Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta masih menutup Tebet Eco Park, Jakarta Selatan. Padahal penutupan taman ini awalnya hanya sampai akhir Juni.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari akun Instagram @tamanhutandki, Tebet Eco Park belum beroperasi lantaran masih ada perbaikan dan perawatan fasilitas taman. "Mohon maaf saat ini penutupan sementara Tebet Eco Park diperpanjang," demikian tulis akun itu dikutip hari ini, 3 Juli 2022.
Akun itu tak mendetailkan kapan Tebet Eco Park dibuka kembali. Hanya saja, Pemprov DKI Jakarta menetapakan kebijakan baru agar warga yang ingin berkunjung mendaftar terlebih dulu di aplikasi Jakarta Kini alias JAKI.
"Nantinya Teman bisa mengunjungi Tebet Eco Park dengan mendaftar melalui JAKI."
Sebelumnya, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta mengumumkan penutupan sementara Tebet Eco Park. Hal itu diumumkan melalui akun Instagram resmi Distamhut DKI pada Selasa, 14 Juni 2022.
Pemerintah DKI menutup Tebet Eco Park pascawarganet mengeluhkan dampak pembukaan taman tersebut. Dampaknya adalah pedagang kaki lima (PKL) membuka lapak di dekat hunian warga Tebet.
Tak hanya itu, parkir liar juga bermunculan di kawasan Tebet Eco Park. Hal ini lantas mengganggu lalu lintas warga yang bermukim di dekat taman. Tebet Eco Park terletak di dalam permukiman Tebet.
Warga Tetap Beraktivitas di Sekitar Taman
Pantauan Tempo di kawasan taman ini, sejumlah sepanduk pengumuman Tebet Eco Park masih ditutup masih terpasang di banyak titik, termasuk di depan pintu masuk taman yang berlokasi di Jl. Tebet Barat Raya. Tak banyak orang yang beraktivitas di kawasan ini.
Sejumlah petugas Satpol PP dan Dinas Perhubungan terlihat ditempatkan di sejumlah titik taman. Ruas jalanan Jl. Tebet Timur Raya pun dijadikan satu arah dari arah Selatan ke Utara. Namun, kendaraan roda dua masih dapat melintas lawan arah.
Semua sisi taman pun masih ditutup seng-seng proyek sehingga tidak bisa dilihat dari luar. Beberapa masyarakat yang terlihat berolahraga di sekitar kawasan taman memilih trotoar sebagai tempat lari dan jalan, serta taman di sekitar, seperti Taman Pintar Berlalu Lintas Tebet Timur.
"Sebenarnya masih banyak taman sih di sini, bisa di pinggir-pinggir jalan juga," kata Kirei, 13 tahun, yang sedang duduk-duduk di Taman Pintar Berlalu Lintas bersama 6 temannya.
Kirei menuturkan tinggal di sekitar kawasan Tebet Eco Park. Sekolahnya pun berlokasi di seberang taman itu, yakni SMPN 73 Jakarta. Dalam spanduk pengumuman, sekolah Kirei dijadikan kantung parkir motor dan mobil bagi yang hendak ke Tebet Eco Park.
Selain di sekolah itu, para pengunjung taman itu juga diarahkan untuk parkir di SMA Muhammadiyah 5 Jakarta. Di sekolah itu, hanya motor yang bisa parkir jika akan ke Tebet Eco Park, sedangkan mobil tidak bisa. Namun, jumlah kendaraan yang parkir terlihat lengang.
Kirei dan teman-temannya mengatakan, sebelum penutupan, ruas-ruas jalan di sekitar Tebet Eco Park selalu padat dengan kendaraan bermotor. Dia mengaku menjadi sulit ketika akan ke sekolah. Dia dan temannya merasa terganggu dengan banyaknya parkir liar di sekitar kawasan taman. “Jadi bikin macet, jadi susah," kata Kirei yang dia iyakan juga oleh beberapa temannya.
LANI DIANA | ARRIJAL RACHMAN