Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Teknologi Dunia dari Pojok Ruko

Ia menemukan teknologi tomografi yang membuat alat pemindai tubuh lebih murah dan amat akurat. Akan dipatenkan seperti enam penemuannya yang lain.

25 Desember 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari sebuah ruko sewaan di Tangerang, terciptalah teknologi berkelas dunia. Dr. Warsito, 39 tahun, sang penemu, berhasil menjungkirkan keyakinan bahwa teknologi canggih hanya bisa diciptakan di pusat riset maju. Temuan made in ruko itu telah membuat Warsito muncul di hampir semua jurnal ilmiah di dunia sepanjang Maret lalu.

Teknologi yang ditemukan pemegang enam dokumen paten ini adalah teknologi tomografi medan listrik tiga dimensi atau electrical capacitance volume tomography (ECVT). Inilah penolong para pasien miskin bila mereka harus mengecek kesehatan dengan pemindai tubuh.

Dengan ECVT, proses pemindaian tubuh bakal lebih murah dibanding CT Scan dan MRI. Caranya juga simpel. Tak perlu masuk tabung seperti pada MRI. Pasien cukup dilewatkan di pintu detektor. Akurasinya, jangan tanya. Sementara MRI menghasilkan gambar dua dimensi, citra tomografi ini tiga dimensi.

Soal resolusi gambar, sebentar lagi ketajaman MRI bakal tertinggal jauh. Warsito sedang menggodok patennya yang ketujuh, ECVT resolusi tinggi. Ia akan mengajukannya ke kantor paten dan merek dagang Amerika Serikat pada Januari mendatang.

Tak hanya pasien dan dokter yang akan terbantu dengan teknologi ini. Alat ini hadir untuk segala yang perlu dipindai, dari gas di dalam tabung, reaktor nuklir, hingga perut gunung api.

Alkisah, penemu CT Scan, A.M. Cormack dan G.N. Hounsfield, diganjar Nobel Bidang Fisiologi dan Kedokteran 1979. Pada 2003, Nobel bidang ini diberikan kepada penemu MRI, Paul C. Lauterbur dan Peter Mansfield. Warsitokah penerima Nobel berikutnya? Dia tersenyum kecil. Ucapnya, ”Itu mimpi.”

Bukan tanpa alasan jika Warsito memilih menyiapkan ECVT di rukonya. ”Saya minta hak eksklusif untuk bisa mengembangkannya tanpa terikat dengan Universitas Ohio,” katanya. Ia memang pernah intensif menggunakan laboratorium Ohio State University, AS, saat bekerja sebagai peneliti di sana sejak 1999.

Pilihan ruko ini penuh risiko. Suatu kali petir menghanguskan satu komputernya. Lalu, laptop dan sebuah komputer lainnya jebol karena tak tahan menjalankan simulasi tomografi. Seluruh dokumentasi risetnya lenyap. ”Satu minggu saya shock, tidak keluar kamar,” ujarnya.

Ketidaktergantungan pada kampusnya membuat anak petani dari Solo ini dengan enteng menampik tawaran untuk memperpanjang kontrak pada Juli lalu. Ia bahkan bisa pulang membawa paten tomografinya. Kini ia sedang menyiapkan pusat riset dan tempat produksi tomograf tiga dimensinya di Tangerang, bekerja sama dengan investor dalam negeri.

Warsito

Tempat dan tanggal lahir: Solo, 15Mei 1967

Pendidikan:

  • SMUN 1 Karanganyar, Solo, Jawa Tengah, lulus 1986
  • Sarjana dan Master Teknik Kimia, Universitas Shizuoka, Jepang, lulus 1992
  • Doktor Teknik Kimia, Universitas Shizuoka, lulus 1997

Pekerjaan:

  • Ilmuwan riset senior pada Departemen Teknik Kimia dan Biomolekuler Ohio State University, Amerika Serikat (berhenti Juli 2006)

Karya:

  • Dua hak paten untuk pengolah limbah ultrasonik dari kantor paten Jepang (1999 dan 2000)
  • Empat hak paten dalam tomografi teknik dua/tiga dimensi dari kantor paten Amerika Serikat, termasuk ECVT (Electrical Capacitance Volume Tomography) (2003-2006)
  • Permohonan hak paten untuk ECVT Resolusi Tinggi dari kantor paten Amerika Serikat, akan didaftarkan Januari 2007

Aktivitas keilmuan:

  • Ketua Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) periode 2005-2007
  • Penilai (reviewer) pada berbagai jurnal ilmiah, seperti American Institute of Chemical Engineers Journal, Powder Technology, Journal of Chemical Engineering Japan, dan Chemical Engineering Science
  • Pembimbing mahasiswa program master dan doktor di Universitas Shizuoka, Ohio State University, Washington State University, dan Universitas Indonesia
  • Anggota American Institute of Chemical Engineer dan The Society of Chemical Engineering of Japan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus