Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Genderang perang itu ditabuh di mana-mana. Di gedung parlemen, di ruang seminar, dan di jalan-jalan. Berdentum-dentum dan semakin lama semakin keras. Sang musuh adalah Presiden Abdurrahman Wahid. Senin pekan lalu, ekonom Sjahrir mengangkat pedang dan menyatakan diri oposisi Abdurrahman. "Saya kini menjadi salah seorang yang ingin kekuasaan Gus Dur dihentikan secara konstitusional," kata Sjahrir.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo