Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Menggelinding dengan Aman dan Menyenangkan

Siap jatuh merupakan saran yang kerap disampaikan para pesepatu roda hingga pelatih kepada pemula yang baru belajar menggelinding. Pemula harus mempelajari sejumlah teknik dasar, dari posisi jatuh yang benar, berdiri, hingga mengerem.

22 Mei 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Komunitas Jogja Fun Skate meminjamkan sepatu roda untuk publik yang ingin mencoba.

  • Berdiri stabil dengan sepatu roda menjadi latihan wajib untuk keseimbangan.

  • Marina Tasha menyarankan pemula belajar dari pemain profesional.

Jalanan sepanjang Malioboro terbebas dari kendaraan bermotor sedari pukul 18.00 hingga 22.00, Selasa, 17 Mei 2022. Namun lalu lintas tetap padat karena kehadiran pejalan kaki. Momentum itu digunakan sejumlah komunitas dan klub sepatu roda di Yogyakarta untuk membelah jalanan Malioboro dengan sepatu roda mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada sekitar 15 orang yang mengikuti acara Rolling Akbar malam itu. Acara itu diadakan untuk merespons sejumlah pesepatu roda yang dinilai publik berlaku seenaknya di jalanan. Beberapa di antara mereka mengenakan rompi warna hijau dan oranye ngejreng yang akan menyala saat terkena sinar lampu. "Cuma sebentar karena, setelah jam 10 malam, kan jalan di sini sudah dibuka (untuk kendaraan bermotor)," kata koordinator acara, Kevin Andy, 25 tahun, saat ditemui Tempo di Malioboro, Yogyakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kevin adalah pengurus Jogja Fun Skate, komunitas sepatu roda tertua di Yogyakarta, yang berusia delapan tahun. Jumlah anggotanya sudah mencapai 100 orang, meski yang aktif hanya 20-an orang. "Karena kebanyakan pendatang, seperti mahasiswa dan perantauan. Banyak yang sudah berkeluarga juga atau pulang ke tempat asal," kata Kevin, yang bergabung dengan klub itu pada 2019.

Komunitas dan klub sepatu roda Yogyakarta bersiap melakukan Rolling Akbar di Malioboro, Yogyakarta, 17 Mei 2022. TEMPO/Pito Agustin Rudiana

Kegiatan rutin mereka adalah rolling tiap Sabtu pagi di Lapangan Minggiran, Yogyakarta. Lapangan itu menjadi tempat awal mereka meluncur dengan rute Alun-alun Selatan, Malioboro, Tugu, kemudian kembali ke Minggiran. Setidaknya 6-8 kilometer jarak yang mereka tempuh sejak pukul 07.00. Waktu selebihnya mereka gunakan untuk sharing bersama.

Kemudian esoknya, Ahad, pagi atau sore, mereka melakukan sesi main bareng di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman. Bukan hanya anggota sekomunitas yang terlibat. Mereka juga mengajak komunitas ataupun klub lain. Momen itu pula biasanya mereka gunakan untuk mencari anggota baru.

Bagi siapa pun yang tertarik, mereka meminjamkan sepatu roda untuk mencoba. Dari situlah akan terlihat mana yang memang berminat belajar sepatu roda dan tidak. Bagi yang berminat, biasanya mereka akan melanjutkannya dengan membeli sepatu roda dan bergabung untuk berlatih bersama. "Kalau enggak minat, kan enggak perlu beli sepatu. Sayang uangnya kalau enggak dipakai latihan," ujar Kevin, yang mengakui mahalnya harga sepasang sepatu roda.

Untuk bergabung menjadi anggota baru, menurut Kevin, tak perlu persyaratan. Tak perlu juga punya keahlian tertentu dalam bersepatu roda. Cukup mempunyai sepatu roda sendiri untuk berlatih bersama. "Justru kebanyakan yang bergabung adalah pemula yang benar-benar belum bisa, lalu latihan bareng hingga bisa." Usia anggota pun beragam, dari 4 tahun hingga lanjut usia.

Di komunitas, mereka dilatih gerakan dasar. Pertama, latihan keseimbangan dengan berdiri stabil menggunakan sepatu roda. Apabila belum mengenal sepatu roda, latihan ini bersifat wajib. Latihan keseimbangan bisa juga dilakukan di rumah. Pilihlah tempat berdiri dengan permukaan datar yang tidak licin, misalnya di atas rerumputan.

Kedua, latihan jalan. Latihan ini menggunakan teknik jalan penguin, yakni berjalan menggunakan sepatu roda dengan mengangkat kaki. Ketiga, latihan jatuh yang benar. Tubuh harus bisa menguasai kondisi ketika limbung dan akan jatuh agar mendarat dengan posisi yang tepat. Posisi yang dianjurkan adalah jatuh dengan bertumpu pada tubuh bagian samping.

Salah satu teknik mengerem dalam olahraga sepatu roda. TEMPO/Nita Dian

Sebaliknya, hindari jatuh dengan posisi tubuh ke belakang karena akan mencederai kepala, tulang belakang, dan tulang ekor. Jatuh dengan posisi tubuh ke depan dengan kedua tangan lurus menolak atau menjadi pijakan badan pun harus dicegah. Sebab, posisi itu akan mencederai pergelangan tangan dan siku. "Belajar posisi jatuh yang benar ini yang sering kali terlewatkan," tutur Kevin.

Keempat, latihan teknik mengerem. Caranya dilakukan dengan memposisikan kaki seperti bentuk huruf “T”, atau dikenal dengan istilah T-stop, yakni posisi satu telapak kaki lurus ke depan dan telapak kaki lainnya menyamping. Fungsi satu kaki yang lurus ke depan sebagai tumpuan meluncur, sementara kaki yang menyamping untuk menahan gaya dorong. "Dan kalau ngerem, harus memperhitungkan jarak. Jangan mendadak."  

Pengereman mendadak akan membuat badan berputar dan biasanya kemudian terjatuh. Karena itu, pengereman perlu dilakukan secara bertahap. Adapun untuk pengamanan, sebaiknya gunakan alat pelindung, seperti helm serta decker untuk lutut, siku, dan tangan. "Yang penting, jangan takut latihan. Kalau takut duluan karena takut jatuh, malah susah. Mending latihan rutin."  

Pendiri sekolah sepatu roda Skatelovers, Marina Tasha, juga mengatakan bahwa hal paling utama yang perlu dipunyai pemula adalah siap jatuh. "Kalau takut jatuh, ya, mendingan jangan dulu. Siapin mentalnya," kata wanita yang akrab disapa Acha ini.

Pelatih sekolah sepatu roda Skatelovers, Marina Tasha, di toko Skatelovers, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten, 20 Mei 2022. TEMPO/Nita Dian

Acha menyarankan pemula belajar dengan orang yang sudah profesional dan memiliki kemampuan melatih. Menurut dia, meluncur dengan lancar dan melatih sepatu roda adalah skill berbeda. Apalagi olahraga sepatu roda rawan terjadi kecelakaan sehingga pengajaran harus detail.

Pemula, kata Acha, juga harus mengikuti kelas dari dasar. Ia tak mempermasalahkan jika mereka ingin mengulik berbagai macam trik. Hal yang terpenting, pesepatu roda sudah memiliki fondasi kuat, misalnya kekuatan kaki dan keseimbangan. "Mau belajar loncat-loncat, basic-nya harus kuat dulu. Tahu balance yang benar. Jadi, latihannya sesering mungkin," ucapnya.

Acha pun mewanti-wanti pemula agar melengkapi tubuhnya dengan alat pelindung, seperti helm, pengaman lutut, dan siku. Pasalnya, pesepatu roda, terutama pada jenis quad skate, rawan jatuh ke belakang. Selain itu, pemanasan menjadi poin yang tidak boleh terlupakan. "Stretching kepake banget buat gerakan sepatu roda, misalnya ini diputar, kepala, kaki, dan sering-sering squat."

FRISKI RIANA | PITO AGUSTIN RUDIANA (YOGYAKARTA)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Friski Riana

Friski Riana

Reporter Tempo.co

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus