak perlu berulang kali dipanaskan. Pisahkan pakaian berdasarkan jenis bahan agar pengaturan suhu tidak perlu sering diubah. Menjelang selesai, matikan setrika beberapa menit lebih awal — panas yang masih tersisa sudah cukup untuk menyelesaikan penyetrikaan pakaian terakhir.
Mengacu pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2024, penyesuaian tarif listrik bagi pelanggan nonsubsidi dilakukan secara triwulanan dengan memperhitungkan sejumlah indikator, seperti nilai tukar rupiah, harga minyak mentah Indonesia (ICP), tingkat inflasi, dan Harga Batubara Acuan (HBA). Berdasarkan data ekonomi makro periode November 2024 hingga Januari 2025, semestinya terjadi kenaikan tarif listrik. Namun demikian, pemerintah memutuskan untuk menahan kenaikan tersebut demi menjaga daya beli masyarakat.
Sebelumnya, pemerintah juga telah memberikan diskon sebesar 50% untuk tagihan listrik kepada pelanggan rumah tangga dengan kapasitas daya hingga 2.200 VA, berlaku selama bulan Januari hingga Februari 2025. Mulai 1 Maret 2025, tarif listrik kembali ke harga normal, namun tetap tidak mengalami kenaikan pada triwulan kedua tahun 2025.
Dani Aswara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Bahlil: Tarif Listrik Triwulan II 2025 Tidak Mengalami Perubahan