Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
DENGAN tenang Wyi memegang erat tangan seorang gadis cantik sambil menyibak kerumunan orang. Si gadis, yang berpakaian agak seksi, tampak rikuh karena banyak mata yang memelototinya. Di tengah ratusan penonton yang menyaksikan pertunjukan dikir barat di Stadion Mohammad IV, Kelantan, tingkah sepasang remaja ini memang tampak mencolok. Soalnya, pengunjung lainnya, baik tua maupun muda, cukup tertib. Anak-anak muda lainnya bisa menahan diri. Mereka cuma berani melirik gadis-gadis dari jauh. Jarang sekali yang nekat bergandengan tangan, apalagi berpelukan seperti biasa dijumpai dalam pertunjukan dangdut atau layar tancap di pinggiran Jakarta. Tapi Wyi cuek saja. ”Kami tidak berdua-duan. Ini kan berada di keramaian,” kata Wyi, 20 tahun, sambil tersipu-sipu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo