Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Tiba-Tiba Dan Darurat

Bagi masyarakat pontianak siaran TV dari Malaysia dan Singapura merupakan hiburan sehari-hari. Tapi, kini, melalui pemancar darurat, mereka telah dapat menikmati siaran TVRI Jakarta.

9 April 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEBERAPA kota ternyata tak sabar lagi untuk menangkap siaran TVRI Jakarta, meski stasion relay di daerahnya belum rampung. Pontianak, ibukota propinsi Kalimantan Barat, selama ini lebih akrab dengan siaran televisi Malaysia atau Singapura. Tapi pertengahan Maret lalu, agak kaget tiba-tiba siaran dari Jakarta bisa tertangkap. Ceritanya begini. Pada suatu malam para pemilik televisi yang sedang asyik menikmati siaran Malaysia, jadi heran karena tiba-tiba muncul gambar lain di pesawatnya. Kemudian baru disadari bahwa itulah siaran yang datang dari stasion di Senayan Jakarta. Tapi itu bukan merupakan siaran yang dipancarkan dari stasion relay, melainkan hanya kebetulan dan masih bersifat darurat. Itu sebabnya tak ada maklumat sebelumnya. Akan halnya stasion relay, "Insya Allah bulan Juni ini baru bisa digunakan", kata A. adillah, dari kantor wilayah penerangan Kalimantan Barat. Sedangkan kekuatan pemacar darurat itu adalah 100 wat atau untuk jangkauan radius 40 Km. Dengan kata lain baru bisa ditangkap buat kota Pontianak dan sekitarnya saja. Tapi itu sudah cukup membuat kewalahan pedagan pesawat televisi di Pontianak. Tak lebih dari 4 hari persediaan mereka habis. Sejak Nopember 1975 sampai pertengahan Maret lalu, pemilik TV yang terdaftar di Pontianak berjumlah 1014. Namun menurut taksiran kepala kantor pos Pontianak Untung Subroto: "jumlah TV di sini ada sekitar 3 ribuan". Selama ini memang belum ditarik iuran, karena siaran yang ditangkap masih dari negara jiran. Bagaimana bisa ada perbedaan antara jumlah yang terdaftar dan taksiran itu diduga karena adanya pintu dari peiabuhan alam di Teluk Air. Penduduk membeli pesawat-pesawat gelap itu dari anak anak kapal asing yang berlabuh di sana untuk memuat kayu. Untuk hal ini Untung mengingatkan: "Sebaiknya pesawat itu didaftarkan dan yang beli tentu bisa minta bukti bahwa memang beli barang itu di sana". Apa mendesaknya agar siaran Jakarta segera masuk di daerah ini, kiranya bukan cerita baru. Kebanyakan penduduk turunan Cina, selama ini memang cukup puas menangkap siaran Singapura - terutama yang berbahasa Mandarin. "Kalau tak cepat diatasi mereka tentu lebih sering ingat tanah leluhurnya" ujar seorang pejabat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus