Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Pemerintah Kota Tangerang Selatan belum dapat merobohkan tembok beton yang menghalangi akses masuk ke SD Negeri Lengkong Karya. Pemerintah setempat masih bernegosiasi dengan para pemilik lahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Camat Serpong Utara Dahlan menerangkan sampai saat ini pihaknya masih menunggu nota kesepakatan antara pihak sekolah dan pemilik lahan. "SD Negeri Lengkong Karya betul itu sedang diselesaikan oleh pimpinan. Nunggu beberapa minggu mungkin," ujarnya saat dihubungi TEMPO, Kamis 20 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pihak Kecamatan sudah menemui Supriadi, pemilik lahan 20 meter yang nantinya akan dibeli juga oleh Pemkot Tangsel.
"Kalau mediasi sudah saya mediasi dengan Dinas Pendidikan dan Bagor (Supriadi). Hardi (pemilik lahan), info yang saya terima, dia ngikutin aja nunggu pimpinan menyelesaikan," kata dia.
Menurut Dahlan, beberapa wali murid pernah menegurnya soal tertutupnya akses ke SDN Lengkong Karya akibat tembok tersebut. "Camat adalah bagian dari pengawasan. Kami sebagai pemerintah tak bisa diam, ini lagi dijalanin," kata dia.
Pantauan Tempo di lokasi, saat ini tidak terlihat aktivitas di sekolah tersebut. Sementara itu tembok dengan panjang 2 meter lebih pun masih berdiri kokoh.
Akhiri Polemik, Pemkot Tangsel Berencana Beli Lahan Tetangga SD Negeri Lengkong Karya
Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) berencana membeli tanah warga sekitar sekolah untuk menyelesaikan kasus penyerobotan tanah di depan SDN Lengkong Karya, Serpong Utara. Hardi, pemilik tanah yang tanahnya diserobot sekolah untuk akses keluar masuk telah membuat pagar beton di depan gerbang pada Sabtu lalu.
Pemkot Tangsel berencana membeli tanah milik Supriyadi seluas 20 meter persegi, bukan lahan milik Hardi yang luasnya mencapai 1.600 meter persegi. Lahan yang akan dibeli ini nantinya akan digunakan untuk membuat gerbang baru di samping sekolah, karena gerbang lama mengarah ke lahan milik Hardi.
Menurut Supriyadi, yang rumahnya berada di samping SD Negeri Lengkong Karya, masalah ini terjadi karena Hardi dongkol hanya menerima janji Pemkot Tangsel untuk membeli lahannya yang dipakai untuk jalan masuk sekolah. Janji itu disampaikan pemkot sejak 2015 namun tak kunjung dibayar.
"Kemarin kan itu masalah jalan belum beres mau digali gorong-gorong dan ga izin itu yang jadi masalah ini dipager. Dia kesel jadinya," ujar Supriyadi yang mengaku sebagai orang kepercayaan Hardi pada Ahad,16 Juli 2023.
Rencananya, tembok yang saat ini menutupi sekolah SDN Lengkong Karya ini akan ditutup secara permanen oleh Hardi.
Pemkot Tangsel Lirik Tanah Milik Supriyadi
Pemkot Tangsel memutuskan untuk memindah akses masuk sekolah lewat tanah di depan rumah Supriyadi. Pria itu pun mengatakan sudah berkomunikasi dengan pihak Pemkot Tangsel yang nantinya akan membeli lahan miliknya seluas kurang dari 20 meter persegi.
"Saya jual juga pasti ada oret oretan lahan saya kurang lebih hanya 20 meter. Rp 7 juta saya minta per meter, karena kan itu saya ga niat jual. Itu di depan rumah saya terpaksa karena tanah segitu-gitunya," kata dia.
Supriyadi juga minta jika lahan tersebut sudah dibeli Pemkot Tangsel tetap bisa digunakan bersama. Dia khawatir Pemkot Tangsel akan memagar tanah itu sehingga dia dan keluarganya kehilangan akses keluar masuk rumah.
"Iya, mau saya dipake bersama dengan catatan jalanan tetep apa adanya. Kalau ditutup, saya ga mau lah, saya mau lewat mana? Masa saya jual, saya ditutup. Takutnya kan saya jual ntar malah dipager kan nyari penyakit," kata dia.
Pilihan Editor: Wali Kota Tangsel Ungkap Rencana Baru Pembebasan Tanah Akses Jalan Sekolah, Warga: Janji Doang