Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KEMENANGAN Partai Islam Se-Malaysia (PAS) di Kelantan pada 1990 bukan cuma menaikkan Tok Guru Nik Abdul Aziz bin Nik Mat sebagai menteri besar negeri ini. Wajah masyarakat di sana berubah total setelah syariat Islam dipancangkan. Di mana-mana wanita selalu berkerudung. Dan malam menjadi sepi karena tempat hiburan hanya berani buka secara tersembunyi.
Para pejabat mencoba menjauhi keserakahan. Mereka rela gajinya dipotong demi partai dan masyarakat. Pun di Terengganu, yang tiga tahun silam mengikuti jejak Kelantan.
1990 24 Oktober 1990 Tiga hari setelah menjabat Menteri Besar Kelantan, Nik Aziz mengumumkan pemotongan gajinya sebagai petinggi. Sebanyak 40 persen gajinya akan disumbangkan buat partai dan 5 persen lagi untuk kas negeri. Oktober 1990 Serangkaian gebrakan dilakukan Nik Aziz di awal pemerintahannya, antara lain:
- Menjauhkan uang negara dari riba dengan memindahkannya ke bank nonbunga.
- Semua gaji wakil rakyat PAS dipotong 20 persen untuk disumbangkan ke partai.
- Menghapuskan beberapa hak istimewa wakil menteri besar.
- Membentuk pegadaian Islami yang bebas riba dan bunga.
- Untuk menghargai wanita, nama pasar di Kota Bharu diubah menjadi Pasar Siti Khadijah.
- Memberantas pelacuran dengan membongkar paksa rumah-rumah bordil.
November 1990 Gebrakan dilanjutkan pada bulan kedua pemerintahan PAS di Kelantan, di antaranya:
- Melarang praktek unisalon. Wanita tak boleh memotong rambut pria dan sebaliknya.
- Memperbanyak papan nama Islami. Sebagai contoh, nama Pantai Cinta Birahi tidak boleh dipakai lagi, diganti dengan Pantai Cahaya Bulan.
- Memperpanjang cuti bersalin, dari 40 hari menjadi 60 hari.
- Menertibkan pertunjukan dikir barat (mirip serampang dua belas di Aceh). Liriknya tak boleh mengandung takhayul dan penyanyinya tidak boleh wanita.
- Mewajibkan muslimah Kelantan berkerudung.
1992 1 Januari 1992 Perjudian dilarang di Kelantan. Awalnya, tak sedikit tauke judi yang bertandang ke rumah Menteri Besar untuk melobi. Karena Nik Aziz bersikap tegas, mereka pun pasrah.
7 Oktober 1992 Semua izin jenis permainan video dan biliar di Kelantan tidak lagi diperbarui.
1993 Mei 1993 Pemerintah Kelantan mencabut izin semua klub malam. Alasannya, selain mereka melanggar jam pertunjukan, penontonnya selalu ikut berjoget dan para penyanyinya berpakaian seksi.
9 Mei 1993 Nik Aziz melarang pergelaran wayang kulit, yang banyak diminati rakyat Kelantan.
1 Juli 1993 Sebanyak 44 izin menjual arak dibekukan. Hanya enam kios arak yang diperbolehkan dan khusus melayani warga nonmuslim.
23 November 1993 Dewan Undangan (parlemen) Kelantan menyetujui hukuman hudud (potong tangan) dan kisas (hukuman setimpal dengan perbuatannya). Pada 21 Maret 1994, Nik Aziz menyerahkan keputusan ini kepada Perdana Menteri Mahathir Mohamad. Tapi, lewat surat resmi pada 15 Juli 1994, Mahathir menolak penerapan hudud dan kisas di seluruh Malaysia.
1994 Februari 1994 Pemerintah Kelantan melarang pertunjukan makyong, sebuah drama rakyat yang diselipi tarian, nyanyian, dan lawakan. Alasannya, pakaian para pemainnya mengumbar aurat.
Februari 1994 Pengobatan main puteri dilarang. Ini merupakan cara penyembuhan penyakit lewat dukun yang biasa dilakukan masyarakat Melayu Kelantan dan Terengganu.
1999 November 1999 Terinspirasi oleh kemenangan PAS di Kelantan, akhirnya partai ini juga unggul di Terengganu pada Pemilu 1999.
30 November 1999 Pemerintah Terengganu membuka kembali permohonan kepemilikan tanah yang sebelumnya dibekukan.
2000 31 Maret 2000 Pembekuan enam lisensi perjudian dan puluhan izin penjualan minuman keras di Terengganu. Dari sekitar 40 kios arak yang ada, cuma 8 yang diperbolehkan berjualan, khusus untuk melayani warga nonmuslim.
November 2000 Menteri Besar Terengganu memutuskan untuk tidak menempati rumah dinas demi menghemat biaya negara.
2002 April 2002 Parlemen Terengganu menyetujui hukuman hudud dan kisas. Tapi penerapannya masih menunggu restu Perdana Menteri Mahathir Mohamad.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo